PART 5

12 1 0
                                    

Terdengar suara handle pintu ruangan rawat tersebut terbuka, treekk!!

Sontak membuat nila terbangun dari duduk nya lalu menatap kaka nya kesal.
"Kaka kenapa lama sekali di dalam, apa sih yang sebenarnya ka nisa dan mama bicarakan sehingga aku yang sebagai anak nya juga tidak di hiraukan! Mama gimana keadaan nya nya ka? Aku mau masuk ke dalam mau melihat keadaan mama! Awas ka" menatap kaka nya tajam lalu berusaha ingin masuk ke dalam ruangan rawat untuk menemui mama nya tetapi gagal.
"Jangan masuk! Nilaaa!" dengan cepat kaka nya menahan langkah nila untuk masuk dan berdiri di depan pintu ruang rawat agar siapa pun tidak boleh mengganggu waktu istirahat mama nya.
"Loh apa apaan sih ka! Aku mau masuk kenapa ga boleh?" ujarnya tambah kesal lalu tangan nya di tarik oleh kaka nya tanpa mengelak langkah kaki nya pun ikut melangkah mengikuti ayunan tangan yang di tarik kaka nya itu.

Ia tidak menghiraukan ucapan kesal adik nya, tanpa membuang banyak waktu.. Di tarik tangan adik nya untuk mengikuti ke arah yang ingin ia tuju.
"Jangan banyak bicara,ayo ikut kaka.. Kaka ingin bicara serius mengenai mama" ucapnya.
Sepanjang langkah nila terus saja berbicara. "Diam berisik sekali kamu!!" ujar kaka nya.

Sesampai di tempat yang di tuju yaitu di dekat toilet rumah sakit, nila langsung melepaskan ikatan tangan yang di tarik kaka nya itu. Awww sakit tau ka! Ada apa sih sebenarnya.. Apa hubungan nya dengan mama ka? Cepat beritau nila ka! Gumamnya.

"Iya makanya kamu diam, dari tadi bicara terus bagaimana kaka bisa menjelaskan nya nya!" kini tatapan tajam menuju ke wajah adik nya.
"Baiklah, aku minta maaf ya sudah cepat beritau ka!aku ingin segera menemui mama" ujarnya sambil mengelus tangan yang memerah akibat di tarik kaka nya itu.
"Mama sedang istirahat, kamu jangan ganggu dulu! Sebenarnya tadi mama bicara dengan kaka saja karena kaka anak tertua de disini.. Dia hanya percaya pada kaka mama meminta 1 permintaan dan kaka harus mengabul kan nya, dan kaka sadar semua ini karena kaka jadi kaka juga yang harus menyelesaikannya de, buka karena kamu tidak bisa di andalkan tapi hanya saja disini kaka dalang dari semua yang terjadi" ucapnya dengan menurunkan nada bicara nya dan menyenderkan tubuhnya ke tembok lalu berjongkok.

"Kaka ga boleh begitu ka ini semua memang ulah kaka, tapi kaka ga boleh terus terusan salahin diri kaka karena mama sakit! Dan maafin sikap aku tadi ka aku udah menyinggung perasaan kaka maafkan nila ka, aku tidak bermaksud seperti itu tadi ka" ujarnya sambil berusaha membantu kaka nya berdiri dan menenangkannya.

"Tidak de, tetap saja disini kaka yang salah! Dan kaka harus tanggung jawab akibat semua ini.. Dan kaka harus mengabulkan permintaan mama untuk terakhir kalinya karena mama tadi merasa umurnya tidak lagi lama" ucapnya yang lagi lagi air mata nya lolos dari pertahanan sambil memegang tangan adik nya "kamu mau membantu kaka kan mengabulkan permintaan mama?".

"Aku pasti bantuin kaka, emang mama minta apa ka? Dan umur mama masih panjang mama harus kuat ka aku ga mau kehilangan mama, kita cukup kehilangan bajingan itu tapi tidak untuk mama, mama ga boleh ninggalin kita" ucapnya dengan mendaratkan pukulan tangan nya ke tembok.

Ya memang nila dan nisa itu sifat nya sangat berbeda,ya kan memanh manusia sikap dan sifat nya berbeda ya hehee.
Kalau nisa terlalu baper, dan terlalu mudah meneteskan air matanya.
Kalau nila adiknya, dia seorang perempuan kuat bahkan jarang sekali menangis kalau tidak karena mama nya sakit juga dia bahkan tidak sudi menumpahkan air mata nya.
Tetapi mereka berdua adalah anak yang berbakti kepada mama nya dan merawat mama nya dengan penuh kasih sayang seperti mama nya merawat kedua nya selama ini.

"Mama meminta kita, untuk membuka rahasia ini kepada naya. Dan kita harus pelan pelan menjelaskan nya juga ke mba dina agar dia mau membuka rahasia ini de! Dan naya juga harus tau kalau itu bukan mama kandungnya, mama hanya ingin kita mengabulkan permintaan terakhir nya ini de karena kalau tidak mama akan kecewa." ucapnya dengan memegang kedua tangan nya itu lalu menatapnya dengan penuh harapan.

Unwanted ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang