Yeee akhirnya bisa update!!!
Ada yang kangen?
Btw aku kangen komenan kalian hehe //peka
Suara tawa itu mengusik ketenangan sosok yang sejak beberapa jam memejamkan manik indahnya. Manik cokelat itu akhirnya terbuka menampilkan binar kesedihan yang begitu ketara. Lagi-lagi Jaemin terbangun sendiri, tidak ada kakak ataupun sahabat yang menemaninya apalagi salah satu dari orang tuanya.Kulit putihnya kini bertambah pucat, ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan bernuansa putih tersebut. Suara gemersik dedaunan sore itu menambah kebisingan ditelinga Jaemin, jangan lupakan para siswa yang kian buru-buru berlari guna menghindari rintikan air.
Hujan, dingin dan tentu saja dengan keadaannya yang selalu merasa sendiri. Bukan hal baru, tapi rasanya masih saja menyesakkan.
Hawa dingin yang selalu membawa genangan penuh harap sekaligus luka di memorinya semakin menambah lara yang kian menjurang.
Perhatiannya teralihkan saat menatap sosok gadis yang berada di seberang kelas berjarak beberapa meter didepannya, dapat Jaemin tangkap wajah yang biasanya terlihat ceria atau lebih tepatnya menyebalkan -menurutnya, namun saat ini yang ia lihat hanyalah raut kesedihan.
Ada apa dengannya?
Di setiap pertemuan mereka yang selalu bertepatan dengan sang hujan mengapa dia tak pernah sekalipun menampilkan raut bahagia atau setidaknya hanya seulas senyuman?
Dan kini tanpa ia sadari kedua manik beda warna itu saling beradu.
Indah namun menyimpan lara.
Semakin dalam ia menyelami netra biru hazel itu semakin rasa di hatinya semakin tak terkendalikan, bukan rasa berdebar akibat jatuh cinta, tapi lebih ke rasa sakit yang tak bisa dijelaskan.
Apa dia juga merasakan ketidakadilan yang sama dengannya?
Hingga gadis itu memilih memutuskan tautan mereka, dan ia berikan senyum simpul termanisnya kepada Jaemin.
Namun lain hanya dengan Jaemin, dia membenci senyum itu, entahlah hanya saja ia merasa senyum itu hanyalah topeng tak kasat mata yang dia gunakan agar terlihat baik-baik saja. Seakan dia melihat cerminan dirinya sendiri yang terlihat sangat bodoh dan menyedihkan.
Ia pun akhirnya memilih memasuki UKS kembali saat dirasa pusing di kepala bagian belakang semakin terasa. Tak ingin terlalu lama merasakan rasa sakit ia memilih meminum beberapa butir obat penghilang rasa sakit yang selalu ia bawa kemanapun.
Ia kembali berbaring dan memejamkan matanya merasa lelah dengan rasa sakitnya.
Tapi selang beberapa menit pintu ruangan itu terbuka.
"Jaemin? sudah bangun?"
Suara serak dan berat yang sangat Jaemin ketahui itu akhirnya menyapanya. Namun Jaemin lebih memilih memejamkan matanya dari pada melihat wajah yang sejak dulu menimbulkan luka di hidupnya.
"Gue tau lo udah bangun, gak usah pura-pura tidur!" Lanjutnya.
Terdengar hembusan nafas dari sosok itu "apa gue ada salah sama lo Jim? Perasaan kita baik-baik aja, kenapa lo menghindari gue lagi? Atau cuma perasaan gue aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake √NaJaemin
Fanfiction"Ini tentang kamu, lelaki yang selalu disalahkan, lelaki yang yang tak pernah dianggap, lelaki yang tak pernah diharapkan." "Ini tentang kamu, Na Jaemin, lelaki yang menjadi sumber tawa sekaligus tangisku"