Setiap manusia hendaklah memiliki prinsip dalam hidupnya. Prinsip apapun itu, termasuk prinsip dalam bercinta. Begitu juga dengan Adiiba Sajidah, gadis berusia 19 tahun yang kini menduduki bangku kuliah semester 1 di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ia berprinsip tidak akan bercinta terlebih dahulu sebelum tibanya akad diantaranya. Memang, cinta itu fitrah. Namun, dalam menjaganya itu pilihan masing-masing. Apakah mau dibalut dengan maksiat, atau dijaga dengan ketaqwaan sampai datangnya akad tersebut. Dan pilihan Adiiba, tetap berada dalam taqwa dan taatnya kepada Tuhannya. Allah SWT.
Itu tak berarti Adiiba tidak pernah tenggelam dalam lubang merah muda itu. Adiiba pernah, dan beberapa kali cinta yang menyapanya itu, dijadikannya pengalaman dan juga pelajaran. Semua orang pasti punya masa lalu, baik buruknya pasti dapat dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang mau belajar.
***
Flashback 2018sarangeul haetta uriga manna
jiuji mothal chueogi dwaetda
bolmanhan mellodeurama
gwaenchaneun gyeolmal
geugeomyeon dwaetda
neol saranghaettaAlunan lagu love scenario oleh boy band Korea Ikon terdengar menjuru memenuhi ruangan kecil milik Adiiba. Lagu itu akhir-akhir ini sangat masyhur, terdengar dimana-mana, termasuk di kelas Adiiba. Sampai pada akhirnya melewati daun telinga Adiiba dan menyalurkannya pada otak sehingga lagu itu terus terngiang dikepalanya.
"uriga mandeun love scenario ijen jomyeongi kkeojigo majimak peijireul neomgimyeon joyonghi mageul naerijyo-"
"Halah nduk, nyanyi opo tho kamu. mbrebeki tanggane"-Halah nak, nyanyi apa kamu itu. Mengganggu tetangganya, tegur umi Adiiba-Halimah. Bagaimana tidak? Adiiba menyanyikannya dengan lantang di siang bolong. Mending-mending kalau shalawatan, ini bahasa yang dipakai pun, tak mudah dimengerti oleh sebagian orang.
Yup, Adiiba seorang K-Popers di awal remajanya, di mulai dengan menjadi seorang yang menyukai K-Drama, penggemar drama Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo yang di dalamnya terdapat Byun Baekhyun yang menjadi salah satu pemerannya, dan berakhir menjadi stand Exo-L.
Di usia Aadiba yang ke-15 tahun ini, ia menapaki jenjang SMP kelas 8. Dan sesuai dengan masanya yakni masa pubertas, sangat wajar bila ia jatuh cinta. Masa merah muda, mungkin bisa disebut demikian. Seorang Adiiba jatuh cinta? Tentu saja, dan kali ini ia menjatuhkannya pada seorang mualaf. Tidak salahkah itu? Seorang mualaf? Tentu, kalian tidak salah membacanya. Di desa yang ditinggali Adiiba, sempat terdengar desas desus tentang seorang mualaf. Dengar-dengar sih sekeluarga memutuskan untuk masuk ke agama islam. Adiiba awalnya acuh tak acuh dengan itu, tidak ingin tau kalau tidak diberi tahu, secukupnya saja.
Di saat itu bulan Ramadhan tahun 2018 menyapa. Seperti biasa, rutunitas Adiiba di waktu sore hari yakni membantu pengurus TPQ menyimak anak-anak kecil belajar membaca huruf hijaiyyah di buku Iqra'. Dari setelah ashar kurang lebih jam 4, sampai tiba waktu berbuka dan dilanjutkan buka bersama. Tapi, sore itu berbeda. Ia menemui seorang anak kecil yang belum familiar dimatanya, mungkin santri baru? Pikir Adiiba. Dilihat-lihat, ia rupawan dengan wajah yang mungkin bisa dimiripkan dengan para aktor korea. Ahh iya, ia mirip dengan Ji Changwook versi sachet.
"Mas Azis, itu siapa?" Tanya Adiiba pada salah satu santri yang baru saja disimak bacaannya oleh Adiiba.
"Namanya Ali mbak, santri baru" mulut Adiiba membulat sempurna, mengangguk-angguk kecil membalas jawaban Azis.
Selang beberapa menit, para santri dialihkan ke lantai dua untuk persiapan berbuka puasa. Setelah berbuka puasa Adiiba tentunya tak langsung pulang, Adiiba pulang terakhir karena ia harus membereskan tempat itu terlebih dahulu. Membuang sampah, menyapu, dan mengepelnya. Selesai dari pada itu, Adiiba menengok kebawah, di lantai satu tempat jamaah shalat. Tatapannya terpaku pada satu adegan. Di antara lalu lalangnya jamaah yang berdatangan, disana ada seorang pemuda, mungkin 4 tahun lebih tua dari Adiiba-entahlah. Dengan pakaian rapi, juga rambut yang disisir rapi pemuda itu jalan dari motornya ke arah masjid. Tak sekedar itu, Adiiba terpaku menyaksikan pemuda itu menuntun seorang pria paruh baya, melepaskan alas kaki yang dipakainya, kemudian kembali menuntunnya hingga dalam masjid. MashaAllah, batinnya. Namun, kini yang tergantung dibenaknya ialah sebuah pertanyaan.
Siapa pemuda itu?
Bersambung...
♡♡♡
Assalamu'alaikum temen-temen sekalian
#bincangbincang
How's your day?
Udah dibaca Al-qur'annya hari ini?
Udah dapet apa aja hari ini?
###
So,
It's my first story,
and this story based on true story.Mohon dukungannya selalu ya, untuk bisa kenal lebih dekat, bisa mampir di Instagram aku ya @ismizzh
Terima kasih
Jazakumullahu khayran katsiran
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Tunggu
Tâm linh(Romance - Spiritual) A True Story - dengan sedikit bumbu penyedap. Tentang penantian yang tak tertuju pada siapapun. Di ruang tunggu yang antah berantah sampai kapan. "Tungguin aku ya" katamu kala itu di dalam mimpiku.