Seorang gadis berlari dengan nafas yang terengah-engah.Keringatnya bercucuran dengan muka merah yang tak karuan.Gadis itu adalah
Zea Vanzola.Siswa tahun ajaran baru di SMA N Angkasa.Hari ini hari pertama Zea masuk ke sekolahnya,tapi sialnya dia bangun kesiangan.Itu semua di sebabkan karena dia sempat mematikan alarm yang sudah berbunyi."Jangan sampe gue telat." ucapnya di tengah-tengah nafasnya yang tak beraturan.
Andai saja motornya tidak rusak.Mungkin sekarang dia tidak akan lelah berlari seperti saat ini.Sebenarnya dia sudah memesan ojek online tapi penjemputannya benar-benar lama.Zea merasa itu akan membuatnya tambah kesiangan.
Zea juga menyesal,tadi dia menolak ajakan Ayahnya untuk berangkat bersama.Aahh entahlah,Saat ini dia hanya bisa merutuki kebodohanya itu.
Sesekali Zea melihat ke pergelangan tanganya.Mengecek pukul berapa saat ini,07:15.
"Shit,udah lari-lari tetep aja telat." oceh Zea,kali ini dia tak lagi berlari.Terlalu capek menurutnya.
"Udah jauh banget gue lari,belum sampe juga." oceh Zea lagi sambil melihat kearah kanan dan kirinya.Berharap akan ada seseorang yang berbaik hati ingin mengantarkanya ke Sekolah.
Zea berpikir untuk kembali lagi ke rumah,tapi ini hari pertamanya di SMA.Zea sungguh tidak ingin melewatkan hari pertamanya bersekolah di SMA.Ini hari pertama tapi kenapa sudah sekacau ini.Sangat menyebalkan.
Kembali berlari untuk menempuh sekolahnya.Tak peduli jikalau nanti dia memang telat,yang terpenting dia bisa merasakan hari sekolah pertamanya.
Saat masih berlari,tiba-tiba seseorang yang sedang naik motor, menyamakan kecepatan motornya dengan kecepatan larinya Zea.
Zea menoleh sebentar ke arah seseorang tersebut,ternyata orang tersebut laki-laki yang cukup tampan.Tapi mungkin umurnya sudah lebih dewasa.
"Anak SMA Angkasa kan?" tanya laki-laki itu pada Zea .
Identitas Zea bersekolah dimana, dapat dilihat dari seragam yang Zea kenakan.
"Iya." jawab Zea seadanya.
Kali ini motor itu berhenti,membuat Zea dengan refleks juga menghentikan larinya.
"Yaudah naik." ucap laki-laki itu menepuk jok motor belakangnya yang masih kosong.
Tak ingin berpikir panjang Zea langsung mengangguk dan menumpaki kuda besi milik laki-laki di hadapanya saat ini.Memang ini harapanya sejak tadi.
Zea menumpaki kuda besi itu sembari memikirkan siapa laki-laki yang ada di depanya ini.Pakainya memang seperti guru.Tapi,wajahnya yang Babyface membuat Zea agak sedikit tidak yakin bahwa itu adalah guru di SMA Angkasa.
"Capek ya lari daritadi?" tanya laki-laki itu sembari melihat Zea dari kaca spion.
"Iya gitu." ucap Zea,yang memang begitu adanya.
Laki-laki itu hanya tersenyum,Zea juga bisa melihat senyumanya di kaca spion.
"Oh iya,nama kamu siapa?." Tanya laki-laki itu kali ini.
"Zea,panggil aja Jeje ." Laki-laki itu mengangguk paham.
Sebenarnya Zea juga ingin,bertanya balik siapa nama laki-laki itu.Tapi dirasanya bingung harus memanggil apa terhadapnya.
Masih fokus meyetir motornya.Beberapa saat kemudian sampailah mereka di depan gerbang besar yang bertuliskan,SMA N Angkasa.Sudah jelas itu tempat tujuannya.
Zea dan laki-laki itu memasuki gerbang sekolah,di sambut dengan satpam yang menyapa.
"Selamat pagi Pak." satpam itu memanggilnya dengan sebutan Pak.Tak patut diragukan,laki-laki ini adalah guru di SMA Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Be Stop
Teen Fiction"Bertahan sakit,melepas sulit." Ketika tidak bisa berhenti mencintai seseorang,padahal jika bertahan selalu merasakan sakit hati🍁