PROLOGUE

2 1 0
                                    

              Risa duduk diatas bangku panjang disertai dengan isakan tangisnya yang sudah hampir satu jam kebelakang itu tak kunjung henti. Hampir semua orang yang sedang berlari dipagi hari pun ikut memperhatikannya, bahkan ada yang sampai bertanya dengan memberikan sebungkus tisu ukuran sedang

"Mba gapapa? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Seseorang
        
          Risa langsung mengangkat wajahnya segera menyeka airmata dengan kerudung berwarna moccanya.

          "Ngga, gapapa kok mas. Makasih tissuenya" Risa merespon cepat

           Seseorang itu pergi melanjutkan aktivitas berlarinya.

.
.
.

"Halo bu assalamualaikum.."

"Iya halo, Seta waalaikumssalam. Ada apa? tumben Pagi pagi udah nelpon ibu"

"Ini bu seta mau tanya Risa ada disana ga yah, soalnya dirumah ga ada bu seta khawatir"

"Risa ga ada disini ta. Kok bisa kamu kecolongan gitu sampe gatau kemana Risa pergi?"

"Seta juga gatau bu, Yaudah bu makasih yah seta mau nyari Risa dulu. Assalamualaikum"

"Iyahh, waalaikumssalam"

         "Aduhh Risa, kamu kemana sih bikin aku khawatir aja" gumam Seta sambil berjalan ke arah Mobilnya

         Seta melajukan Mobilnya dengan kecepatan tinggi tak peduli dengan resiko yang akan ia tanggung jika sampai sesuatu terjadi karena kecepatan mobilnya yang diatas rata rata.

          "Ris, ayolahh angkat telponnya!!" Sebelah tangan Seta memainkan ponselnya untuk memanggil pemilik nomor bernama Risa

          "Ahh astagfirullah!" Seta langsung membanting setirnya

          Kekhawatiran dirinya terhadap Risa membutakan semuanya, ia menyetir dengan tidak berkonsentrasi untung saja ia langsung membanting stirnya kalau tidak mungkin saja seorang wanita tua yang tengah menyebrang tadi tertabrak olehnya

          Seta membuka seatbeltnya, dan membuka pintu mobil untuk keluar menghampiri wanita tua tadi dan meminta maaf

           "Bu, Saya minta maaf saya ga sengaja saya gak konsen nyetirnya. Ibu ada yang luka saya bawa ke rumah sakit ya bu, atau rumah ibu dimana biar saya antar" tawar Seta tanpa henti

           "Gapapa nak, ibu gapapa tadi cuman syok aja. Kamu lagi banyak pikiran yah?"

           Seta menunduk "emm ibu ke pinggir dulu yah, nanti saya cerita"

       Seta membantu ibu itu untuk bangkit dan berpindah duduk

    "Bu, Istri saya ga ada dirumah saya gatau dia kemana saya khawatir takut dia kenapa kenapa" Seta menunjukkan wajah sedihnya

            "Pasti ada satu dua hal yang bikin istri kamu pergi, Coba kamu ingat ingat apa yang sudah kamu lakukan padanya"

            Seta merenungkan apa kesalahannya beberapa Bulan kebelakang, setelah ia benar benar ingat ia menatap wajah sang ibu yang tersenyum padanya.

            "Bu, saya mau cari istri saya dulu saya pamit ya bu, ini uang buat ibu saya minta maaf atas kejadian tadi" Seta mencium tangan ibu tadi yang dibalas oleh usapan lembut tangan dari ibu tadi pada rambutnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHY MUST ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang