J(ungkook, Eunha)

448 59 3
                                    

"Eh katanya mau ke lapangan basket?" Gue nanya ke Jungkook yang cuman diem aja dari tadi. "Kok malah ke aula olahraga?"

Jungkook yang masih jalan disamping gue, malah cuman ngendikkan bahu aja.

"Nanti lo tau juga."

Anjir, kalo ternyata si Jungkook ini psikopat ganteng yang nyamar jadi adeknya mba Sowon gimana?? Terus gue jadi korban selanjutnya. Mana sepi jugak.

"Ya Allah lindungi hamba," gue merapal doa.

Cklek

"Ayo, masuk." Ucap Jungkook didalam ruang olahraga yang luas.

Gue diem didepan pintu.

"Loh kenapa? Katanya mau nemenin gue?" Jungkook jalan kearah gue.

"Ng.. gue balik kekelas aja deh. Dicariin Jiho ama Yuju. Lo sendiri aja." Gue berjalan mundur, mau pergi dari sana.

Grep!

Lengan gue dicekal Jungkook.

"Eh kenapa tiba-tiba. Nggak apa-apa kok. Biar gue ada temennya." Kata Jungkook.

Terus dia senyum.

Senyumnya manis banget dong gila. Tapi kok,

KAYAK CREEPY GITU!!?

"Nggak apa-apa Na," dia narik gue yang mendadak mematung. "Temenin gue dong."

Blam!

Pintu ruang olahraga tertutup. Gue baru sadar kalo ruang olahraga yang luas itu sepi. Cuman ada gue sama Jungkook aja.

Naluri gue bilang gue harus keluar.

"Kok sepi, Kook. Katanya ada perlu sama Mingyu?" Gue berusaha keliatan gak curiga dan khawatir gitu.

"Ehe, Mingyunya cuman boongan." Dia senyum lagi dan natap gue tajam.

WHAT??? ANJIR MASA JUNGKOOK BENERAN PSIKOPAT SIH?!!

"T-terus kita mau ngapain disini?" Gue nanya lagi.

"Ambigu pertanyaan lo," dia ketawa kecil. Terus dia berdiri ditengah-tengah ruangan. "Sini deh." Dia nyuruh gue ngedekat dengan mukanya yang ganteng.

Mendadak gue curiga kalo dia itu ganteng-ganteng mesum. Kan banyak tu ganteng tapi yadong. Pakboi.

Eh astagfirullah, gaboleh suudzon!

Gue akhirnya jalan kedeket dia. Sampe kita berdiri berhadapan.

"Eunha, Eunha Fatia." dia megang tangan gue tiba-tiba. Gue sempat tersentak, terus natap dia curiga.

Anjir kaget gue, cuk.

"Kenapa, Kook?" Gue natap dia.

Jungkook senyum kalem.

"Gue mau ngomong sesuatu, jangan disela dulu sebelum habis."

Gue ngangguk.

"Gue sayang sama lo, cinta bahkan. Mungkin ini terlalu cepat, mengingat kita bahkan baru saling kenal beberapa hari lalu. Tapi, gue udah sayang sama lo, Eunha.

Gue ragu lo bakal nerima gue atau enggak, karena gue banyak kurangnya. Jadi, lo mau jadi pacar gue, Eunha?"

Gue cengo. Jungkook ngomong panjang lebar, dan gue udah gak konek dari awal dia ngomong.

"H-hah? Maksudnya, l-lo nembak gue?"

"Iya, Eunha." Tandas Jungkook.

Goblok Eunha. Ketauan dah kalo guenya lambat paham.

"Ngg.."

"Kalo butuh waktu, gapapa. Gue bakal nunggu."

Bukan Kook. Guenya nge blank ini mau jawabnya gimana.

Aduh anjir, otak gue mendadak konslet gini.

"I-iya, mau."

Akhirnya woy akhirnya.

Jungkook senyum lebar banget. Dia lalu meluk gue.

"Makasih ya," dia bergumam kecil. "Ayo kita jalin hubungan ini sama-sama. Aku mau kita awet sampai ke jenjang lebih serius."

Gue auto mewek ditempat.

Aduh mama tolong. Gue dibilangin gini aja udah baper. Udah mewek duluan apalagi pas dilamar.

"Sama-sama, Kook. Gue juga sayang sama lo."

DUARR!!

Pita-pita kecil beterbangan disekeliling gue sama Jungkook yang akhirnya ngelepas pelukannya. Dia sempat senyum manis lagi, terus ngacak-ngacak rambut gue.

"Cantik banget."

"ADOH BUCIN-BUCIN!" Yuju nongol dari ruangan tempat penyimpanan alat-alat olahraga.

"SELAMAT YA ZHEYENGKU, AKHIRNYA JADIAN JUGAK." Jiho meluk gue.

Gue cengo.

Wah apa-apaan ini kok segerombolan makhluk astral keluar dari gudang olahraga??

"Jangan cengo gitu, Ha. Jelek lu," Bambam nyeletuk.

"Wah ngehina dia, Kook. Ayo hajar aja." Rose mengompori sambil ketawa-ketawa. "Eunha, aduh akhirnya ya, Nak. Langgeng ya."

Gue ngangguk-ngangguk. "Makasih Rose."

"Eunha," chaeyeon sama Lisa meluk gue. "Langgeng ya, Zheyeng."

"Selamat ya, sayangku," Mina ikutan meluk gue. Aduh sesek di himpit tiga orang ini gela. "Jangan lupa makan-makan yak."

Ya Allah, Mina. Ngingetin anak-anak juga.

"YESS!! JANGAN LUPA PEJE!" Kata Jaehyun sama Mingyu kompak.

Jungkook ketawa-ketawa. "Nanti makan-makan di restoran bokap gue deh. Minggu ini."

"Eunha selamat yak, bersyukur Jungkook mau ama lu," June ngomong tiba-tiba.

"Wah, geblek," Dokyeom menimpali. "Selamat ya, sobatnya Yuju. Semoga langgeng ampe nikahan!"

"AAMIIN!!"

"Semoga kita temenan terus!"

"AAMIIN!"

"Semoga gue ama Jiho nikah duluan daripada kalian!"-Jaehyun.

"AAMIIN!! Eh-" Jiho mendadak diem.

"Loh kenapa? Kamu gamau nikah sama aku, Ho?" Jaehyun mellow-mellow minta ditampol.

"Emang kita mau perpisahan apa gimana sih?" Mingyu berkomentar.

"Baru aja masuk kelas dua belas anjas," timpal Eunwoo, si ganteng yang sayangnya udah tergantikan posisi nya dihati gue sama Jungkook.

Gue dah punya pacar woy. Maapkeun diri ini yang menghianatimu, Woo.

"Bukan weh," Jungkook akhirnya bersuara. "Bukan kita yang mau perpisahan."

"Terus saha?" Tanya Chaeyeon sama gue serempak.

"Itu," Yuju ketawa kecil. "Pembaca cerita ini, karena cerita ini udah abis!"

Eunha ngomong!-penulis.



Sabar goblin, masih mikir nih.

"Makasih buat kalian yang udah ngebaca ini yah! Yang ngeluangkan waktunya buat ngebaca tulisan gak jelas ini. Sampai ketemu di BonChap!!"

Jungkook ngerangkul gue, dan temen-temen gue auto berseru bareng-bareng.

"TERIMA KASIH DAN SAMPAI JUMPAA!!"








Okay, done. Tinggal Bonchap.

[✓] Seblak || Eunha-JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang