Rindu, perasaan yang sangat menginginkan sesuatu, bertemu, ingin memandang ( Melihat ), mendengar (suara) bahkan bercengrama.
Rindu, sangat membingungkan, dia rasa yang dianggap biasa namun bisa menyakitkan sedemikian rupa bagi pemiliknya.
Rindu sering disandingkan dengan cinta. Bagi pemabuk cinta, hidupnya akan otomatis diperbudak perasaan. Kadang begitu bahagia karena membayangkan jika akan terwujud, namun akan sangat menyedihkan ketika pesimis bersamaan menghampiri ketika rindu itu dirasakan.
Aku hanyalah gadis perindu, yang seringkali diperbudak cinta.
Kalian bisa dengan jelas menggambarkan bagaimana aku menjadi gadis yang begitu mudah merubah mood ku.
Kadang aku begitu bergembira, entah hanya sekedar mendapat balasan icon bibir yang maju diisi lambang love diujungnya. Begitu mudah aku bahagia. Sangat mudah, hanya gara-gara icon yang diciptakan dunia maya. Inilah kebahagian tanpa syarat yang bisa didapat dalam hitungan detik.
Kadang pula rasa sakit yang teramat sakit aku rasakan, ketika rindu tersampaikan namun tak mendapat balasan, seperti kata milenial saat ini. Pesan centang satu, ini tiba-tiba merubah isi hatimu. Semua terlihat tak baik seketika itu, resah mulai menyelimuti, berbagai pertanyaan mu ncul dan tentunya fikiran yang negative mulai memutari kepalaku
Semua hal jadi tak biasa lagi, rasa lapar tak terasa. Ya begini lah kekuatan maha dahsyat yang dimiliki mampu diciptakan oleh kata rindu.
Bagi perindu pemula pastinya ini sangat menyiksa, ya pemula... benar karena merindupun ada tingkatanya. Aku berkata benar, benar dalam pengalaman yang telah aku kecap. Aku pernah merasa sakit sesakitnya, dan gila segilanya oleh rindu yang kurasakan. Tapi saat ini diusiaku yang menginjak 30 tahun. Aku sudah cerdas dan cerdik dalam mengatur rindu, dan kadang kata rindu sudah tak memiliki arti bagiku. Terkadang memang kita terlalu naïf jika menganggap ini hal serius di usia yang telah dilalui.
Rinduku saat ini lebih kepada pengabdianku yang telah menjadi istri dari seorang pria yang dulu sering ku bombadir dengan kata rinduku, disetiap hariku.
Namun rinduku kini bukan untuknya lagi. Rinduku lebih banyak untuk buah cinta dari rindu kami yang begitu menggebu.
Ya rindu ku sudah berbuah cinta, putriku yang cantik. Bulat, putih, manis sepertiku.
Aku rindu kamu sayangku.. anakku yang mungil.
Namun tak bisa kupungkiri terkadang aku masih menyimpan rindu untuk suamiku, bagaimanapun juga rindu akan menjad pupuk subur bagi perjalanan cinta ini.
Tak ragu aku mengirim sebaris puisi untuknya, hanya ingin memastikan dia ingat dia sudah punya istri yang selalu menanti kepulanganya.
Begini caraku mengungkapkan rinduku padanya, kekasih hati ku :
Kemarin malam, kita menatap langit setelah hari berganti. Begitu indah, seklebat cahaya bagai bintang yang jatuh. Menyambar bumi. Kau tahu itu apa?
Itu rindu yang selalu ku titip ke langit untuk mu. Terlalu menyiksa jika ku bawakan langsung untukmu, jarak kau dan aku berpuluh kilo, dan malam tak mengijikan wanita sepertiku berkeliaran yang hanya berbekal rindu.
Begitu rindu menyiksa, hanya berbekal kata manis dan mencoba membayangkan kita bertemu dalam mimpi. Dan berharap waktu cepat berlalu untuk bisa mempertemukan ku denganmu, wahai pria yang kurindu.
YOU ARE READING
RINDU
Short StoryRasa yang tak bisa dimengerti. Rasa ini bisa membuat hatimu galau seharian atau malah kan memberi mood booster yang ga terduga.