ALDIBA

prolog

   Pagi hari awan gelap menyelimuti kota Jakarta, nampaknya sebentar lagi akan turun hujan. Seorang gadis masih bergelung dengan selimutnya sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 06.15.
   "Al bangunnnn udah pagi!!! Sekarang hari pertama kamu masuk sekolah baru." Teriak seorang wanita paruh baya yaitu bunda aldiba.
   Sedangkan gadis di dalam kamarnya  hanya bergumam menjawab teriakan bundanya dari luar kamar.
   Ya dia Aldiba Hasna Fadila seorang murid kelas 11 dia baru saja pindah di karenakan mengikuti pekerjaan ayah,  ayahnya memiliki satu perusahaan besar di Jakarta yang cukup terkenal.
  Setelah mengumpulkan niat aldiba segera berlari menuju kamar mandi dan melakukan ritualnya. Setelah 15 menit dia sudah rapih dengan menggunakan seragam baru ya mang baru karena adiba murid baruu 'gaje deh mimin wkwk' dan hiasan bando berwarna putih pada rambutnya.
   Aldiba melihat pantulan dirinya di cermin "ok perfect, ayo aldiba lo pasti bisa sangggaaattt." Aldiba menuruni tangga dan melihat bunda dan ayahnya sudah duduk rapi di meja makan "morning bunda, ayahhh."
"Morning sayang." Jawab ayah bunda aldiba bebarengan.
"Al sekarang kamu berangkat sama ayah dulu ya"
"Emang ayah nggak kesiangan?'
"Enggak dong apa si yang nggak biat putri ayah" ucap ayah al kemudian ia terkekeh dengan ucapanya sendiri.
Aldiba hanya menganggukan kepala sebagai tanda ia setuju dengan ucapan ayahnya. Setelah menghabiskan roti dan meminum segelas susu aldiba berpamitan pada bundanya untuk berangkat sekolah
"Bun aldiba berangkat dulu ya"sambil mencium punggung tangan bundanya
"Iya hati hati ya sayang, cari temen nanti biar nggak kaya orang ilang ya" ucap bundanya seraya tertawa
"Iih bundaa ma gitu, iya aldiba  bakal cari temen yang buanyak" ucap aldiba seraya memayunkan bibirnya
Ayah dan bundanya tertawa melihat kelakuan anak semata wayangnya
"Yasudah ayo berangkat nanti telat" ucap ayahnya menengahi lalu mencium kening istrinya.
"Hati hati di jalan mas"
"Yaudah bun ayah sama al berngakat dulu Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam hati hati" dan hanya di jawab dengan acungan jempol oleh aldiba.

Disisi lain seorang cowok masih menikmati kenyamanan di dalam selimut dia adalah Devano Andra Fahrezi si pembuat onar namun tampan, membuatnya di sukai banyak cewek.
  Dooor door door
"Deeeevvv bangunn udah siang nanti kamu telaatttt" teriak wanita paruh baya yang tak lain adalah mama devan.
  "Hoooaaammm jam berapa sihhh?" Matanya membulat sempurna ketika melihat jam menunjukkan pukul 06.35 yang artinya gerbang di tutup 25 menit lagi.
  Devan langsung ngacir ke kamar mandi dia hanya gosok gigi sama cuci muka doang 'iyalah orang ganteng ma bebas wkwk'
  Setelah dirasa telah siap yaitu dengan setelan seragam dan rambut yang tak tertata namun tak mengurangi kadar ketampannya devan berkaca di depan cermin
"Ck kagak mandi juga udah ganteng gue"ucapnya seraya terkekeh
  Devan menyampirkan tas di pundak kanannya dan menyambar kunci motornya setelah itu dia turun kebawah dan mendapati mamanya sedang berada di meja makan, jika kalian tanyakan kemana papahnya devan? Papahnya sedang berada di luar negeri untuk mengurus perusahaan yang ada di sana.
  "Goooodd moorrniiingggg mamamakuuyyy yang cantiiknya tiada duanya" teriak devan sembari menuruni tangga.
"Apasi devan pagi pagi udah triak triak ajaa"
"Hehe ya maaf ma"
" Yaudah sekarang kamu sarapan dulu baru berangkat"
Devan lantas melihat jam tangan warna hitam yang melilit di tangan kirinya, jam menunjukkan pukul 06.55.
"Adduh kayaknya nggak deh ma udah telat soalnya, yauda devan berangkat dulu Assalamualaikum" setelah itu dia mencium punggung tangan mamanya dan berlari ke garasi untuk bertemu dengan motor kesayangan nya
"Waalaikumsalam hati hati di jalan"
"Iya maa" teriak devan yang sudah menjauh.

Moon maap sodara sodara atas ceritaku yang absrud inii, aku baru banget belajar huhuhuuu. Btw ini cerita pertamaku dan aku buat random banget jadi ya gitu acak acakan kek apa ya wkwk dan mon maap sekali ini cerita pendek banget asli.

Yaudah segitu dulu ya ceritaku, see you next part :*

@nandaftrr_ (numpang promo ig hehe)

Wonosobo, 23 desember 2019