Jin tidak suka berpergian, tiap harinya dia hanya akan pergi ke kantor, lalu pulang ke rumah, tanpa mampir mampir. Tapi ada saja kejadian dimana dia harus jadi sering berpergian lebih daripada hanya bolak balik antara rumah dan kantor
Jam sudah menunjukan pukul enam sore dan Jin sudah sampai rumah sejak satu jam lalu. Dia baru saja selesai mandi begitu dia membaca sebuah pesan yang masuk ke teleponnya.
Jin mengeluh, "Aku tuh capek, masih disuruh transfer lagi."
Yuri sudah selesai mandi sejak sebelum Jin mulai mandi. Yuri berkomentar, "M-banking?"
"Nggak tahu nih, error. Harus ke bank kayaknya." Jawab Baek Jin, sambil mengetik di telepon selulernya.
"Bukannya jam segini biasanya tutup?"
"Mesin ATM-nya kan jalan terus, nanti di bank juga ada satpamnya, di sini kalau bank biasanya begitu."
Yuri hanya mengangguk.
"Aku tuh capek, tapi harus pergi." Kata Baek Jin. Dia sudah dua kali mengatakan kalau dia lelah.
Yuri mengusulkan, "Ayo, aku temani pergi. Aku ambil mobil dulu."
"Naik umum saja." Kata Jin.
Akhirnya mereka pergi berdua, naik mobil angkutan kota yang berwarna hijau dan kecil, Yuri yang tinggi hampir terbentur langit langit mobilnya.
Mereka lalu turun di sebuah bank. Jin sering sekali ke bank ini karena posisinya yang sangat dekat dengan kantornya. Satpam di sana mengenali Jin dan menyapa, "Pak..."
"Sore, Pak."
Yuri hanya mengekori Jin.
Bank saat itu sudah tutup, tapi antrian di mesin ATM masih panjang. Selama mengantri Jin mendengar pembicaraan tentang jaringan nasional yang mengalami gangguan.
Yuri terdiam, dia terlihat seperti anak hilang. Bila raksasa punya anak dan anak raksasa itu hilang, dia akan terlihat persis seperti Yuri ini.
Akhirnya sampai ke giliran Jin untuk menggunakan mesin ATM, dia memasuki ruangan kecil dimana mesin ATM berada. Tadinya Yuri tidak ingin mengikutinya, tapi akhirnya Yuri memutuskan sebaliknya; dia mengikuti Jin masuk ke ruangan kecil itu. Setelah Yuri ada di dalam, satpam bank menutup pintu ruangan itu.
Jin dengan cepat mengirimkan uang ke rekening teman sekantornya, Yuri mengenali nama pemilik rekening itu sebagai nama yang sering Jin sebutkan dalam ceritanya soal tempat kerja. Pemilik rekening itu dalam cerita Jin adalah orang yang sering saling membantu dengan Jin dalam pekerjaan, dia bisa menyebalkan tapi menjadi menyebalkan memanglah kodrat manusia jadi Yuri menganggap itu biasa saja.
Setelah transaksi selesai dan Jin menyimpan kartu debitnya di dalam dompet, Jin memotret bukti transfer dan mengirimkannya pada temannya. Yuri lebih tinggi dari Jin, jadi dia bisa membaca isi chat antara Jin dan temannya itu yang isinya hanya membicarakan uang, uang dan uang saja.
Setelah Jin selesai dengan semua urusannya, Yuri mengusulkan, "Mau cari makan di luar?"
"Aku sebenarnya mau masak di rumah." Kata Jin.
"Jangan bilang mau habiskan leftover kare yang kemarin."
Jin terlihat kesal, tapi dia manis dalam kekesalannya itu, dia memendam, tidak meledak, tetap bicara dengan manis sekalipun Yuri mengulang ulang membicarakan kesalahannya.
Yuri jadi merasa bersalah. Di samping bank ada toko penjual kudapan gorengan dan bubur kacang hijau, Yuri menunjuk toko itu, "Jin, ada gorengan."
"Yuri mau?" Tanya Jin. Mereka berpindah dari bank ke toko itu, "Eh! Ada burjo juga."
"Bukannya kamu sering ke sini?"
"Aku sering ke bank, tapi aku baru ke warung ini." Jawab Jin, dia melongok lebih dalam ke toko itu dan melihat meja meja untuk pembeli yang makan di tempat, "Yuri mau apa, aku mau cireng."
"Iya, iya, cireng saja."
"Apa lagi, ya. Kayaknya cireng saja yang enak."
"Iya, cuma cireng saja yang special yang lainnya biasa." Kata Yuri.
"Tukang gorengan depan kompleks tidak jual cireng, sih." Kata Jin. Jin kemudian memanggil penjualnya dan memesan lima buah cireng. Si penjual dengan sigap membungkus pesanan Jin lengkap dengan cabai rawit dan itu membuat Yuri terkejut.
"Kenapa sih kaget banget?" Tanya Jin, sambil membayar.
"Di Rusia nggak ada cireng, apalagi cireng pakai cabai. Aku tahunya cireng dengan bumbunya yang hitam itu." Kata Yuri.
"Bumbu rujak?"
"Iya, itu!"
"Ck, Yuri harus coba cireng isi." Kata Jin.
Yuri terlihat bingung mendengar cireng isi. Wajar saja, Yuri memang besar di Asia Tengah dan mana ada cireng dan variasi variasi cireng di Asia Tengah.
"Eh! Kita tuh harusnya cari makan yang benar, kenapa malah jajan begini!?" Kata Jin, "Ayo, pulang."
"Mau makan di luar, ah, kalau Jin masak kare lagi."
"Ya sudah masak sendiri kalau tidak mau kare."
"Iya, makanya aku mau makan di luar. Aku nggak bisa masak sejago kamu."
Jin akhirnya meledak, "Sebenarnya apa sih masalahmu dan kare? Kata Mama, kamu jaman bayi suka kare, makanya aku sering masak kare."
"Ya, itu kan aku kecil, sekarang aku nggak begitu suka kare." Kata Yuri.
"Apa karena aku jarang masak kare dengan daging?" Tanya Jin.
Belum sempat Yuri menjawab Jin sudah bicara lagi. "Yuri suka daging kambing?"
"Aku suka red meat; beef, pork, lamb, deer, hare, boar. Aku suka semua." Jawab Yuri.
Jin menghela napas, "Aku salah nih, harusnya aku masak daging dari awal. Ah! Harusnya masak rendang."
"Rendang?" Tanya Yuri, "Jadi rendang itu kare juga, ya?"
"Bukan, bukan." Sanggah Jin, "Mirip, tapi rendang tidak berkuah seperti kari, lebih kental dan dia pasti daging. Ada juga variasinya yang pakai daging ayam, itu khas daerah lain -katanya."
Yuri selalu senang mendengar kata daging, dia bersemangat mendengar penjelasan singkat Jin tentang rendang, "Ayo! Ayo makan rendang."
"Serius?" Tanya Jin, dia menggoda Yuri, "Bumbu rendang kan mirip mirip kare, katanya tidak suka kare."
"Selama daging aku pasti makan kok."
"Benar ya, bagaimana nanti kalau sudah beli rendang ternyata malah tidak suka."
"Coba saja dulu, ya, please, please, please, cintaku!"
Jin tertawa, puas menggoda Yuri. "Ok, ayo kita ke restoran Padang saja. Beli daging malam malam pasti jarang yang segar, tempat beli bumbu halus juga sudah tutup."
Dan mereka kembali menaiki angkutan kota menuju rumah mereka, tapi bukannya turun di depan kompleks rumah mereka, mereka turun di depan rumah makan Padang dekat kompleks mereka. Jadi Yuri yang lama di Asia Tengah dan sepertinya belum tahu rendang bisa mencoba masakan olahan daging yang katanya masakan paling nikmat di dunia itu dan mungkin itu bisa menggugah rasa suka Yuri pada masakan berbumbu mirip seperti gulai, opor dan satu lagi yang Yuri sudah bilang dia tidak lagi suka -kare.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Jalan Sore
FanfictionYurijin Lokal Jin tidak suka berpergian, tiap harinya dia hanya akan pergi ke kantor, lalu pulang ke rumah, tanpa mampir mampir. Tapi ada saja kejadian dimana dia harus pergi.