Hello, happy reading!🙌🏻
Hope you like, please support.. Thanks!—————
Kedatangan musim dingin mungkin adalah sebuah karunia yang sangat pantas dan patut untuk disyukuri bagi sebagian orang. Angin sejuk meniup rambut beberapa gadis yang tengah sibuk berjalan dipinggir trotoar kota. Juga kopi panas para pria kesepian yang ada disudut cafe yang akan segera dingin.
Beberapa ada yang pulang, beberapa ada yang baru keluar rumah, beberapa ada yang baru memulai, beberapa ada yang gagal. Lalu lalang hidup terasa asik bagi sebagian orang, namun, bagi Alfi, tidak untuk hari ini.
"Ayo kita putus,"
"Hah?" Alfi mengangkat kepalanya yang sedari awal menunduk.
"Putus.."
"Hah? Maaf, bisa ulang sekali lagi?"
"Kita putus."
"Ada apa? Ada yang ganggu pikiran kamu akhir-akhir ini? Kita baik-baik aja kan? Aku yakin aku enggak ngelakuin kesalahan apa-apa, Ra."
"Maaf"
"Seenggaknya kasih aku satu alasan. Ya?"
"Harus aku kasih tau semua alasannya?"
"Iya, please.. Kita enggak bisa kaya gini."
"Aku rasa semalaman enggak bakal cukup untuk kasih tau semua alasannya."
"Please.."
"Maaf..." Dara berusaha meninggalkan Alfi yang mulai kehilangan akal karena terkejut dengan keputusan Dara, pacarnya yang sudah bersama selama 3 tahun.
"Ra!!" Alfi menarik tangan Dara sembari membentak.
"Apa? Kamu ngebentak aku?"
"Maaf. Tapi apa alasannya.."
"Lepas!!" Dara membanting tangan yang digenggam erat oleh Alfi. Dara menarik nafas panjang, dan...
"Satu, kamu terlalu kekanakan. Dua, karena kacamata itu kamu keliatan kuno. Tiga, model rambutmu menjijikan. Empat, kamu enggak kompenten. Lima, aku muak. Enam, kamu ngebosenin. Tujuh, kamu gak punya masa depan cerah. Delapan, hidupmu gak jelas. Sembilan..."
"Lalu, kenapa kamu bisa bertahan selama 3 tahun denganku?" Alfi memotong ucapan Dara.
"Aku harus pulang.""Ra..."
"Hati-hati..." Alfi memelankan suara dengan wajah suram, mata berkaca, lengkap dikemas dengan hati yang hancur.Alfi pulang dengan keadaan hati tidak baik-baik saja. Dengan ribuan kenangan yang sudah dilaluinya bersama Dara. Pikiran kosong serta wajah yang suram membuat langkahnya linglung. Keputusan Dara yang luar biasa itu tidak pernah terlintas sedikitpun dikepalanya.
"Apakah mengikhlaskan baginya semudah itu?"
"Apakah melupakan adalah proses singkat yang menyenangkan baginya?"
"Apakah aku terlalu rendah untuk dicampakkan begitu saja?"
Kira-kira pertanyaan seperti itulah yang terus menganggu pikiran Alfi.
Dara berhasil membuatnya berantakan. Dara berhasil menghancurkan istana yang berhasil mereka bangun bersama. Kata-kata Dara terus menggema ditelinga dan kepala Alfi, membuatnya tidak fokus memperhatikan jalan.
*BRAKK!!
"ASTAGA!!!" Alfi menabrak gadis berkostum princess yang tengah menyebrang.
Alfi panik tak karuan. Lalu, segera keluar dari mobilnya.
"Hey... Hello?" Alfi berusaha membalikkan badan gadis yang sangat lemas itu.
"Uhukk! Uhukk! Hey, polisi!" Gadis itu bicara melantur.
"Eh, eh! Sttt!!" Alfi menutup mulut gadis itu sambil menggiringnya ke dalam mobil.
Saat berhasil masuk kedalam mobil, Alfi berusaha memeriksa bagian luka ditubuh gadis itu.
"Kepala kamu pusing? Ada yang luka?" Gadis itu diam tak menjawab. "Heh! Kamu pingsan lagi?" Alfi memukul lembut pipinya.
Alfi berpikir sebentar. Tak memiliki uang yang cukup untuk membawanya kerumah sakit, akhirnya, Alfi memutuskan untuk membawanya pulang kerumahnya yang sekaligus wadah bisnis penginapan.
"Uhuk! Uekkk.. Ughm..."
"Eh eh eh!! Jangan muntah disi...."
"UEKKKK!"
"Aishhhh!!" Alfi sangat kesal, rasanya ingin berteriak dan memukul semua yang ada dihadapannya. "Heh! Kamu mabuk? Muntahan ini bau alkohol. Seharusnya kamulah yang bersalah, karena kamu nyebrang dengan keadaan mabuk. Ayo keluar!!"
Alfi menggendong gadis itu lagi keluar dari mobilnya. Lalu, melanjutkan perjalannya.
Ditengah perjalanan...
Alfi terbayang wajah gadis yang pucat pasi itu. Sendirian tergeletak dipinggir jalan dengan keadaan salju yang turun. Ini musim dingin. Gadis itu bisa mati membeku. Alfi dengan rasa kesal tak karuan memutar mobilnya, dan membawa gadis itu masuk lagi.
"Aku bisa gila!" Alfi bergerak dengan kecepatan extra.
"Kacamata itu kuno sekali..." Gadis itu berbicara dengan keadaan melantur.
"Hah? Apa kamu bilang?!"
"Hahaha, buruk banget rambutnya..."
"HAH?! APA?!!!"
"Hahahaha!" Gadis itu seperti mengejek Alfi. Padahal, sebenarnya ia tidak sadar dengan apa yang diucapkannya.
Alfi sangat kesal dan mengebutkan mobilnya lebih dari pertama. Gadis itu terlihat compang-camping didalam mobil ketakutan.Alfi berpikir mengapa gadis dengan rambut terurai ini memakai baju princess. Memangnya lagi ada pawai?
Sesampainya dirumah...
"Woi tolong! Ini orang berat banget!"
"Hah? Kak? Kak, ngapain sih bawa gadis kerumah? Dia mau tamu penginapan? Atau... Hah! udah gila lo?"
"Berhenti ngomong, bantu angkat dia dan bawa ke sofa." Bunga mengangguk sambil kebingungan.
"BAU ALKOHOL!!" Adik bagas, menjerit.
"STTTTT!!!" Alfi menutup mulut Bunga. "Aku nabrak dia, Bung. Dia mabuk."
Bunga ternganga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary
RomanceKonon, rasanya seperti menggengam dunia apabila hidup dengan penuh cinta. Semua orang adalah pemeran utama dalam cerita hidupnya. Dan, bebas menggengam dunia kapan saja. Extraordinary.