Panas

3.5K 170 20
                                    

Namanya Mingyu. Gitaris band TRAUMA. Rambutnya hitam pekat, tatapannya tajam, senyum miringnya memikat. Tinggi, tampan dan berkulit tan kecoklatan. Definisi sempurna.

Siapa sih yang gak suka Mingyu? Gak ada. Lelaki penuh pesona, senyum tak pernah hilang dari wajahnya. Gigi taringnya yang menyembul, semakin membuatnya tampan. Semua orang terpikat oleh pesona Mingyu. Termasuk Minghao.

Seperti saat ini. Sekolahnya mengadakan festival musim panas. TRAUMA mempersembahkan penampilannya yang tak kalah meriah. Semua orang sibuk melompat, berteriak mengikuti irama lagu. Panas matahari tak menyurutkan semangat mereka. Air dingin sengaja di semprotkan untuk menambah kesenangan.

Semua personil TRAUMA basah kuyup. Bercampur antara keringat dan air dingin. Pandangan Minghao melekat pada Mingyu seorang. Rambut hitamnya yang basah, serta tatapan matanya yang tajam. Kaos putihnya basah, melekat di tubuhnya. Mencetak jelas badannya yang kekar.

Minghao menelan ludahnya kasar. Tak sadar bahwa penampilannya saat ini juga berantakan. Rambut hitamnya yang lepek, serta kaos putihnya yang kebesaran, sudah basah oleh air.

Minghao seakan tuli. Seluruh indranya hanya tertuju pada Mingyu.

Mingyu yang asik memetik gitar. Mingyu yang asik melompat. Mingyu yang asik tertawa. Mingyu yang asik bernyanyi.

Minghao merasakan tubuhnya memanas. Entah karena sinar matahari, atau karena nafsunya.

Mingyu dan Minghao bagai langit dan bumi. Mingyu sulit untuk di jangkau. Seakan eksistensi Minghao tak di sadari oleh cowok sekelas Mingyu.

Minghao cuman siswa biasa. Anak dance yang sering lomba di luar wilayah sekolah.

Gak ada yang tahu bakat Minghao. Hanya segelintir orang yang tahu. Itupun jika mereka melihat pertandingan team dance Minghao di luar sekolah.

Minghao cuman siswa biasa yang pendiam. Yang kalau di ajak ngomong, jawab seperlunya. Jarang aneh-aneh. Jarang suka orang.

Namun akhir-akhir ini jiwanya sedang bergejolak. Otak dan pikirannya hanya berpikir tentang Mingyu, Mingyu dan Mingyu.

Minghao gak sengaja lihat Mingyu main basket. Tiba-tiba jantungnya aneh. Minghao gak sengaja ketemu Mingyu di lorong sekolah. Tiba-tiba jantungnya aneh. Dan sekarang. Minghao ngeliatin Mingyu asik tampil di atas panggung. Lagi-lagi jantungnya aneh.

Entah sejak kapan Minghao suka sama Mingyu. Dia gak ingat. Yang jelas, jika mata Minghao ngeliat Mingyu di dekatnya, pasti jantungnya bakal bergetar aneh.

Mereka berdua gak kenal. Gak pernah ngomong. Gak pernah bertegur sapa. Tapi entah kenapa Mingyu familiar. Hatinya seakan tahu eksistensi Mingyu.

Aneh memang. Padahal mereka gak pernah ngomong. Mungkin Minghao aneh.

Suara sorakan penonton menyadarkan Minghao dari pikirannya.

"Last stage. Are you ready???"

Penonton semakin menggila. Minghao mundur selangkah. Menjauhi kerumunan.

"Here we go!!"

Suara musik kembali terdengar. Kali ini lebih cepat. Semua personil masih girang. Tak ada kata lelah di wajah mereka.

Minghao mengangguk-anggukkan kepalanya, mengikuti irama musik. Pandangannya tetap terkunci pada satu sosok. Mingyu.

Jemari Minghao ia gerakkan untuk menyisir rambutnya kebelakang. Menampakkan dahinya. Air dari rambutnya, mengalir di seluruh sisi wajahnya. Minghao tak peduli.

Suasana semakin intens. Para penonton berdesakan. Berteriak memanggil nama personil. Minghao berdiri seorang diri. Di belakang kerumunan. Tak melepaskan pandangannya sedetik pun dari Mingyu.

Panas | GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang