Happy ending
Sudah 5 tahun berlalu. Tepat 5 tahun setelah keputusanmu meninggalkanku dan anak kita. Membiarkan kita diam dalam sedih dan hampa. Yeonra, anak kita, yang lambat laun menanggkap arti pergi dari dirimu, kehilangan keceriaannya. Ia masih manis dan bersikap baik. Tersenyum pula. Namun rasanya, ada energi miliknya yang ikut pergi bersamamu.
Disini aku berdiri, menatap nisan diatas kubur tak berisi. Diam diam mengatakan kutuk pada namamu yang terukir disana. Bukan diatas nisanlah aku ingin dirimu, melainkan disampingku sambil mendekapku dengan kehangatanmu.
Tangan kananku meremas hampa.
Semua waktu yang lalang tetap tak mampu mengusang cinta dan rindu di benak. Pada diriku dan diri Yeonra. Kau meninggalkan bekas yang mendalam. Cercas bayangmu selalu menghantui kami. Sudut manakah di dunia ini yang tak mengingatkanku padamu? Tidak ada, aku yakin.
Dering telepon membuyarkan pikiran sejenak, kurogoh saku dan kuambil benda itu.
Caller id : Military Force
Netraku melamat tulisan itu. Begitu inginnya aku tak menghiraukannya, dan itu yang kulakukan.
Telepon itu kumatikan dan masuk ke dalan saku coatku. Aku yakin, mereka hanya akan mengantarkan kata duka yang sama, seperti tiap tahunnya. Aku membencinya. Itu hanya mengingatkanku bahwa Chaeyeon tidak disini.
Lagi, aku menatap nisan itu. Tanganku meraih kalung namanya yang selalu ia kenakan saat bertugas. Dingin, jejak kehadirannya sudah menghilang. Ku cium cincin pernikahan kita. Dingin. Tapi hatiku mengingatmu. Hangat dan getir masuk dalam asa. Perpaduan yang tak pernah kusangka akaan hadir.
"Mama..." suara familiar memanggilku.
Aku menoleh, "Yeonra," ucapku sambil tersenyum.
Yeonra berjalan mendekat dan menggenggam tanganku. Kami bertatapan sebelum nisan itu mengambil perhatiannya.
"Aku merindukan Mommy."
Aku mengeratkan genggaman anakku yang kini berusia 14 tahun
"..."
Aku juga. Sangat.
Tapi tak berani kuungkapkan kata itu.
Sakit.
Lagi, ada dering yang berkumandang di tengah kemurungan kami. Bukan dari teleponku, melainkan dari telepon Yeonra.
Dia menatap caller id.
Military force
Yeonra menatap sang Ibunda. Ia masih menatap kosong nisan itu, tapi Yeonra tahu betul bahwa Sakura mengetahui siapa penelepon itu. Sebagai seseorang yang baik,ia menjawab telepon itu jauh dari ibunya.
"...iya... " jawabnya di kejauhan
Sakura menutup telinga, tidak ingin mendengarkan bahkan satu kata dari mereka. Cukup sudah, kali ini biarkan ia dan keheningan yang pula tak menerima ketiadaan Chaeyeon.
'Chaeyeon, 何をしていたの 何を見ていたの
(apa yang sedang kau lakukan? Apa yang sedang kau lihat?)Apa dari jauh sana kau masih melihatku, memperhatikanku sebagaimana saat kau hidup?
Aku tak tau, Chaeyeon, tak ada dirimu yang bisa kulihat.
Ini menakutkan.
...
Que sera sera, whatever will be, will be.
Tapi apakah salah aku tak menginginkannya terjadi?Apakah salah aku tak menerima ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Up Line
RomanceOneshot tentang Chayeon dan Sakura. Kaga sepenuhnya juga karena author ngebet moonsun dan kwonchaeng juga. Ntar isinya terinspirasi sama pickup line, AU, poem, dan sebagainya. Terima request tapi baca foreword dulu.