Jadi cerita ini ngegambarin jaehyun si laki-laki possesive. Banyak orang yang nyebut possesive itu sebagai hal yang manis atau sekedar "kamu dimana?, pulang jam berapa?, lagi sama siapa?"
Itu bukan possesive menurut aku, itu lebih ke cemburu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~^^~~
Yana POV Yana bangun pagi hari ini, karena ia harus menuju kantor tempat ia melamar kerja Sebelum yana pergi ia menemui mamahnya
"bun, yana pergi dulu. Doain yana semoga yana diterima di perusahaan itu " ucap yana
"iya, bunda selalu mendoakan anak bunda " kata bunda sambil senyum
"yaudah kalo gitu yana pergi dulu" kata yana sambil mencium punggung tangan sang bunda
"hati-hati ya" bunda kembali tersenyum Yana POV end
Sebenarnya yana dari keluarga yang mampu, ayah yana seorang direktur sedangkan bunda yana seorang desainer dan mempunyai butik sendiri. Kenapa yana masih mau mencari pekerjaan? Padahal keluarga sudah terbilang kaya Karena yana mau mencari pengalaman bekerja. Yana sudah coba bekerja di butik milik sang bunda tapi beda rasa bekerja disana, makanya yana mencari pekerjaan baru.
~~^^~~
Yana pergi naik transportasi umum,
Setelah sekitar 15 menitan menuju tempat perusahaan, yana akhirnya sampai di perusahaan terkenal yakni Jung Company Perusahaan tersebut milik pak Jung Jeffrey ia salah satu pengusaha terkaya Yap perusahaan Jung Company adalah perusahaan terbesar dia Asia Sekarang perusahaan milik pak Jung Jeffrey jatuh ketangan anaknya karena mengingat usia pak Jung Jeffrey sekarang tidak terbilang muda. Yap, Jung Jaehyun Nama anak pemilik perusahaan tersebut. Ia ditempatkan sebagai CEO di perusahaan tersebut Iyalah CEO gimana ngak cba, orang bapaknya yang punya perusahaan
~~^^~~
Sekarang gue udh didepan perusahaan Jung Company Terus ada mbak² lewat trs nanyain gue
"mbak mau lamar pekerjaan ya?" kata si mbak yg nanya
Terus gue jawab "iya mbak"
"ok mari saya antar" gue ngekor si mbak tadi
Terus gue disuruh duduk di ruang tunggu, katanya sambil nunggu orang yang akan nginterview-in gue. Selang beberapa menit, pintu ruangan itu terbuka menampakkan seorang pria tinggi