"Kamu itu jadi anak jangan ceroboh!!"
"Lain kali, kalau kamu pecahin gelas lagi, ayah tidak segan - segan mengurungmu di kamar bahkan sampai 2 minggu tanpa makan. FAHAM??!!!!"
"I..iya, ayah"
Halilintar, ia dimarahi lagi oleh orang tuanya. Hanya karena ia tidak sengaja memecahkan gelas kecil. Itu sudah menjadi rutinetasnya. Walau begitu, apapun yang dikatakan orang tuanya tetap menyayat hatinya.
Halilintar merasa ia sedang tidak tinggal bersama orang tua kandungnya. Umpamanya mereka menyamar menjadi orang tua Halilintar.
●
●
●Pagi ini, Halilintar sudah berada di sekolahnya. Ia selalu membiarkan teriakan para gadis dengan muka dinginnya itu. Dia tau, teman - temannya tidak suka melihat dirinya tersenyum palsu maka ia lebih memlilih menjadi dingin daripada menangis.
Ia terkenal di sekolahnya. Sangat bagus dalam membuat kaligrafi merupakan suatu kebanggaan sekolahnya. Jika ada yang membully Hali, semua perempuan di sana selalu membelanya. Dalam batin ia tidak suka itu. Tapi, setidaknya ia bersyukur dan berterima kasih pada para gadis itu karena masih ada yang mau menyelamatkannya.
Dan banyak juga teman - teman lelakinya yang selalu bermain dengannya. Hali memang dikenal dingin tapi, senyuman tipis tak pernah sirna dari wajahnya.
Hali juga orang yang juara dalam perlombaan bela diri. Kemampuan tinggi karatenya membuat ia diangkat sebagai guru cilik karate di ekskul sekolahnya.
Meskipun begitu banyak pujian yang dilontarkan kepada dirinya, ia belum merasa puas. Niatnya yang ingin membanggakan orang tuanya tak kunjung terkabul. Orang tuanya tetap menganggap itu hal yang sepele. Termasuk nilai rapor yang hampir tidak ada merah atau lebih tepatnya tidak ada sama sekali.
●
●Walau Hali sangat ahli dalam bela diri, ia tidak pernah menghajar orang tuanya sedikit pun. Dia hanya menahan setiap serangan.
Suatu hari, ayah dan ibunya pulang dalam keadaan mabuk - mabukan.
"Ayah ibu, kalian dari mana? Apa yang ayah ibu lakukan?"
"Hahahaha....mending kau diam pembantu, sekarang kau buatkan kami 2 gelas arak"
"Ya! Kami belum puas dengan 8 botol tadi"
'Kalian dari tempat mabuk - mabukan? Astaghfirullah...'
"Ba...baik yah!"
Hali tak ingin orang tuanya sakit. Jadi, diam - diam ia membuat teh hangat agar tubuh orang tuanya tidak kedinginan akibat udara malam yang dingin.
"Ini ayah"
*minum "Blewh!!! Apa ini?! Aku minta arak!! Bukan cairan merah aneh ini!!"
"Oooh! Sekarang kau sudah berani melawan orang tuamu?!"
"Sini kau!"
Ayah Hali yang dalam keadaan mabuk itu mempersembahkan 1 tumbukan ke pipi Hali. Untungnya Hali menahan tangan sang ayah. Lalu, sang ibu menendang punggung Hali yang memang kelemahan terbesarnya.
Seketika bentengnya runtuh. Tanpa aba - aba, ayahnya menginjak badan Hali yang sudah tepar di lantai itu. Sekarang dadanya yang menjadi korban.
Seusai penyiksaan itu, kedua orang tuanya itu meninggalkan Hali sendirian di rumah dengan keadaan terpuruk.
Dengan beberapa penompang tubuh yang masih baik - baik saja, ia berjalan dengan compang - camping menaiki tangga.
●
●
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang tua [Halilintar]
RandomTak semua ucapan mereka menenangkan Seperti mawar apabila disentuh Seperti daun gugur yang rapuh Seperti putri malu yang akan menutup Jarum yang tersimpan itu, kini penuh dengan cipratan air mata Disclamer: Boboiboy Monsta Studio Saya hanya meminjam...