Chapter 2 : Curious

167 20 3
                                    


Chapter 2 : Curious

Mamehara mengerjapkan matanya dan melepas serta memasukkan airpod yang ia gunakan sesaat setelah mendengar pemberitahuan tentang kereta yang akan sampai di stasiun tujuannya. Ia baru saja bangun setelah beberapa waktu tidur dengan menyandarkan kepalanya. Eh? Bersandar?

Mamehara baru sadar sedari tadi ia tidur bersandar pada pundak seniornya. Ia sangat malu mengingatnya.

Senior ini masih tertidur disebelahnya dengan tenang. Mamehara takut seniornya akan memarahinya atau bahkan menganggap aneh dirinya karena kejadian tadi.

Tangannya yang terus bergerak memperlihatkan bahwa ia gugup. Kepalanya menunduk sembari dalam hati merutuki perbuatan tidak sopannya pada orang asing.


“eh kau sudah bangun?” tanya tsurubo yang baru saja terbangun karena pemberitahuan kedua pemberhentian kereta. Ia kemudian kaget dengan ucapannya sendiri yang terdengar seperti sok akrab pada juniornya itu.

“i..iya sudah.” Jawab mamehara dengan gugup. Jantungnya berdegup kencang, ia bahkan dapat merasakan pipinya memanas karena malu. Ia memberanikan diri menengok kearah tsurubo.

“ano.. saya tadi tidak sopan tidur dipundak tsurubo-senpai, gomennasai saya terlalu lelah setelah mengikuti ekstrakulikuler dance di sekolah dan saya tidak sempat beristirahat  dan langsung kemari agar tidak tertinggal kereta ini sampai tidak sadar apa yang saya lakukan..” mamehara berbicara tanpa henti hingga dirinya pun sadar. Matanya berkedip-kedip gugup, ia segera menunduk. Pipinya terasa semakin memanas.

Ia semakin gelisah karena seniornya itu tak menjawab perkataannya.

Tanpa sadar kereta mereka sudah sampai di stasiun yang mamehara tuju. Ia melihat banyak penumpang mulai turun.

“ ano.. gomennasai tsurubo-senpai. Saya harus turun karna sudah sampai di stasiun yang saya tuju. Emm sekali lagi gomennasai!” mamehara membungkukkan badan tanpa melihat kearah tsurubo.

Ia bergegas menuju pintu keluar kereta bergabung dengan kerumunan penumpang lain yang juga telah sampai di stasiun yang dituju.

Setelah sampai diluar kereta mamehara segera menghirup udara segar agar tidak merasa sesak karena malu atas perbuatannya sendiri. Ia berkali kali menarik rambutnya. Ia hanya berharap bahwa ia tidak akan bertemu lagi dengan seniornya itu. Dirinya adalah orang yang selalu berusaha terlihat baik dan sopan dihadapan semuanya, tetapi kejadian tadi justru sangat bertentangan dengan hal itu.

-----------
Lain halnya dengan mamehara issei, tsurubo shion justru diam diam tersenyum. Lucu rasanya mengingat mamehara yang tadi tanpa berhenti meminta maaf kepadanya. Suara gugup itu terngiang bersama bayangan wajah memerah dan mata ketakutan mamehara yang tidak berani mentapnya.

Semengerikan itukah dirinya bagi pemuda itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ PRODUCE 101 JAPAN ] SMA 101: The StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang