Happy reading
Liza, gadis berponi dengan rambut sebahu yang begitu menawan ia berjalan lambat kearah kantin bersama temannya.
"Za lo gila ya jalan sama cowok laen terus?!!"
Sisi menyikut liza yang menutup telinga nya saat ia mengoceh membicarakan dirinya.
Liza duduk dibangku kantin sementara sisi pergi untuk membeli minum.
Ia mengeluarkan handphone dari saku nya, mengutak atik sebentar lalu mendengus sebal.
"Kenapa lagi lo?" Sisi duduk disamping liza dengan minuman bersoda ditangannya.
Liza mengetuk ngetuk meja beberapa kali tanpa ada niatan menjawab ucapan sahabatnya.
Drrttt
Sebuah pesan teks masuk.
Dengan buru-buru liza memeriksa ponsel nya.Bebep
Yang gue ga masuk
Knp?
Sakit
Oh
(Read)"Ih anjir di baca doang"liza menjatuhkan kepala nya dimeja berulang ulang sampai ada tangan yang memukul kepala nya.
"Apasih anjir"liza melotot kearah sisi yang lagi membaca ponsel nya.
"Gimana ngg dibaca doang, lo tuh ya jadi pacar nya kasih perhatian ke levin"
"Ihh tau ah gue cabut"
Liza mengambil ponselnya dari tangan sisi lalu meninggalkan sisi dengan berlari menuju tempat parkir sekolah.
Menyalakan mesin mobil lalu melaju kearah rumah levin.
..
Bunda levin mempersilahkan liza masuk ke kamar levin lalu meninggalkan mereka untuk kedapur membuat minum.
"Nyusahin banget segala sakit biasanya juga ni bibir bawel kenapa pucet banget si kayak mayat" gumam liza
Liza merapikan poni levin, hingga sang empu terganggu dengan tidurnya.
Matanya mengerjap sebentar lalu mengucek mata beberapa kali.
Ia masih bingung mengapa gadisnya itu ada dikamarnya. Kenapa bunda nya memperbolehkannya masuk tanpa persetujuan darinya.
Bagaimana kalau sampai terjadi hal yang yah...something.
Cekrekk
Suara memotret gambar itu terdengar cukup keras hingga lamunan levin buyar seketika.
"Jelek banget muka lu sumpah"liza memperlihatkan layar ponsel nya.
Levin mendengus sebal.
"Pulang gidahhhh"
"Ga gue baru sampe disini"
Liza memeriksa suhu levin dengan memegang lehernya,sontak levin terduduk.
"Apasih pegang-pegang emangnya gua cowo apaan"
>