5

5.7K 650 182
                                    

Happy reading guys

*

*

*

"Jika kau tidak menjawabku, maka aku akan menerima pernyataan cinta Guocheng padaku,"

Mendadak Yibo langsung menginjak rem mendengar ucapan Xiao Zhan. Beruntung Xiao Zhan memakai sabuk pengaman karena jika mungkin kepalanya akan terantuk.

"Wang Yibooooooooooo, apa yang kau lakukan!! apa kau mau mati!" Teriak Xiao Zhan kesal sambil menatap tajam pria di sebelahnya itu.

Yibo tidak mempedulikan teriakan Xiao Zhan dan langsung memutar tubuhnya menghadap pemuda cantik itu. Manik elangnya menatap Xiao Zhan tajam.

"Terima saja dan setelah itu kau akan melihat mayatnya karena aku akan menggantungnya," ucap Yibo dengan nada dingin.

Xiao Zhan terlonjak mendengar ucapan Yibo yang membuatnya merinding. Ia menatap lelaki itu sambil meremas seatbelt yang membelit tubuhnya.

"Kalau begitu jawab aku!" Ucap Xiao Zhan dengan nada membentak. Ia memberanikan diri menatap lelaki itu dengan delikan kesal.

Tidak ada jawaban dari Yibo. Lelaki 25 tahun itu menghela nafas pelan lalu kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan sekolah Xiao Zhan. Pria itu menghentikan mobilnya masih dengan raut wajah dingin.

"Keluarlah," ucap Yibo singkat tanpa menatap pemuda yang dicintainya itu. Ia memilih membuang muka menatap jendela.

Xiao Zhan menoleh dan menatap sedih ke arah Yibo yang masih mengabaikan dirinya. Ia menundukkan kepalanya l dengan semburat sedih yang terlukis di wajahnya. Tangannya meremas erat sabuk pengaman yang membelit tubuhnya. Wajah bulatnya mulai memerah menahan tangis yang hampir pecah. Hidung mungilnya semakin memerah dan juga bibirnya yang melengkung ke bawah.

"Hiks...hiks...," Isakan kecil mulai terdengar dari bibir merah itu.

Suara isakan Xiao Zhan berhasil menarik perhatian Yibo, dan kini lelaki tampan itu menatapnya.

"Kenapa menangis?" Ucap Yibo dengan nada yang masih dingin. Ia berusaha mengabaikan pemuda di sampingnya itu karena menurutnya Xiao Zhan keterlaluan karena tak menyadari kesalahannya. Namun, jika di dengarkan dengan baik, ada nada khawatir yang terselip di dalam kalimatnya.

Xiao Zhan menunduk sambi terus terisak. Tangan putihnya terangkat lalu mengusap air matanya yang mengalir masih dengan kepala tertunduk.

"Hhhhh...," Yibo menghela nafas pelan sambil memejamkan matanya sejenak. Jika sudah seperti ini, ia pasti akan luluh karena tidak akan tahan melihat Xiao Zhan menangis.

Grep!

Ia membawa Xiao Zhan ke pelukan hangatnya dengan rasa bersalahnya. "Maafkan aku," ucap Yibo sambil mengusap rambut Xiao Zhan dengan lembut lalu memberikan kecupan lembut di puncak kepala pemuda itu.

Xiao Zhan tak menjawab ucapan Yibo dan malah memukul punggung pria itu sambil terus terisak.

Yibo menghela nafas pelan merasakan respon Xiao Zhan. Beberapa saat kemudian senyum ganjil terlukis di wajahnya. Perlahan ia menunduk lalu mendekatkan bibirnya ketelinga Xiao Zhan kemudian berbisik pelan.

"Maaf baby Zhan, Daddy janji tidak akan mengabaikan mu lagi." Ucap Yibo dan...

Sret

Dugh!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wang Yi, Wo Ai Ni (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang