05

243 23 4
                                    

(revisi)


💙💙💙

Pada suatu pagi di sebuah istana terlihat lebih sibuk dari hari sebelumnya. Para pangeran kecil pun saat ini ditempatkan pada sebuah ruangan di dekat ruangan ratu.

Sedangkan di dekat pintu ruangan para pangeran kecil terdapat beberapa penjaga.

"Luhan Hyung."

Luhan yang dipanggil itu menoleh, menatap pada yang lebih muda. Bermaksud untuk menunggu kalimat selanjutnya yang terlihat ragu untuk diutarakan.

"Benarkah aku akan memiliki adik lagi?"

Ah, ternyata mengenai hal ini, batin Luhan.

Luhan masih menatap lembut pada seseorang yang berstatus sama sepertinya, seorang pangeran. Tepatnya pangeran kelima, sekaligus adiknya.

"Benar, Lay adikku. Kita akan memiliki adik lagi."

Terlihat Lay mengangguk pelan setelah mendengar ucapan dari kakaknya.

"Apa kamu senang?"

Luhan bertanya dengan menatap sang adik lembut.

"Eum, aku merasa sangat senang. Apalagi jika adikku nanti tidak nakal seperti Baekhyunie dan Chanyeolie."

Belum sempat Luhan mengatakan isi pikirannya. Sebuah suara sudah mendahuluinya.

"Lay Hyung, Chanyeolie tidak nakal."

Benar, suara itu berasal dari Chanyeol, sang pangeran ketujuh pun adiknya. Tentunya akan ada penyangkalan dari yang lain.

"Baekhyunie juga tidak nakal."

Yap, Baekhyun, pangeran keenam. Sedangkan Lay, terlihat ingin mengatakan sesuatu lagi.

Menurut ingatan Luhan, ini dapat berpotensi akan terjadinya hal buruk. Terutama, jika tidak ada yang menengahi para pangeran kecil itu.

Jadi, secepat mungkin dia menyela pembicaraan para adiknya.

"Iya, adik-adik hyung tidak ada yang nakal," sela Luhan, membuat mereka terdiam.

"Hanya terlalu usil," lanjutnya setelah ketiga adiknya kembali sibuk dengan pembicaraan entah apa.

"Kau terlalu pintar membohongi mereka."

Luhan terkekeh, setelah mendengar sindiran dari saudaranya itu.

"Sama saja denganmu Suho."

Keheningan menyelimuti para pangeran untuk beberapa saat. Hingga sang ayah datang dengan seorang kepercayaannya membawa sebuah buntalan di masing-masing kedua tangan mereka.

"Adik kalian sudah hadir."

Mendengar ucapan sang ayah, para pangeran kecil berlarian ke arah sang ayah.

"Ayah, Baekhyunie ingin liat!" Seru Baekhyun.

"Tidak, Lay dulu yang lihat adik."

Terlihat keduanya sudah adu tatap, bersiap untuk adu mulut yang dapat berujung keduanya menangis.

"Jangan bertengkar, atau tidak boleh lihat adik selama sehari penuh."

Ancaman yang keluar dari mulut salah satu kakak mereka membuat keduanya langsung tertunduk lesu.

Berbeda dengan tiga pangeran yang berusaha menahan kekehannya. Pun sang ayah yang hanya menggeleng maklum.

"Xiumin Hyung memang the best," bisik Luhan pada kakaknya itu.

"Ayah... Adik kami kembar?"

Sang ayah mengangguk sembari tersenyum tipis menjawab pertanyaan dari putranya, Kris.

"Suho, apa Dio dan Tao sempat menangis?"

"Tidak, ayah. Dio dan Tao sangat tenang. Ayah, siapa nama mereka?"

"Kai dan Sehun."

Lay, Chen, Chanyeol dan Baekhyun seketika berebut untuk melihat si kembar.

"Ayah, apa dia Kai?" Tanya Chen sembari menunjuk pada seorang bayi yang berada di gendongan kepercayaan ayahnya.

"Dia Sehun, Chenie, yang bersama ayahlah adikmu yang bernama Kai."

Chen hanya manggut-manggut pelan mendengar ucapan ayahnya. Sedangkan Lay, Chanyeol dan Baekhyun sudah sibuk melihat kedua adiknya dengan penuh binar.

💙💙

"Apa itu..."

Pertanyaan Chanyeol menggantung, setelah melihat Sehun yang dengan cepat beranjak menghampiri seseorang yang kini sudah berjalan keluar kedai.

Chanyeolpun langsung menyusul Sehun menghampiri seseorang itu.

"Hei!" Panggil Sehun, begitu berada tepat di belakang seseorang yang dikejarnya.

Terlihat seseorang itu berhenti melangkah. Lalu berbalik, "ada ap...a..."

Tanpa aba-aba, dari arah belakang Sehun, Chanyeol menubrukkan badannya pada seseorang itu. Tak lupa memeluk erat tubuh yang kini berada pada dekapannya.

"Suho Hyung," lirih Chanyeol.

Sedangkan seseorang itu yang masih berada di dekapan Chanyeol tersenyum tipis. Meski begitu, kedua netranya menatap ke arah Sehun.

Membuat Sehun turut memeluk tubuh orang itu, meski pada kenyataannya terhalang oleh tubuh Chanyeol yang menjulang tinggi memonopoli tubuh orang itu.

"Aku sangat merindukan kalian," ucap orang itu. Ah, tidak, dia Suho.

"Suho Hyung."

Mendengar rengekan dari adik bungsunya, membuat senyuman pada wajahnya kian melebar.

Bahkan kini, dia menepuk-nepuk pelan punggung keduanya. Rasa rindu yang telah menggunung diantara mereka, akhirnya perlahan terbalaskan.

💙💙

"Hyung tinggal sendiri di apartemen sebesar ini?"

Pertanyaan yang entah sudah berapa kali dilontarkan oleh kedua adiknya membuat Smendadak merasarasa jengkel.

"Apa kalian tidak akan berhenti menanyakan hal itu? Bahkan sudah lebih dari lima kali."

"Ayolah, hyung. ini belum seberapa dari kami. Jika yang datang Baekhyun Hyung, aku jamin akan membuatmu lebih jengkel."

Ucapan dari si bungsu membuat Chanyeol tertawa. Berbeda dengan Suho yang semakin menunjukkan wajah masamnya.

Sedangkan di kota lainnya terlihat seorang pemuda sedang menahan bersinnya.

"Argh, kenapa bersin terus?" Lirihnya.

💙💙💙

  

Hai aku balik lagi nihh 🤗

Waduh, sudah berdebu banget yaa cerita ini.. Sudah berapa abad terbengkalai ini?😂

Ngilangnya lama banget ya bund🥲

THE END? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang