"AW!"
Pekik Lala keras ketika sesuatu menghantam kepalanya saat ia melintasi koridor kelas 11 IIS 1.
"Yah, goblok. Itu bola bekelnya Naya." Maki Januar pada Revo, salah satu murid kelas 11 IIS 1 yang tadi melempar bola bekel ke arah Lala.
Revo melempar bolanya terlalu keras sehingga Januar menghindar. Bola itu pun melambung ke luar pintu kelas dan mengenai Lala yang kebetulan sedang lewat di depan kelas Januar dan Revo.
"Siapa suruh ngga lu tangkep, tolol." Balas Revo.
Januar cepat-cepat keluar kelas dan celingukan mencari bola bekel berwarna biru terang yang dihiasi ornamen bunga di dalamnya.
"Orang tolol mana sih yang main bola bekel dilempar-lempar?!" Maki Lala sembari mengelus kepalanya.
Pandangan matanya mengekori seorang laki-laki yang baju seragamnya sudah tidak karuan sedang celingukan mencari bola bekel berwarna biru yang tadi sempat mengenai kepalanya.
"Woy! Gue ngomong sama lo, ya!" Maki Lala lagi.
Lala hendak menghampiri Januar tetapi Reina yang berdiri di sampingnya segera menahan lengannya.
Januar meliriknya sekilas lalu kembali membuang wajahnya. Membuat Lala memekik tak percaya.
Januar membungkuk lalu bangkit dengan bola bekel biru di tangan kanannya.
"Sorry ya, La!" Seru Revo dari dalam kelasnya.
"Sorry." Ujar Januar melewati Lala begitu saja.
Lala segera menarik seragam Januar, membuat laki-laki itu kembali menghadapnya. Permintaan maaf dari dua orang itu cukup menyulut emosi Lala.
"Ngga ada akhlak ya lo. Minta maaf apaan kayak gitu?" Cerocos Lala. Dadanya kembang kempis menahan amarah melihat perlakuan Januar yang menurutnya 'akhlak-less'.
"Terus gua harus gimana? Sujud di kaki lu?" Balas Januar ikut sewot.
"Ya yang bener dikit, kek. Ga ada rasa bersalahnya banget jadi orang. Heran gue." Hardik Lala sembari berkacak pinggang.
"Astaga, gua kan udah minta maaf. Lagi pula juga bukan gua yang ngelempar bolanya." Januar mendesah, malas berdebat dengan gadis di hadapannya.
"Ck. Batu lo, ya. Ga tau cara minta maaf yang bener?" Sahut Lala lagi, masih mengomel.
Januar mendesah pelan lalu mengalihkan pandangannya ke dalam kelas, melihat Revo yang malah asik dengan ponselnya.
"Revo. Sini lo, Bangsat." Pekik Januar.
Tak lama kemudian Revo keluar.
"La, sorry, ya. Si Janu emang tolol ngga bisa nangkep bola." Revo cengengesan lalu merangkul Januar dan menepuk-nepuk bahunya.
Januar menahan dirinya sendiri yang hendak mengeluarkan sumpah serapah pada Revo. Ia mendecak pelan, tidak ingin memperumit masalah.
"Maaf." Ucap Januar. Singkat. Padat.
Lala menatap Revo dan Januar malas.
"Lain kali jangan tolol-tolol banget lah jadi orang." Lala menarik tangan Reina kemudian berlalu dari hadapan Revo dan Januar yang membelalakkan matanya dan menatap punggung Lala kesal.
Gila. Pikir Januar, sama sekali tidak terima dihardik oleh gadis itu.
Mata Januar melebar. Ia hendak melangkahkan kakinya untuk menghampiri Lala namun segera diurungkan Revo karena laki-laki itu menyeret Januar untuk kembali ke kelas mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/208551308-288-k115775.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost. [Lee Jeno Fanfiction]
Fanfiction"Hah?" "Mau baso aci, ngga?" Januar mengulangi pertanyaannya. Déjà vu. Lala teringat percakapannya dengan Januar di toko buku tempo hari. "Bercanda?" Tanya Lala, memastikan. "Ngga mau?" Januar balik bertanya. "Bukan gitu. Lo ngga salah, nih?" Lala d...