Di saat Bumi sudah gersang dan tandus sehingga manusia hanya bertahan hidup dari mengais-ngais sisa-sisa kehidupan dan saling memakan, sebuah kelompok bertahan sebagai 'manusia'. Mereka bergerak menuju utara, ke arah harapan berpijar, walaupun harus meninggalkan seorang sahabat gugur di atas jejak mereka.
***
Tahun 3152.
Ternyata surga itu masih ada. Setelah menempuh perjalanan panjang, tak kurang dari tiga ratus hari, akhirnya kelompok itu mencapai kota impian jauh di utara. Walaupun harga yang mereka bayar sangat mahal. Jumlah kelompok itu telah berkurang hingga setengahnya. Acap kali, sangat mereka berhenti untuk mencari makanan dan bahan bakar bagi truk mereka, mereka juga harus menguburkan seseorang. Perjalanan itu terlalu berat bagi para orang tua yang lelah dan sekarat. Dan sebelumnya, dalam serangan malam itu, beberapa dari mereka harus menerima timah besi menancap pada daging mereka.
Hanya dengan perawatan seadanya, tentu saja sulit sekali untuk bertahan. Top, Taeyang, Seungri, CL, dan Minzi, yang menghadang serangan lawan di bak belakang, sampai kini masih menyimpan bekas lukanya. Sedang Daesung, yang memegang kemudi, mendapat luka di hati karena perasaan bersalah, karena mereka meninggalkan pemimpin mereka saat itu demi bertahan hidup.
"Aku merasa tak lebih dari binatang sekarang," begitu ucapnya lemah saat keadaan sudah sedikit mereda, suatu malam saat truk mereka kehabisan bahan bakar sehingga mereka harus berhenti dan berbagi tugas. Sebagian berburu makanan, sebagian mencari bahan bakar dengan berjalan kaki dan mungkin baru akan kembali berhari-hari lagi, dan sebagian—termasuk dirinya—mendapat giliran menjaga kelompok.
"Bertahan hidup, itu yang kaulakukan," kata Bom dengan tegar. "GD akan baik-baik saja, dia memiliki semangat hidup yang sangat kuat."
"Dan dia akan melindungi Kkot," sambung Seungri yang tidak ikut berburu karena kakinya terluka parah. "Mereka berdua akan menyusul kita."
***
Kota impian itu dikelilingi tembok benteng yang tinggi dan tebal. Setiap hari, secara bergiliran, penjaga berpatroli menjaga keamanan benteng. Segera saja setelah mereka tiba di sana, mereka menemukan tempat masing-masing di kota itu. Kebanyakan dari anggota 'jalan-jalan' tentu saja bergabung dengan pasukan militer walaupun sambil melakukan hal-hal lain. Seungri mengajarkan anak-anak dan orang dewasa membaca di siang hari dan membantu menjaga benteng di malam hari, Taeyang sering dipekerjakan di tempat pandai besi karena keahliannya, Top melatih anggota militer yang baru, Bom terlihat bolak-balik dapur umum untuk membantu menyediakan makanan bagi siapa saja yang membutuhkan, Dara menemukan tempatnya di rumah sakit, sedang Daesung membantu apa saja yang memerlukan bantuan dan dia tetap menjadi dinamo keceriaan yang optimis.
Dengan demikian, tanpa terasa waktu sudah bergulir selama empat tahun. Kelompok itu sudah mulai melupakan masa-masa mereka hidup bergerilya dulu. Anak-anak sekarang sudah lebih banyak bicara dan tersenyum, dan tubuh mereka juga lebih berisi. Namun, tak sehari pun Daesung lewatkan tanpa membawa sebuah transmitter di sakunya. Transmitter dengan frekuensi yang sama dengan transmitter yang terakhir kali dibawa oleh GD.
CL dan Minzy memandang transmitter itu dengan perasaan bersalah. Tapi Daesung selalu memandang transmitter itu dengan pandangan berharap.
"Sudahlah, benda itu tidak mungkin berbunyi," kata Bom.
Saat itu, kebetulan Top dan lain-lain mendapat giliran jaga pada hari yang sama, sedang Bom dan Dara bertugas mengantarkan makanan bagi para penjaga dan Daesung membantu mereka mengangkut makanan yang banyak itu.
Daesung hanya mengangkat bahu, "Siapa tahu ada yang memanggil dan memerlukan pertolongan."
"Kalaupun ada, orang itu harus berjarak setidaknya lima puluh meter dari kita," kata Bom.
YOU ARE READING
Flowers Bloom on War Field
Science FictionTitle/Author: Flowers Bloom on War Field/heeShinju Genre/Length/Rate: AU, Science Fiction/One Shot/PG Casts: Big Bang, 2NE1 Disclaimer: I only own the plot, the characters are all belong to themselves, do not take it out without permission. WARNING...