My father is inspiring of my life

156 27 49
                                    

Di sebuah desa terpencil hiduplah seorang gadis mungil yang berusia sebelas tahun, berpakaian kucal yang sedang membuka bukunya dengan cermat, gadis itu hidup bersama ayahnya tanpa seorang ibu, mereka tinggal di tempat yang tak seharusnya mereka tinggali, tak ada alas tidur untuk merebahkan badanya, tak ada air bersih untuk membersihkan badanya, bahkan bahan pokok untuk mengisi perutnya saja mereka susah untuk mendapatkanya. Ya mereka tinggal di kolong jembatan yang sudah tua.

Gadis itu bernama nengsih. Nengsih sudah di tinggal oleh ibunya sejak nengsih lahir di dunia ini. Ibunya mengalami pendarahan yang membuat ibu nengsih kehilangan nyawanya, dan itu membuat ayah nengsih terpikul, namun ayahnya tak berputus asa hanya karna sudah kehilangan seorang istri tercintanya.

Ayahnya sekuat tenaganya untuk menghidupkan anak semata wayang nya itu dengan berbagai cara.nengsih sangat bersyukur memiliki ayah sekuat beliau,yang bisa sayang kepada nengsih dengan tulus.

"Nak." Panggil ayah nengsih dengan lembut.

"Iya, ayah." Jawab nengsih dan langsung menutup bukunya.Ayahnya langsung menghampiri nengsih yang sedang duduk di batu besar.

"Ayo makan nak, ayah ada sedikit rezeki,walaupun tidak banyak,namun bisa membuat perutmu kenyang." Ujar beliau dengan memberikan sekotak nasi.

"Buat ayah saja, nengsih sudah kenyang yah."

"Ayah tahu kamu belom makan nak, dari tadi kamu membaca buku disini kan?" Tebak ayah nengsih.

"Kalo nasi ini nengsih yang makan, bagaimana dengan ayah?" Tanya nengsih.

"Ayah sudah makan nak." Jawab beliau meyakinkan.

"Baiklah ayah."

Kemudian nengsih memakan nasi kotak yang di berikan oleh ayahnya dengan lahab. Kali ini ayahnya berbohong lagi kepada nengsih, padahal ayahnya sangat kelaparan pada saat itu, ayahnya hanya tersenyum bahagia karna melihat anaknya bisa makan dengan lahab.

"Ayah sudah kenyang nak,melihat kamu bahagia memakan nasih kotak itu." Gumam ayah nengsih dalam hati sambil menitikan air mata bahagia.

"Ayah kenapa nangis?" Tanya nengsih.

"Ayah senang melihat kamu memakan nasi kotak itu dengan lahab nak." Jawab beliau tersenyum.

Nengsih pun langsung memeluk ayahnya dengan tulus.

"Tak apa apa ayah, aku tak memiliki alas tidur, tak memiliki buku dan bolpoin cantik, aku tak memiliki apa yang anak anak lain punya. Yang terpenting ayah tidak akan pernah pergi dari ku." Jelas nengsih menitikan air matanya,ayahnya pun langsung menghapus air mata nengsih.

"Maafkan ayah nak."

***

Pagi ini seperti biasanya nengsih membantu ayahnya mencari barang bekas di tempat sampah pemukiman warga yang bisa mereka jual kembali untuk membeli bahan pokok untuk mengisi perut mereka.

Pada saat nengsih sedang mencari botol bekas di dalam tong besar, nengsih melihat seorang gadis yang sedang memakai sepatu yang cantik, dan sudah rapi memakai seragam sekolah menengah pertama. Mata nengsih selalu tertuju pada gadis itu dengan wajah tersenyum.

Gadis yang sedari tadi nengsih perhatikan, tiba tiba saja menghampiri nengsih dengan membawa kotak berwarna biru yang lumayan besar. Nengsih mengira kotak itu akan di buang di tong besar yang berada di depan nengsih. Namun gadis itu malah berhenti tepat di hadapan nengsih.

"Hay adik manis." Sapa ramah gadis yang sedari tadi nengsih perhatikan.

"Hay juga kak, apa kotak nya mau di buang ke tong besar itu kak?" Tanya nengsih lembut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My father is inspiring of my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang