|01

16 1 0
                                    

"Jung hyunji" panggil seorang wanita berambut panjang dengan tangan yang menekuk memegang pinggang. Ia berdecak kesal sembari setia memegang lap meja.

"I-iyaa" jelas sekarang, wajah gadis yang sedang dipanggil itu berubah menjadi pucat. Ia menjadi gugup karna mendengar nada panggilan yang cukup tinggi dari atasannya itu.
Baru berjalan dua langkah, ia kemudian terhenti dengan seluruh pikirannya dan berusaha fokus pada apa yang dia lihat sekarang.

"Sudah, biar aku saja. Kau bersihkan meja no 5 itu" gadis dengan panggilan hyunji itu menghela napas lega karna atasannya tidak jadi memarahinya di depan banyak umum. Padahal, pikirannya sudah kemana-mana tadi.

"Ada apa ji? Kenapa melamun terus. Bahkan kau tidak mengerjakan tugas mu dengan benar" tanya park hyemi alias atasan nya itu.

"Eoh, aku minta maaf eonni. Pikiran ku sedang kemana-mana tadi. Sekali lagi maaf" ia membungkukan badannya berkali-kali sebagai rasa penyesalan karna telah mencapuri urusan lain dengan pekerjaannya. Itu adalah sebuah kesalahan yang fatal.

"Tak apa, lain kali ceritakan saja padaku. Kenapa sekarang kau bermain rahasia dengan ku eoh?" Senyum pun tercipta di wajah cantik wanita bernama park hyemi itu. Ia bahkan, tak tega sekalipun memarahi gadis yang telah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Hyunji hanya mengagguk canggung sambil melanjutkan pekerjaannya. Tak terasa sampai matahari telah tenggelam dan digantikan dengan cahaya rembulan. Jam pun menunjukan pukul 10 tepat. Sudah saatnya kafe ini tutup sesuai jadwalnya.

"Mau pulang bersama?" Tanya park hyemi sambil mengambil tasnya.

"Hmm tak usah eonni. Aku akan pulang seperti biasa saja" balas hyunji sambil berpikir karna ia tengah menyusun sebuah rencana.

"Yakin?" Ujar hyemi sekali lagi.

"Ya, aku juga ingin pergi ke supermarket dulu. Ada yang ingin ku beli" dengan meyakinkan hyemi, akhirnya wanita itu mengerti.

"Kalau begitu, aku duluan ya"

◻◻◻

Hyunji harus menaiki bus lalu berjalan sekitar beberapa meter dari pemberhentian bus untuk sampai di rumah. Rumah yang begitu sederhana sekedar untuk dijadikan tempat yang nyaman saat akan melepas lelah.

Meskipun ia sebenarnya memiliki rumah yang lebih layak dari itu tapi, ia sungguh hanya ingin membuktikan kepada orang tua nya bahwa ia mampu bertahan hidup sendiri tanpa harus mendengar kalimat tinggi dari orang tua nya.

Seingat nya, dulu ia tinggal di lingkungan yang cukup sempit dan jarang sekali orang dengan pakaian berjas rapi bisa datang ke tempat ini.

Ya meskipun zaman terus berubah, ia masih tidak percaya bahwa didekat lingkungan tempat tinggalnya itu sudah memiliki pub atau club malam atau apalah itu. Dia bahkan tidak mau terlalu memikirkan hal itu. Sudah ratusan kali ia berpikir untuk pindah dan mencari tempat lain, tapi finansialnya berkata lain.

Sesuatu yang sangat ia benci sejak kecil selain club adalah orang yang datang kesana ntah sekedar minum-minum atau hal yang lainnya. Sungguh ia benci akan hal itu.

Terlebih, sudah beberapa hari ini ia harus dihantui oleh seorang pria yang selalu berdiri di tiang lampu jalanan dan keadaan mabuk. Kenyataan tentang lampu jalanan yang harus tepat berada di depan gerbang pagar rumah nya pun harus ia terima sedemikian mungkin.

"T-tolong aku"

Oke, ia mulai benci dengan bagian ini. Sudah berhari hari ia harus mendengar kata tolong dibalik tiang lampu jalanan.

"K-kumohon tolong aku"

Itu terdengar sangat menyeramkan apalagi di tengah malam seperti ini. Rasanya hyunji ingin berteriak minta tolong juga tapi itu ide paling bodoh sebenarnya.

"N-nona... aku minta air"

Kemudian langkahnya terhenti setiap kali pria itu berkata prihal meminta air. Jujur, hyunji malah dibuat berpikir berulang kali padahal otaknya sudah sangat lelah.

"T-tolong aku, aku butuh air sekarang—"
Mau tidak mau, hyunji harus berhenti dan menengok lagi ke arah yang sama. Oke, beberapa hari yang lalu juga ia harus diam berpikir sejenak dan berusaha menolong pria itu dengan memberikan air lalu kabur mengunci diri dalam kamar.

Tapi, malam ini agak sedikit berbeda. Ia harus meneguk salivanya kasar dan menahan detak jantung yang tak karuan.

Pria itu maju selangakah dengan gontai ke arah hyunji sambil sebelah tangannya setia memegang tiang lampu jalanan itu. Pencahayaan sangat redup dan rambut hitam lurus yang menutupi maniknya.

Yang membuat ia sedikit terkejut adalah kemeja berbahan satin dengan paduan warna coklat dengan biru dan sedikit pernak pernik yang mengkilap disertai dua kancing atas yang telah terbuka.

"Kumohon tolong berikan aku air nona"

Ucap nya sambil mengangkat ke atas wajahnya sambil sedikit memberikan senyum yang sangat tak dimengerti.

Pria itu maju lagi selangkah hingga sejajar dengan cahaya lampu dan membuatnya terlihat lebih jelas. Tiba-tiba sebelah tangannya menyibakan poni depan dan memperlihatkan kening mulus itu.

Bahkan hyunji harus mematung setelah melihat manik pria itu cukup lama dan dibuatnya pening lagi.

"K-kim taehyung?"

"K-kim taehyung?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KIM TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang