penjelasan

2 1 0
                                    

"Dek,mama jangan suruh ngelakuin hal yang mama ga mampu." kata mama dengan lembut.

"Gitu doang ga mampu mah?." Nasya bertambah emosi.

"Iya mama benar benar ga mampu dek, kamu sama kakak kamu itu anak mama semua jadi mama ga bisa nyakitin salah satu dari kalian." mama Nasya dengan sabar menjelaskan.

"Terus aku harus ngapain mah supaya aku bisa hidup tenang,barang barangku ga di gangguin?." tanya Nasya sambil mengusap wajah frustasi.

"Tenang dek,sabar aja dulu disini masih ada mama buat sandaran adek, tempat buat curhat adek, mama kan udah bilang kalau nanti mama tua mama akan ikut adek,karna apa? Karna adek sebenarnya budipekertinya lebih baik diantara semua anak mama."mama Nasya masih saja menasehati dengan lembut.

"Tapi mah aku ga kuat buat sabar lagi, aku udah capek,lelah pengen hidup bahagia." Bantah Nasya.

"Mah inget ga? udah berapa kali aku marah kaya gini mah? tapi mama selalu aja bilang yaudah sabar nanti mama bilangin kakakmu tapi apa kenyataannya mah?hah?!Apa mah kenyataannya?!" Nasya masih saja tersulut emosi.

"----" tak ada jawaban dari mama Nasya.

"Mah aku udah cukup menderita dengan sikap suamimu yang selalu meminjam mobilku kalau buat pergi sama pelacurnya,sekarang ditambah semua barangku di gangguin kakak mah." Nasya mengeluarkan semua isi hatinya

NB: Nasya tidak pernah manggil ayahnya dengan sebutan ayah:')

"Mau gimana lagi dek, namanya juga satu rumah ya itu resikonya."

"Makanya biar ga digangguin pisah rumah. Pisahin aku sama semua bangs*t yang dirumah ini mah."

"Sekali lagi dek,mama ga bisa ngelakuin hal itu."

"Ih mama aku ga kuat maaa."

"Apa gini aja, mama beliin almari yang bisa digembok pakai sidik jari." Nego nama Nasya.

"Sekarang!" Ucap singkat Nasya penuh dengan penekanan.

"Toko meubel jam segini mana masi buka dek,udah pada tutup."

"Beli di Ikea dong mah."

"---" dasar anak keras kepala.


Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang