🏠

288 40 0
                                    

Saat Yuri pulang kerja dengan wajah pucat dan lemas, Jin tahu ada yang salah. Jin tidak langsung bertanya, dia memperhatikan Yuri yang lama sekali membuka ikatan tali sepatunya. Tangan Jin perlahan menyentuh kening Yuri.

"Aku pusing, Cinta. Badanku rasanya pegal semua, apalagi leher."

"Badan kamu panas begini."

"Aku tahu aku hot, terima kasih sudah mengingatkan." Yuri tersenyum.

Jin heran, "Kamu itu demam, jelas jelas kamu sakit, masih bisa bisanya bilang begitu?"

Yuri cuma tertawa. Dia terlihat pucat dan dia demam juga mengeluh pusing, tapi dia masih punya kekuatan untuk bercanda dan tertawa, Jin heran sakit apa sebenarnya Yuri.

"Ayo makan, terus minum obat langsung tidur, tidak usah mandi. Kalau besok pagi masih panas, kita ke dokter." Kata Jin.

"Ih, mau mandi." Protes Yuri. Dia tidak bergerak dari duduknya padahal sepatunya sudah terlepas dari kaki.

"Memangnya kuat?"

"Kuat lah." Yuri berdiri, dia lalu bertumpu pada tembok, wajahnya terlihat menahan pusing. Jin langsung memeganginya, padahal kalau Yuri sampai jatuh Jin juga akan kesusahan menahan badan laki laki yang jauh lebih tinggi darinya ini.

Jin tidak berdebat, apalagi karena Yuri sedang sakit. "Sekarang makan dan minum obat dulu, baru nanti boleh mandi."

Yuri lalu duduk di kursi meja makan. Bukannya mengambil makanan dia malah menumpukan keningnya di meja. Jin tahu Yuri sedang pusing, jadi dia mengambilkan Yuri makan dan segelas air.

Jin lalu mengambil obat demam yang memang selalu ada di lemari makan rumah mereka untuk keadaan seperti ini. "Kamu ada batuk atau flu tidak?" Tanya Jin.

Yuri tidak menjawab.

Posisi Jin membelakangi Yuri dan begitu dia berbalik untuk melihat suaminya itu, dia melihat Yuri masih tetap menumpukan keningnya di meja makan di sebelah piring makannya yang belum tersentuh sama sekali. Baek Jin takut Yuri pingsan, jadi dia sambil membawa obat demam menghampiri Yuri. Dia meletakan obat demam di sebelah gelas air minum Yuri lalu tangannya mengusap bahu dan tengkuk Yuri, "Yang, makan dulu, ya, biar bisa minum obat."

Setelah itu Yuri baru mengangkat kepalanya, tidak berkata apa apa dan mulai makan.

Makannya lambat, Jin tahu kalau sedang sakit pasti makan apapun tidak enak rasanya, tapi tetap harus memaksakan diri untuk makan. Jin hanya duduk menemani Yuri menyelesaikan makannya dan menelan obatnya.

"Kamu sudah makan, ya, pasti." Kata Yuri.

"Iya, habis kamu pulang telat." Kata Jin, "Kalau tunggu kamu nanti aku keburu sakit juga."

Yuri hanya diam mendengarkan Jin. Dia masih pucat walaupun sudah minum obat, makin lama Jin melihatnya makin kasihan dia pada Yuri.

Yuri akhirnya berdiri, "Kayaknya aku kuat mandi."

"Hah? Serius?" Tanya Jin, "Sakit itu nggak bisa dihanyutkan pakai air, harus istirahat."

Yuri tertawa kecil, "Ini juga biar istirahatnya enak."

Akhirnya Yuri pergi mandi. Jin agak takut mandi membuat sakit Yuri yang belum jelas makin parah. Begitu Yuri keluar kamar mandi dengan rambut basah, makin panik lah Jin.

"Kenapa keramas?" Tanya Jin.

"Pengen."

"Duduk sini, biar aku keringkan rambutmu." Jin mendudukkan Yuri di kursi, tidak di hadapkan pada cermin, tapi dicarikan posisi dekat dengan stop kontak karena Jin akan mengeringkan rambut Yuri dengan hairdryer.

Sick of Being SickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang