Steal

49 4 0
                                    

Dengan bahagianya anak-anak kecil lugu ingusan itu tertawa dengan lepas di pinggiran kuburan. Mereka sedang asik mengadu cupangnya masing-masing. Berteriak kencang sampai tak sadar bahwa perut mereka yang sedari tadi kosong itu sudah berteriak juga meminta untuk di isi asupan yang layak.

"Ih.. Icung laper nih", rintih salah seorang anak yang bernama jisung

"Nih gua mau berak. Mangap gih, cepetan"

"Jorok banget lu chan. Nyium bau kentut lu aja udah bikin taneman di kebun Mbah sooman pada layu. Apalagi tai lu", ucap Jeno dengan tampang jijiknya.

Haechan pun hanya bisa menunjukkan senyum kodomonya dengan lebar.

"Eh? Kalian pada laper kan? Gimana kalo kita petik jambu yang disana?", ucap Jaemin seraya menunjuk pohon jambu yang lumayan tinggi di seberang sana.

Sontak semuanya melihat ke arah yang Jaemin tunjuk tadi. Mata mereka terlihat berbinar dengan cerah saat menemukannya.

"Emang itu pohon siapa? Jangan asal ambil-ambil aja tanpa ijin. Nanti dosa", ucap bocah berwajah polos yang bernama Renjun.

"Udah gausah ceramah dulu di saat kayak gini. Lu juga laper kan?"

"Iya sih," Renjun menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Jadi, siapa yang mau manjat?", Tanya Chenle dan dengan serentak seluruh pasang mata menatap Haechan. Yang di tatap hanya memasang wajah malasnya.

"Apa?"

"Manjat gih chan", perintah Jeno sambil menyenggol-nyenggol lengan Haechan.

"Dih. Males ah gua. Lu aja sana. Lu kan lebih tinggi"

"Lu aja. Lu kan item tuh. Jadi lu aja yang manjat"

"Woylah! Gak ada hubungannya manjat pohon sama warna kulit!"

"Yaudah lah gua aja", ucap Jaemin dengan gentle nya.

Jaemin menghembuskan napasnya dan segera mengambil ancang-ancang untuk naik. Dengan lincah Jaemin memanjat pohon layaknya seorang ahli. Teman-temannya pun tak pernah menyadari bakat terpendam yang dimiliki Jaemin.

Dengan cepat, Jaemin langsung memetik beberapa jambu yang ada disana dan melemparkannya ke teman-temannya.

Di tengah acara tangkap- menangkap mereka, Renjun yang awalnya kalem menjadi terlihat panik. Sekujur tubuhnya dibasahi dengan keringat dan wajahnya pun terlihat pucat.

"Eh. Eh. Eh. I-itu, disana siapa dah?"

Mereka menoleh dengan kompak.

Terlihat seorang bapak-bapak dengan postur tubuhnya yang bisa dibilang agak bulat itu sedang berjalan ke arah mereka.

Hening.

Kini semuanya ikut panik. Terutama Jaemin yang sedang ada di atas sana.

"Eh anjir. Mati gua"

Ingin rasanya mereka kabur dari sana. Tapi sangat sulit. Badannya bergetar hebat dan membeku. Akhirnya, bapak bulat itu pun tiba di hadapan mereka. Yang di hampiri sudah gelagapan.

Jaemin sedang memeluk batang pohon agar bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Jisung yang berbadan besar sedang bersembunyi dibalik tubuh kecilnya Renjun. Haechan yang berkeringat karena sedang berusaha menahan kentut. Hanya Jeno dan Chenle yang terlihat kalem. Tapi siapa tau di dalam hatinya mereka berteriak 'EMAK! TOLONGIN DEDE'. Ya. Sesungguhnya Allah is watching.

Lumayan lama bapak bulat itu terdiam di hadapan mereka. Dari banyaknya rambut putih di kepalanya, mungkin dia lupa apa yang ingin di lakukannya. Dengan sabar para bocah menunggu apa yang ingin dikatakan oleh bapak itu.

Seakan ada lampu di atas kepalanya, ia pun terlihat sudah mengingatnya.

"Tong? Ambilin buat bapak juga ya. Ga usah banyak-banyak, cuma tujuh doang"

Buset dah, minta apa malak nih? Maruk amat.

Seketika bocah-bocah itu pun langsung speechless.

"Bapak yang punya pohon jambu ini?", tanya Renjun berusaha memberanikan diri.

"Yaa.. mana bapak tau nih pohon punya siapa. Bapak sih sering metikin jambu disini dari bapak bujangan"

Speechless

🐯🐺🐯🐺🐯

Voment juseyo!😉😘

KPOP RecehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang