Naurellia Zarayya,
Gadis berumur 16 tahun itu turun dari kamar lalu menuju ruang makan rumah mewahnya. Ia duduk di salah satu kursi dan mengambil breakfast miliknya lalu memakannya dalam diam. Ia tidak heran melihat sekeliling ruangan itu kosong dan sepi, papa mama nya pasti sudah berangkat pagi buta tadi, menyisakan ia dirumah bersama dengan belasan pembantu yang sejujurnya sebagian ia tidak kenal. Setelah selesai makan ia beranjak mengambil tasnya lalu berangkat ke sekolah.
Naurel berjalan kaki ke halte bus dekat rumahnya. Setelah beberapa menit menunggu bus sekolah itu datang. Naurel sedikit tergesa menaiki bus dan langsung duduk di kursi favoritnya, dekat jendela. Setelah memastikan semua naik sopir bus menjalankan busnya. 5 menit kemudian bus kembali berhenti, Naurel melihat arloji nya, sekarang pukul 06.45, tiba-tiba seorang remaja laki-laki duduk di kursi sampingnya. Naurel tersenyum tipis.
"Pagi Naurel... " sapa remaja itu riang
"Pagi juga Biel.. " seru Naurel tak kalah riang
"Selalu tepat ya Biel" goda Naurel
Abiel hanya tersenyum lebarAbiel Rhaksa Karenza,
Sahabat Naurel sejak kelas 2 SMP. Mereka pertama kali bertemu di bus sekolah, saat itu Abiel baru pindah ke kota tempat Naurel tinggal, Abiel lupa membawa kartu bus sehingga ia dicegat oleh sopir bus. Naurel yang melihat itu berbaik hati membantu Abiel dan mereka mengobrol setelahnya. Sejak itulah mereka bersahabat.Mereka sering mengobrol, mulai dari hal penting hingga hal yang tidak penting sekalipun. Namun saat ini Abiel menanyakan sesuatu yang sedikit menyinggung.
"Nau, kamu kan... Orang kaya. Kenapa kamu setiap berangkat ke sekolah mau-maunya naik bus, kenapa gak nyetir mobil sendiri atau diantar supir?" tanya Abiel penasaran
Entah mengapa air muka Naurel berubah tiba-tiba dari ceria menjadi muram dan sendu. Abiel mengenyrit bingung, beberapa detik hening hingga akhirnya Naurel menghela nafas kasar.
"Aku lebih milih naik bus karena aku gamau ngerepotin orang. Aku juga gasuka selalu diantar jemput kayak anak manja, lagipula aku bisa lebih sehat karena jalan kaki dari rumah ke halte" lirih Naurel
"Dan aku juga gasuka kamu bilang aku kaya, gausah bahas itu lagi! " tegas Naurel kesal.
Abiel menggaruk tengkuknya gugup "Iyaa.. Aku minta maaf"
Naurel hanya mengangguk dan tersenyum. Tanpa Abiel sadari senyum Naurel berbeda dari biasanya, senyuman lirih karena menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Au Revoir 🇫🇷
Short Story"Abiel Rhaksa Karenza, Au revoir :)" "Au revoir, Naurellia" lirih Abiel ✒Oneshot story