DARK 🍃01

34 7 4
                                    

   Dentingan jarum jam terus berlalu namun wanita itu tidak berhenti menarik napas dan menghembuskannya secara kuat

"ayo bu lebih kuat lagi" Ujar seseorang yang berseragam putih putih itu menyemangati,

"ayo sayang kamu pasti kuat" Respon lelaki yang ada di samping nya itu

lelaki itu tidak berhenti melapalkan takbir dan do'a- do'a ia berharap semoga persalinan ini segera berakhir

ia tak tahan melihat istrinya yang mengerang demi sang buah hati yang selama ini di kandungnya

"oa, oa, oa" Suara bayi terdengar sangat nyaring memecah ketegangan yang dari tadi melanda ruangan serba putih itu

Betapa bahagianya sang suami yang segera menggendong bayinya "alhamdulillah laki-laki pak,bu" Ucap sang dokter

"ia Alhamdulillah dok, terimakasih" Ujarnya penuh haru

sang istri hanya terkulai lemas seluruh tenaganya ia habiskan demi Sang buah hati

10 menit kemudian

"Pah.. " Ucap sang istri lemah

"ia mah..." Jawabnya lembut

"siapa nama anak ini? " Tanya nya

"belum tau pasti mah soalnya, kita kan mau mengambil persetujuan nenek dan kakeknya" Jawab laki-laki yang menjadi suaminya itu

Wanita itu hanya memejamkan matanya. seketika perutnya terasa nyeri kembali

Ia kembali mengerang untung saja tim dokter belum meninggalkan ruangan mereka masih membereskan ruangan ts

Dengan sigap mereka menghampiri sang wanita, sang suami terkejut apa yang terjadi.

Di tengah kebingungan nya ia bertanya pada suster

"istri saya kenapa Sus? " Tanyanya panik

"sepertinya anda akan memiliki anak kembar pak... Do'a kan saja semoga semuanya lancar" Ucap suster tersenyum namun tidak dengan sang suami ia khawatir istrinya terlalu lelah

"sus apa istri saya tidak akan terlalu kelelahan? " Tanyanya setengah panik

"aku kuat pah"justru istrinya yang menjawab.


Bandung, 22 Mei 1976

"Percayalah bu... Kami pasti punya momongan" kata nya penuh keyakinan ,namun lawan bicaranya itu tetaplah acuh

ia tetap tak memperdulikan anak bungsunya itu.

Menurutnya dari awal pun putranya telah salah memilih pasangan,

karena secara garis keturunan Eliana atmadja bukanlah seseorang yang pas, ia berasal dari keluarga yang kurang mampu .

"leon! Denger ibu, udah berapa taun kamu menikah dengan ana hah? Setiap di tanya ana hamil gak? Kamu pasti jawab Allah belum mempercayai kami bu... Hualahh omong kosong apa lagi ini yon? " Wanita setengah baya itu semakin memanas

"sabarlah bu, sabar... " Tenang seorang lelaki yang di panggil leon itu

Wajahnya memerah menahan amarah sedangkan wanita yang duduk di sampingnya hanya bisa tertunduk dalam sambil menggigit bibir bawahnya

Meski ia sudah terbiasa dengan cemoohan mertuanya, ia tetaplah merasakan sakit yang sama

Seperti sakit saat pertama kali hubungannya dengan leon di tentang keluarga leon terutama ibunya.suasana hening seketika

"kami pamit pulang bu... " Ucap leon memecah keheningan ia merasa sudah tak ada gunanya lagi ia berada di rumah yang ia tempati sejak masih bayi itu

Kini ia telah memiliki rumah yang jauh lebih baik dan terasa lengkap akan kehadiran ana di sampingnya

"tererah mau mu on... Ibu tak bisa berkata apapun, namun jika dalam kurun waktu 1 tahun ana tak kunjung hamil, kamu akan di cabut dari ahli waris " Leon tak mau berdebat lagi ia pamit dengan khidmat begitupula ana meski jabatan tangan nya di tolak seperti biasa namun ana tetap melakukannya...

Tanpa basa basi lagi leon dan ana pergi

Setibanya di luar
"Kau tak apa ana? " Tanya suaminya penuh kekhawatiran

"aku sudah biasa suamiku" Ucap ana lembut sambil memaksa senyumnya

"ya Allah betapa sulitnya tersenyum dan me nangis secara bersamaan"  Lirih ana dalam hati...

"Masuk ana kenapa kau malah mematung? " Tanya leon membuyarkan lamunan

Ana segera melangkah gontai menuju pintu mobilnya dan segera masuk, leon langsung menancap gas dan berlalu meninggalkan halaman rumah mewah tersebut...

    Sepanjang perjalanan ana hanya bisa melamun, suara mertuanya terasa terus tetputar dalam memori seperti sebuah audio whatsapp atau lagu lagu yang telah di download di handphone yang bisa di ulang ulang(hehe kok ke situ yaleon sesekali melirik mencoba fokus karena tiba-tiba hujan datang begitu derasnya ia melewati smu tempatnya dan ana bertemu dulu ia menyapa penjaga sekolah meminta gerbang untuk di buka ia bilang ia rindu sekolahnya penajaga itu mengangguk lantas membuka gerbang sekolah leon segera memasukan mobilnya ke pekarangan sekolah dan memarkirkannya "loh ko berhenti? " Tanya ana bingung "loh kenapa baru bertanya sekarang? Di saat mobil sudah berhenti tepat di parkiran ini? Kenapa kamu tidak bertanya dari tadi sejak kita masuk ke gerbang? " Selidik leon, ia tau istrinya itu melamun sepanjang jalan, tebakannya jitu istrinya memang melamun "ehh.. Aku, anu aku tertidur" Jawab ana sekenanya "ahh konyol kamu jelas2 dari tadi kamu membuka mata" Tawa renyah leon menghiasi mobil bmw merah itu "heyy bahagia sekali kau mentertawakan ku, sudah lah kita akan turun bukan? " Tanya ana ketus "ciee ngambek" Goda leon suasana hening seketika ana mendengar sesuatu, sesuatu yang asing ia langsung menyumpal mulut leon dengan kedua telapak tangannya









                Assalamualaikum

Bismillah ada yang baca gak ya😔
Smoga ada deh😁

Okeh gaiss...
Sory kalo ceritanya kurang menarik
Karena ini awal aku nulis cerita
Semoga kalian penasaran ya😊😊🙏🙏🙏✌

DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang