Apa jadi nya jika kau mencintai ayah dari sahabat mu sendiri?
Jika kau seorang perempuan mungkin itu termasuk hal wajar.
Lalu bagaimana jika yang menyukai itu adalah seorang pria? Akankah hal tersebut masih bisa dikatakan normal?
Gun tidak tahu dan tidak mau tahu. Yang Gun lakukan sekarang hanyalah ingin memandang wajah tampan seorang pria paruh baya yang berada dalam bingkai foto berukuran besar di ruang tamu dengan rasa kagum, kedua manik mata remaja laki-laki berperawakan mungil itu tampak berbinar, seakan enggan untuk mengalihkan perhatian nya dari foto itu berang sekejap pun.
"Berhenti melihat foto Daddy ku dengan tatapan menggelikan, Ai'Gun!"
Gun mengerucutkan bibir, ia membalikkan badan menghadap sang pemilik suara seraya memasang wajah memelas. Sedangkan orang yang di tatap pun memutar kedua bola mata nya. Merasa bosan dengan tingkah Gun.
Bagaimana ia tak bosan jika setiap hari setelah pulang sekolah, Gun akan memaksa untuk ikut dengan nya pulang kerumah, apalagi alasan remaja mungil itu hanya agar bisa bertemu ayahnya.
"Kapan Daddy mu pulang, Ai'Chimon?" Tanya Gun masih mempoutkan bibir, kesal karena hampir enam jam pria yang ia tunggu tak kunjung kembali.
Chimon menggelengkan kepala, menyesal karena telah memiliki sahabat seperti Gun, rasanya Chimon ingin sekali memukul Gun sebab terus menerus menanyakan keberadaan ayah nya selama ratusan kali sejak menginjakkan kaki di rumahnya.
Chimon tak menjawab pertanyaan Gun, ia lebih memilih mengerjakan tugas sekolah mereka daripada harus mendengarkan keluh kesah Gun yang tak penting sama sekali menurut nya.
Hening, tak ada pembicaraan dari dua remaja itu, hal tersebut menyebabkan rasa kantuk mulai menyerang Gun. Gun mengerjapkan mata beberapa kali, memastikan agar mata nya tak tertutup saat itu juga. Sungguh Gun ingin pulang ke Apartemen nya, namun ia tak ingin melakukan itu sebelum bisa bertemu dengan sang pujaan hati.
Tok. Tok. Tok.
Suara ketukan di pintu menginterupsi kegiatan yang tengah di lakukan oleh dua remaja itu. Chimon melayangkan tatapan ke arah pintu dan berniat untuk membukanya sebelum tangan seseorang menahan lengan Chimon, meminta agar dia saja yang membukakan pintu itu. siapa lagi kalau bukan Gun?
Dengan setengah berlari Gun mendekat ke pintu, memutar kunci dan membuka nya. Seketika senyum Gun merekah, rasa kantuk yang ia rasakan tadi seolah lenyap entah kemana ketika mendapati sosok yang sedari tadi ia tunggu telah pulang.
"Ou, Gun! Kau ada disini?"
Ah, suara nya terdengar begitu merdu dan seksi di gendang telinga Gun. Gun memperhatikan penampilan pria paruh baya itu seksama. Lihatlah betapa tampan dan berkharisma pria di depan nya saat ini. Meskipun Off -nama pria paruh baya itu- sudah menginjak usia hampir 36 tahun tetap saja bagi Gun Off sangat lah tampan, bahkan jauh lebih tampan daripada teman-teman seusia Gun. Gun tidak ingat dengan pasti sejak kapan ia jatuh cinta pada Off. Mungkin, saat pertama kali Gun melihat Off mengantar Chimon ke sekolah? Atau mungkin saat pertama kali Gun berkunjung ke rumah ini dua tahun silam ketika ia dan Chimon baru memasuki bangku sekolah menengah atas. Entahlah Gun tak mau mengingatnya.
Gun menelan ludah susah payah ketika berhasil men-scan penampilan Off hari ini. Wajah tampan yang terlihat lelah, rambut acak-acakan, kemeja putih dengan kancing terbuka di bagian atas, jas hitam yang ia sampirkan di lengan kanan nya dan bibir tipis yang menggugah selera Gun. Oh astaga bahkan Gun bisa melihat dengan jelas cetakan perut sixpack milik Off dari balik kemeja nya, rasanya Gun ingin sekali memegang betapa kerasnya otot itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ Unconditional Love
Fanfiction[COMPLETED] TWOSHOT || Cast : Gun Atthaphan • Off Jumpol • Chimon Wichirawit. ➖ ➖ ➖ Apa itu cinta? Gun tidak pernah tahu arti dari kata itu sebelum pertemuan nya dengan seorang pria paruh baya bernama Off Jumpol, ayah dari sahabat dekatnya. Namun be...