Bau harum tanah yang sejuk menggelitik hidung, mendung gelap yang masih bertengger cantik di atas langit. Jalan setapak yang sepi menjadi perpaduan suasana yang begitu serasi.Seorang laki laki bertubuh jangkung berjalan melawati jalan setapak yang sepi. Lampu jalan yang temaram menami dalam setiap langkahnya.
Laki laki jangkung tersebut terus berjalan sampai ia berhenti didepan sebuah toko buku. Berdiam sejenak laki laki tersebut memasukkan tangan nya ke saku celana, mengambil sebuah kunci.
Ia mulai masuk ke dalam toko buku dan mulai menyalakan lampu. Ia mulai berjalan ke arah sebuah meja dekat meja kasir dan duduk disana sambil menelangkupkan keduatangannya sebagai bantalan kepala. Tanpa sadar ia tertidur.
.
Mulai mengerjabkan matanya dengan perlahan laki laki terbebut memandang ke penjuru arah toko buku, pandangannya berhenti kepada sosok perembuat berjilbab coklat yang sedang menyapu, tanpa sadar ia tersenyum.
"Ravn, selamat pagi"
"Pagi"
Ravn, laki laki jangkung yang sudah berada di toko buku sejak jam 4 dini hari. Ia selalu datang dini hari ke toko buku untuk membuka pintu toko.
Bukan tanpa sebab ia datang pagi sekali. Wanita yang sedang menyapu itulah alasan kenapa ia rela datang di pagi buta.
Jam munjukkan pukul 07.29, ia harus segera pulang. Ada hal penting yang yang menunggunya.
"Aku pergi dulu aila"
"Iya, hati hati"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
.
Brak
Si pelaku pembanting pintu hanya tertawa hambar, ia kemudian teringat ada hal penting yang harus disampaikan.
"Ravn, ada cafe baru yang baru dibuka seminggu kemarin" ucap lio dengan antusias. Wajahnya menunjukkan ketertarikan untuk mencoba bekunjung ke sebuah cafe baru yang baru dibuka dengan imajinasinya.
Ravn memutar kedua bola matanya bosan, sahabatnya satu ini yang ada dikepala hanya makanan dan gosip. Ia hanya geleng geleng kepala menanggapinya.
"Tidakkah kau ingin mencobanya, katanya item menu yang ditampilkan dan makanannya sama persis dan juga lezat" ujar lio, lio mulai gemas karna ucapannya tidak ditanggapi.
Kepala lio mulai berkedut "Woi, lu denger gak yang gue omongin" tidak ada respon.
"Ravn!"
"Ck, apasih" ravn meletakkan dokumen yang tengah dibacanya, "Mending lo lansung kesana" ujarnya dengan tenang
"Bener nih!"
"Iya, tapi setelah lo selesai memimpin meeting kali ini" ujar ravn sambil berjalan keluar.
Lio membeku ditempat. "Mungkin ngajak aila ke cafe baru itu gk ada salahnya" batin ravn tersenyum kecil
"Dasar tai kuda, awas lo" umpat lio sambil mengekor dibelakang.
Tbc
Maaf kalo pendek semuanyaa
Gimana menurut kalian?
Jangn lupa vote and komen ya semuanya
KAMU SEDANG MEMBACA
WEIDATI
Teen FictionJanjiku kepadamu yang bisu Yang hanya bisa berharap Aila Aku bukan sosok yang sempurna Maafkan aku Tiada akhir bagi sebuah harapan teruntukmu yang selalu ada dalam hatiku