Dua

2.3K 148 31
                                    

Pertemuan rutin kultivator untuk yang kesekian kali diadakan di Yun Shen Buzhi Chu. Aula utama sudah dipenuhi ketua sekte besar maupun kecil yang diundang beserta pendamping mereka. Yang paling menarik perhatian tentu saja sosok pemuda berpakaian emas yang duduk tidak jauh dari pria berjubah ungu. Wajahnya paling belia di antara ketua sekte lain namun sudah memegang tanggung jawab yang sama besarnya.

"Woah, sepertinya aku tidak bisa memanggilnya lagi Nona Muda Jin."

"Memangnya sejak dulu kau boleh memanggilnya begitu?"

"Lihat dia, mulutnya yang pernah mengataiku tolol sekarang begitu sopan saat bicara dengan ketua sekte. Menyebalkan,"

"Tentu saja dia harus seperti itu, tingkah lakunya mewakili seluruh sektenya dia tidak mungkin berbuat memalukan di sana,"

"Iya, menyebalkan dia sangat hebat."

"Apa katamu JingYi?"

"Kau mau dibungkam HanGuang-Jun? Bisa-bisanya bergosip di tengah acara besar seperti ini?"

"Hei! Bukankah kau yang mulai lebih dulu?!"

JingYi dan temannya memang sedang mengintip dari luar aula. Melihat satu teman sebaya mereka yang sedang berkumpul di antara sejumlah tetua sekte. Mengesankan memang, Jin Ling bisa mengendalikan dirinya di acara besar ini dan tetap menjadi Jin Ling yang bawel dan bermulut pedas saat berlatih bersama Jenderal Hantu. Itu yang dipikirkan JingYi.

"Sudahlah, ayo pergi! Ini bukan urusan kita. Aku masih harus menyelesaikan laporan berburu semalam-ah! Han- HanGuang-Jun."

Entah sudah berapa lama giok GusuLan itu berdiri di belakang mereka. JingYi benar-benar malu dan tidak bisa memperlihatkan mukanya di hadapan HanGuang-Jun. Ia dan satu murid yang menemaninya mengintip langsung menyingkir dari depan pintu sambil tertunduk dan memberi hormat.

"Ka-kami mohon maaf HanGuang-Jun. Kami salah, kami pantas dihukum karena menggunjing dan lalai bertugas," ujar teman JingYi.

"Bubar,"

JingYi tidak bicara karena perhatiannya tertuju sejenak pada sebuah benda yang berwarna kontras dipegang HanGuang-Jun. Bukan BiChen, HanGuang-Jun memegang SuiBian. Rasa ingin tahu JingYi meningkat tapi tentu saja ia tidak bisa bertanya langsung.

"JingYi," panggil HanGuang-Jun sebelum JingYi mengambil langkah. Mati sudah pikirnya, HanGuang-Jun pasti dengar soal ia yang belum menyelesaikan laporan.

"Ya, HanGuang-Jun?"

"Pergilah ke JingShi,"

JingYi menghembuskan napas lega karena apa yang dipikirkannya tidak terjadi, jika HanGuang-Jun sudah memberi komando untuknya pergi ke sana, JingYi pun tidak perlu bertanya lagi apa yang harus dilakukannya.

"Baik, HanGuang-Jun,"

JingYi membungkuk hormat lagi pada HanGuang-jun sebelum pergi ke JingShi.

Setelah menikah, JingShi-nya HanGuang-Jun memang tidak seketat dahulu namun tetap saja tidak semua orang bisa masuk maupun berada di sekitar sana. Hanya orang-orang yang benar-benar dipercaya HanGuang-Jun maupun Wei WuXian yang punya hak datang ke sana dan sebenarnya JingYi juga merasa agak bangga bisa mendapat kepercayaan itu bersama SiZhui.

JingYi mengetuk pintu dengan halus, takut mengusik satu penghuni di sana yang belakangan ini jauh lebih rewel ketimbang nona muda. Begitu mendengar pertanyaan "Siapa?" dari balik pintu, ia pun baru bicara.

"Senior Wei? Ini JingYi. HanGuang-Jun bilang aku harus datang ke sini. Apa kau perlu sesuatu? Ada yang harus aku lakukan?"

"Apa? Iya, mungkin ada. Masuklah! Pintunya tidak dikunci kok!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello Baby (WangXian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang