prolog

14 2 0
                                    

-Instagram, tempat di mana orang membagikan kesehariannya kepada dunia seperti buku harian. Tanpa sadar kalau diri nya terekspos.-


Senin, 15 Juli 2019
17:35
Jederrr, suara petir menyambar, menutupi lagu why yang dinyanyikan bazzi. Hmpp kami seperti keempat remaja yang sedang menggalau. Tapi lebih tepatnya sih Kami sedang melakukan aktivitas masing-masing. Paulin fokus pada layar laptop nya, Rhoda sibuk memainkan ponsel nya, dan Alesha sedang mengaduk kopinya yang baru saja ia buat. Sedangkan aku, aku hanya bermalas-malasan dengan meringkuk di balik selimut dengan ponsel berada di samping kepalaku.

Ting!

Keempat hp Kami berdenting bersamaan, 'Halogue254 wants to follow you'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keempat hp Kami berdenting bersamaan, 'Halogue254 wants to follow you'

"akun Halogue254, ini foto paan?" Tanya Rhoda yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.
"Jangan dibuka!!" Cegat ku, tapi ia hanya cuek bebek dan boom
"Jir gila, F@#k" ia melempar hpnya dengan rahangnya yang terbuka.

" Udah dibilang jangan buka" oceh Alesha sambil memegang ganggang kopinya yang setengah penuh
"Burung siapa ancur, sinting" dengan Ekspresi jijik Rhoda mendecakan lidahnya.

"Comeback ya haha" ucap paulin dengan santai, ia justru tertawa.
"Dulu dia pake akun generation25 kan, tapi abis itu langsung dia apus account nya" sambung ku sambil mematikan lagu yang mengalun dari tadi.

"Gw gak ngerti sih sama taktiknya. Dulu setahun yang lalu, kelas 9, dia kan kirim pas kita udah mau graduation, yang whiches mean sekalipun guru-guru tau kasusnya gak bakal diselesain, tapi kali ini dia kirim di awal semester nantang juga nih anak!" 

Alesha hanya memandangi pembicaraan kami sambil menyeruput kopinya sedangkan Rhoda hanya bisa diam mungkin shock dengan matanya yang baru saja 'terberkati'.

"Sebenernya dulu Aku pernah coba terror dia" kataku sambil menopang dagu
Mata Alesha terbelalak "kayak gimana?!"
"Awalnya sih kubilang 'hi' Cuman gak dibales, gw geregetan jadi gw kirim lagi 'siapapun Lu gw bakal cari Lu!' terus dia block gw, gak lama dia hapus accnya"
"Gila cari mati Lu tha" sentak Rhoda

"Pfft, Cara Lu kacangan tha" celetuk paulin
"Iya deh..." Kataku sambil memanyunkan bibirku.
*
*
*
Jumat, 19 Juli 2019
6:30
Kalau di sekolah kalian, jam setengah tujuh masih sunyi senyap, bersyukurlah. Berbeda dengan sekolah kami dimana koridor sudah dipenuhi siswa-siswi yang mondar mandir entah kemana.

 Berbeda dengan sekolah kami dimana koridor sudah dipenuhi siswa-siswi yang mondar mandir entah kemana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihat papan penguguman lengkap dengan peraturannya yang menjuntai kebawah. 4 peraturan diatas salah satunya.  Okey, kuakui Santa Raffles memang cukup 'ekstrim' dalam mebuat peraturan. Tapi Aku sendiri juga tidak tahu apa yang membuatku bertahan untuk sekolah di tempat ini selama 4 tahun.

7:00
"Selamat pagi semuanya. Untuk anak kelas 10 semoga 3 hari MPLS bisa berguna untuk kalian. Dan juga untuk mengetahui peraturan lebih lanjut dimohon untuk membaca papan penguguman" Kata Alex di podium

"Buset, baru masuk peraturannya makin gila" dua murid tepat dibelakangku mengomel.
"Heh kamu yang disana jangan ngobrol!" Teriak seorang kakak kelas perempuan berkacamata
"I-iya kak"
"Huh dasar kalo Bukan Karena kak Alex yang di depan muak banget liat wajah kak mari" dumelnya dalam suara kecil. Aku mengernyitkan dahiku, dan mengisyaratkannya untuk diam.

Kalau kebanyakan siswi di sekolah ini menyukai Alex, tentu saja, ia seorang cassanova, seperti cerita wattpad pada umumnya. Menurut korbannya sendiri, ia memiliki pundak yang atletis, dada bidang, mata yang menatap jiwa 'asoyy', dan hidung yang mancung. Ya emang ganteng sih, tapi bukan tipe ku hehe.  Tapi terlepas dari itu menurutku untuk sampai di posisi OSIS itu tidak mudah. Selain nilai akademis yang tinggi, OSIS tidak boleh mendapat poin pelanggaran. Dengan lain kata mereka harus memiliki logic, dedication, dan progress.

Mungkin beda dengan Maria, yap wakil ketos yang barusan memarahi siswi yang tepat di belakangku. Banyak yang menjulukinya MPN alias 'malaikat pencabut nyawa'. Aku tidak perlu menjelaskan lebih lanjut lagi bukan?

"Setelah barisan dibubarkan diharap semua murid masuk ke dalam kelas dan memulai pembelajaran seperti biasa." Lanjut Alex

Kami kembali ke kelas Kami masing-masing. Seperti kelas pada umumnya lah. Berisik.

"Woi, udah dateng!" Teriak seorang murid yang buru-buru menuju bangkunya. (Aku yakin semua murid di dunia juga pernah melakukan ini)
Suasana kelas yang awalnya tidak kondusif berubah 180 derajat. Kami membungkuk dan mengucapkan salam. Aku dapat melihat tatapan Ms. Sheryl secara kritis terhadap kami. Bermakna seperti kami sekumpulan murid munafik.

9:30
Pelajaran berlangsung damai, guru keluar kelas dan yah kami kembali ke rutinitas. Istirahat. Setidaknya tenang tapi tidak sampai Pak Rama datang.

"Ini hape saya sita!" Sentak pak Rama, tanpa babibu meninggalkan ruangan. Semuanya diam seribu bahasa sambil menatap satu sama lain penuh arti.

"Anjir, dasar guru BK belaga melebihi kepala sekolah ancur!" Umpatnya
"Ah elah, Ryder-Ryder sebelum Kita lahir Tu guru tuh dah ada disini" timpal Allo

"Tapi gw heran gimana kakek tua itu bisa tau. Kecuali Lu yang kasih tau!" Sambil menunjuk ke arah Shane yang sedang memakan bekalnya.
Shane menatap Ryder dengan tajam "Kalo gw laporin Lu mau ngapa!" tantang Shane yang langsung berdiri dari kursinya.

Rahang dan tangannya mengepal, seakan siap memukul Shane kapanpun. Wajahnya memerah Karena harga dirinya yang tinggi.

"Woi, Ryder udah woi" cegat Allo sebelum Ryder berhasil memukul Shane kapan saja.

***
"Shane si bocah cepu, culun , penjilat guru. Mungkin dia dendem, karena kebanyakan kita ngebela Ryder. Ada kemungkinan kan kalo dia 254?" Tanya Rhoda dalam suara samar.
"Ish, jangan prasangka gak baek tau" tegur Al
"Posisinya yang kek gitu bikin anak kelas gak suka sama dia. Apalagi dia tuh mesum" sambung Rhoda.

Aku mencubit pipinya dengan gemas. "Sejak kapan Lu jadi tukang gosip hah?"
"Tapi Kalo dipikir lagi sih gak mungkin, Lu lupa Rho ortunya kan strict banget, apalagi maknya. Mampus lah kalo ketahuan. Gw jadi dia sih cari Aman"

Bel istirahat kembali berbunyi. Kelas kembali senyap. Berlanjut sampai jam pulang sekolah yang menyisakan PR kimia (menentukan banyak elektron valensi. Sebanyak 15 pg), Bahasa Indonesia (hikayat), dan membuat mind map biologi untuk pelajaran selanjutnya. Ini sih katanya belum seberapa, untung besok Hari sabtu.

***

























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOS:SAVE OUR SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang