Chapter 1

4 1 1
                                    

“Aku mencintaimu dan Aku ingin melamarmu Sya.”

Masih terngiang-ngiang di kepalaku pernyataan Kak Umar tadi siang di pelataran masjid Pesantren.Namun Aku bukan seorang muslimah lebih tepatnya Aku non-muslim.So,Mana mungkin Aku menerima lamarannya Kak Umar secara Dia muslim.Dan lagi Mama Papa pasti tidak akan merestuinya.

O,ya berhubungan dengan Pesantren ... Bagaimana Aku bisa berada disini karena sekitar 5 bulan yang lalu Aku mengalami kecelakaan dan ada seseorang yang menolong dan membawaku kesini.Dan sampai sekarang pun Aku tidak tahu siapa orang yang menyelamatkan nyawaku hari itu.

Flashback on

“Qasya ariel kristiani! Mama gak mau tau pokonya Kamu harus terima pertunanganmu dengan Brams!” tegas Mama dengan nada tinggi

“Ma, Cinta itu gak bisa paksa Pokoknya kalau malam ini Mama tidak membatalkan pertunanganku dengan Brams besok pagi Mama tidak akan melihatku lagi di kamar!” tegasku sambil berlalu meninggalkan Mama yang terpaku dengan ancamanku.

Brakkk!!!

Aku membanting pintu kamarku dengan sangat keras lalu menguncinya. Setelah itu Aku membanting semua benda yang ada di kamarku tak terkecuali dengan handphone dan laptopku.Aku terduduk lemas melihat tanganku yang berdarah karena menonjok cermin didepanku.

Aku terduduk dan terisak cukup lama dikamar sampai seseorang mengetuk pintu kamarku.

Tokk ... Tok!

“Maaf Nona Saya disuruh memberikan tas ini pada Nona karena Nyonya pergi dan berpesan untuk memberikan ini pada Nona.” Ucapnya

“Bakar saja!”

“Tapi Non-.”

“Lo gak denger apa! Gue bilang bakar!!” Ucapku dengan nada tinggi

Tidak ada sahutan lagi berarti Dia sudah pergi.Aku pun segera mengambil tas selempangku dan memasukkan barang-barang terpenting yang harus kubawa.Aku sudah memutuskan bahwa malam ini Aku akan keluar dari rumah ini sebelum Mama dan Papa pulang dan disaat pembantu-pembantu dirumah sedang sibuk.

Malam pun tiba saat Aku keluar dari kamar mandi.Pukul 7 malam.Inilah saat yang tepat untuk keluar secara sembunyi-sembunyi.Aku pun segera menyambar tasku lalu membuka jendela kamar dan Aku dengan mudah turun dari lantai 2 rumah ini karena tadi sore Aku sudah menyimpan tangga disana dan tak mengizinkan siapapun kebelakang kamarku.

Aku menuruni tangga satu-persatu dengan perlahan agar tidak terjatuh dan membuat suara.Setelah sampai bawah Aku memindahkan tangga ke tembok arah belakang rumah yang tidak terlalu banyak bodyguard disana.

Hup!

Berhasil! Setelah sampai didalam mobil yang sudah kuparkirkan dibelakang rumah agar lebih mudah melancarkan rencanaku Aku menyalakan mesin mobil dan mengemudikan dengan kecepatan diatas rata-rata agar tidak terkejar oleh bodyguardku.

Dan Aku tertawa puas setelah berhasil meghindar dari 4 mobil bodyguardku yang mengejarku tadi.Setelah memastikan mereka sudah tidak terlihat Aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan normal.

Tapi naas bagiku disaat Aku sedang mengambil ipadku yang terletak dijok belakang dan tidak terlalu memperhatikan jalan Aku hampir menabrak seseorang dan ketika Aku menghindar tanpa melihat disebelah kiriku ada jurang Aku membanting setir kekiri lalu tidak ingat apa-apa lagi setelah itu.

Flashback off

TERIMA KASIH TELAH MEMILIHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang