rasaku.

35 7 1
                                    

Tak apa, tenanglah
Kalau boleh jujur, sebenarnya bersamamu juga tak sepenuhnya membuatku sembuh dari luka yang kumiliki
Tapi itu lebih baik ketimbang harus sendiri
Bercengkerama dengan diri sendiri sampai menjelang pagi itu benar-benar gak ada asyik-asyiknya
Dengan adanya kau, yang abu-abu perlahan berubah jadi Biru,Kuning,Jingga,Senja
Tapi memang, untuk sembuh seperti sedia kala; rasaku mustahil
Menurutku, setiap manusia membawa bekas lukanya masing-masing
Ada yang kadang merasa perih, ada yang tak lagi terasa, tapi bekasnya masih ada.

Jadi, ketika tiba saatnya denganmu pun menemui akhir
Aku seperti sedang mereka ulang adegan yang sudah-sudah
Bisa dikatakan, sudah terbiasa
Walau sebenarnya, manusia tak pernah terbiasa akan kehilangan
Tapi aku benar-benar sudah berlatih untuk terbiasa
Percayalah, jadi tenang saja
Jangan ada rasa bersalah
Apalagi khawatir
Aku tak apa

Tapi memang harus kuakui
Sekali lagi kukatakan
Hadirmu, memang terlanjur sudah jadi bagian diriku
Warna-warna itu perlahan memudar
Semakin berjarak, semakin tak ada sapa
Warnanya kian menjadi abu-abu lagi
Aku sudah terbiasa dengan abu-abu
Tapi aku entah kenapa
Rasanya, lebih suka jika semuanya berwarna

Mungkin, caraku mencintaimu tak sesuai inginmu
Caraku mencintai memang agak lain
Terbentuk dari beberapa kali patah
Ada dari beberapa luka
Aku nggak tau
Tapi aku juga banyak belajar dari semuanya
Aku mengurangi yang namanya mengurusi ruang pribadi
Tapi kau mungkin sukanya diurusi dan mengurusi
Aku kian cinta kian pula memberimu bebas
Mungkin bagimu, makin cinta makin harus dijaga
Sejak saat itu, apa-apa yang coba kita rekat
Perlahan lerai juga

Tapi sekali lagi
Tak apa, sudahlah
Menangis bagiku sudah hal yang biasa bukan?
Santai saja

Kau masih bisa menghubungiku tatkala datang pilumu
Kupastikan

Bogor, 16 Desember 2019
-ocha

fearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang