朝の話

199 23 1
                                    

30 December
D-2 New Year

* * *

Ramuda mengerjap pelan. Dia merasa pinggangnya dikunci oleh tangan yang jauh lebih besar, dan juga hidungnya sedikit tergelitik oleh rambut panjang berwarna ungu yang berasal dari lelaki yang memeluknya.

"Ne, Ossan-" Panggil Ramuda setengah sadar, hendak membangunkan sang dokter

"Hari ini aku tidak ada jadwal" Jawab Jakurai cepat

"Hei, kau sudah bangun dari kapan hah?" Gerutu Ramuda

"Entah,"

Ramuda mendecih. Dia hendak bangun, namun di tahan oleh Jakurai yang masih setia menempel pada benda bernama tempat tidur. Iris mereka bertemu, perpanduan antara kedua iris yang memiliki warna senada. Tidak tahan ditatap lama-lama, Ramuda kembali membuka mulutnya.

"Ada apa?" Tanya Ramuda tidak sabaran

"Kau tidak mau tinggal di kasur sebentar lagi? Hari ini kita berdua kan libur." Jawab Jakurai

"Di kasur dingin, lebih baik aku bergelung di Kotatsu."

"Kita bisa pakai selimut."

"Tidak efektif, lagipula jika Kotatsunya dibiarkan saja rasanya sayang."

Jakurai menghela nafas panjang mendengarnya. Akhirnya dia mengalah dan ikut bangkit dari kasur berukuran sedang itu. Ramuda sudah lebih dulu ngacir ke ruang tamu. Bisa Jakurai lihat, lelaki bersurai merah muda itu asik menonton TV sambil merendamkan badannya di futon yang hangat.

"Kau mau Susu Hangat?"

"Hmm~ terima kasih"

Ramuda asyik tiduran sambil menggonta-ganti Channel TV. Kemudian dia berhenti di satu Channel yang menayangkan Talk Show dengan seorang penulis terkenal perihal Novelnya yang baru terbit kemarin. Lelaki berambut pink itu tertawa kecil, mengasihani sang MC yang mungkin sedikit terbohongi.

Bunyi gelas yang bersentuhan dengan meja membuatnya menoleh. Dia mendapati Jakurai duduk di side lain dari Kotatsu. Ramuda merengut. Dia mengambil gelasnya, kemudian dia pindah ke sebelah Jakurai. Kepalanya ia senderkan di lengan-yang sedikit berotot-milik Jakurai.

Jakurai diam saja. Sebenarnya dia senang ketika Ramuda bersikap manja seperti ini. Jarang-jarang baginya karena sifat lelaki yang seperti mempunyai tulisan lebih-baik-aku-mati-daripada-menyukai-Jakurai-Jinguji di kepalanya. Belum lagi sebenarnya Divisi mereka yang bermusuhan. Entah kenapa mereka bisa menjadi seperti ini. Entah siapa yang memulai untuk berbaikan terlebih dahulu, meminta agar semuanya dimulai kembali dari titik nol.

"Mimpi dimana semuanya normal. Tidak ada perang, tidak ada Hypnosis Microphone. Hanya ada sekumpulan orang dengan profesi dan kehidupannya masing-masing"

Namun baginya, keadaan seperti ini Normal. Jika dunia mereka normal, mungkin keadaan seperti ini yang terjadi tidak jauh berbeda. Sepasang kekasih yang bergerumul di dalam futon sambil menikmati pagi yang hening. Jakurai kembali berandai, namun dia sadar bahwa berandai pun tidak ada gunanya.

"Ne, Ossan" Panggil Ramuda

"Hm?"

"Kenapa melamun?"

O M I S O K A  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang