"Dan pada akhirnya mimpi2 itu hanya sebuah kebohongan,meninggalkan jejak tak terlihat disudut mata,jika saja kau tidak termakan rayuannya mungkin kau sudah bisa berjalan lagi bahkan melarikan diri,tapi lagi dan lagi kau tertipu Mimpi itu benar2 menipumu dan kau bodoh."
"Jika kau tau banyak orang berharap banyak pada mimpi,sama akupun begitu tapi itu dulu sebelum aku tau bahwa semua itu menipuku bahkan berkali kali..."
"tiba-tiba kau merasakan ada sebuah tangan yang menutup telingamu,saat kau hendak menengok kebelakang,sebuah suara mengejutkanmu."
"jadi kau benar-benar takut pada kembang api?,aku mengerutkan dahiku.,,apa yang dia bicarakan,,(pikirku dalam hati)."
"malam itu,ku pikir kau hanya pura-pura dan ingin mencari perhatian ku saja,,,,maaf sudah salah faham, lanjutnya."
"aku tidak menjawabnya lagi,ku lanjutkan melihat kembang api yang sedang berlomba mengeluarkan suara-suara menyebalkan."
"terimakasih,ucapku setelah pertunjukan kembang api itu usai,"dan apakah aku seburuk itu?" Tanyaku padanya."
"dia tak menjawab apapun."
"aku tidak pernah berfikiran selicik itu,dan ku kira itu sudah berlalu,"lanjutku sebelum ku beranjak dan meninggalkan tempat menyebalkan disebelahnya itu."
"Kau tau seberapa banyak dia membenciku,dia bahkan menuduhku ikut terlibat dalam kaburnya Sela di pernikahan mereka,,,"Hana berucap lalu menatap langit-langit kantor."
"Apa! Si brengsek itu,dia benar-benar..."geram Arjuna."
"Kau juga brengsek...kalian sama saja bukan,kau dan dia membuatku kehilangan..lirih Hana."
"Kalian....tunggu saja dilain waktu kalian akan merasakan sakit yang lebih lebih lebih dari apa yg aku dapat saat ini. "ucap Hana dengan sorot mata teduh namun menusuk."
"Kau mendokan kami bermasalah dimasa depan begitu...aku kakakmu balas Sela tak terima."
"Tentu saja,kau pikir aku akan mendoakan baik kepada orang jahat seperti kalian ck...mimpi saja dan tunggu saja sakit itu datang ucap Hana sebelum pergi meningalkan kaka dan 'mantan' tunangannya."
