1: Satu

1.6K 139 67
                                    

Warning:

alcohol, mention of sex,
bxb

🎶

Tidak ada bulan di langit Seoul malam itu. Membuat dingin Desember terasa semakin menusuk sampai menembus mantel tebalnya. Suhu malam ini minus sebelas derajat—terdingin selama sepekan terakhir. Tapi itu tidak menghentikan langkahnya. Malam ini, keputusannya final. Huening Kai butuh mematikan semua perasaan sakit dan sesak karena patah hati pertamanya. Dan bersenang-senang di klub malam terdengar seperti sebuah solusi yang tepat, kan?

Dia sudah menunggu saat ini tiba. Malam ini adalah malam ibunya pergi ke Taiwan untuk perjalanan bisnis. Dengan sedikit negosiasi dengan kakaknya dan beberapa asisten rumah tangga mereka, dia bisa menjamin kepergiannya kali ini tidak akan sampai bocor ibunya. Sempurna, kan? Malam ini akan ia habiskan untuk meliar di klub.

Nama klubnya Arcadia-dan benar kata teman-teman sekelasnya-penjagaannya tidak terlalu ketat. Dia tidak perlu menunjukkan kartu identitas—palsu—nya sama sekali untuk bisa masuk ke sini. Dia memang mengenakan pakaian terbaiknya, untuk bisa memberikan kesan 'dewasa'. Lagipula, sepertinya, klub di daerah pinggiran kota memang tidak setaat klub-klub di pusat kota, ya? Atau mungkin klub ini membayar setoran yang cukup lumayan ke pemerintah, anyway, who cares.

Yang jelas, Huening Kai bersyukur. Tubuh bongsornya sudah menihilkan kecurigaan orang-orang, termasuk penjaga di klub malam itu. Bahkan, bartender manis bertato ini tidak mempertanyakan dirinya saat ia meminta Dry Martini sebagai minuman pembukanya malam ini.

"Hari yang berat, eh?" bartender manis itu tersenyum, memamerkan gigi kelincinya. Kai cuma bisa mengangguk. Membiarkan laki-laki itu meramu campuran bahan yang dibutuhkan untuk bisa menghidangkan martini pesanannya.

Meski ini pertama kalinya Kai datang ke klub malam, ini bukan pertama kalinya ia minum alkohol. Dia cukup sering-tanpa sepengetahuan ibunya-mencuri beberapa minuman keras dari mini bar di rumahnya. Tapi, sial, dari semua yang pernah dia minum, tidak ada yang rasanya sekuat ini.

Saat cairan menyengat itu ia teguk, sensasinya langsung membakar kerongkongannya. Membuat jantungnya berdegup kencang, menguarkan panas di tubuhnya yang dingin. Kalau sudah begini, rasanya Kai perlu menyalurkan energi ini dengan menari, kan?

Waktunya bersenang-senang.
Malam ini miliknya.

▶️

Choi Soobin menghela nafas panjang. Menjalani hidup sebagai mahasiswa ilmu komputer di Universitas Negeri Seoul masih menjadi hal yang paling ia sesali seumur hidupnya. Siapa kira berurusan dengan kode biner, merancang pola, mengembangkan intelegensi artifisial ternyata serumit ini. Apalagi, proyek pengembangan aplikasinya baru saja kehilangan investor.

Sial. Membayangkan kegagalan dan kerugian yang ditanggungnya, membuat Soobin harus berpikir keras untuk bisa bertahan hidup sampai beberapa semester ke depan. Seharusnya dia mencari solusi konkrit jangka panjang. Tapi, membuang kekhawatiran dengan alkohol dan seks, tampak seperti solusi paling logis untuk malam ini.

"Aku mau yang paling kuat, Jeon," pinta Soobin tanpa basa-basi.

"Hm, hari ini, sungguh hari yang berat ya?" ucap Jeon Jeongguk, retoris. Bartender berparas manis itu langsung meracik campuran likuid yang ia kenali sebagai dry vermouth dan gin. Yah, meskipun Soobin bisa saja langsung minum Balcan Vodka atau Bacardi yang kadarnya di atas 70 persen, tapi, maaf saja, malam ini Soobin tidak sedang mencari jackpot. Dia tidak mau berakhir bodoh dengan mengeluarkan isi perutnya di kloset toilet. Malam ini, dia harus stay sober, kesenangannya masih harus berlanjut—di atas ranjang.

Begin Again || SOOKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang