Aku hampir sama dengan anak lainnya, tumbuh bersama dengan mereka, masuk untuk memulai sekolah sama dengan mereka. Namun entah kenapa aku tak pernah merasa sendiri, sesepi ini di dalam hidup selama aku tidak bersama orangtua ku.
Aku di perkenalkan oleh guru yang ada di kelas sebagai murid pindahan yang berakhir di kelas 5A, aku berkata "Haloo...!! Nama saya Rendi. Aku di sini ingin belajar dan berteman dengan kalian".
Ketika aku melihat wajah mereka, mereka seperti orang sakit. Tidak ada senyuman, tidak ada jawaban atau sambutan. Aku memutuskan untuk terus tersenyum saja hingga sesampainya aku di bangku yang sudah di tetapkan. Pada saat aku duduk, aku melihat perempuan, berambut panjang, dengan sebuah bando di atasnya. Aku ingin sekali berbicara dengannya namun hatiku berkata tidak karena bu guru sudah ingin memulai pelajarannya
"Nanti aja Rendi, kamu harus mengikuti aturan sekolah. Ikuti apa yang diperintahkan mamah" ucapku dalam benak hati.
Waktu berlalu dan jam istirahat telah tiba. Aku berbalik ke arah dia, perempuan itu lalu,
"Hi..!! Nama kamu siapa ??? Nama aku Rendi" ucapku ramah sambil bersenyum ke arahnya
"Tia" jawabnya singkat
"Owh kamu Tia, salam kenal. Kamu tinggal dimana ?? Siapa yang antar kamu ??" nanya ku penasaran
"Aku mau makan" jawabnya dengan nada dingin. Ia lalu keluar dari ruang kelas meninggalkan ku sendiri
"Uhm... mungkin aku menanyakan dia terlalu banyak pertanyaan ?? Tapi dia beneran bertindak dingin sekali kepadaku"
Aku belum siap untuk pergi keluar dari kelasku, jadi pada saat itu aku mengeluarkan kotak makanan ku yang sudah disiapkan oleh ibu tersayang. Aku makan dengan tenang, sendiri, sembari melihat kondisi lapangan diluar jendela. Aku mulai merasa aneh. Seperti ada yang salah
"Kok tidak ada orang diluar, mereka semua di mana ?? Aku di tinggalin sendiri di sini seorang ?? Dimana guru guru ku ??"
Aku yang melihat lapangan dari ruang kelas melalui jendela, berinisiatif untuk keluar dan mencari siapa saja yang bisa di temui. Aku berlari sekencang mungkin. Hal pertama yang kulihat pastinya lapangan namun beneran kosong. Aku berlari lagi ke arah ruang dimana para guru berkumpul namun tidak ada juga. Aku berlari lagi sekuat tenaga ku ke arah dimana motor dan mobil di parkirkan namun sekali lagi tida ada apapun. Aku mulai merasa sendiri, merasa ditinggali. Mata ku mulai merasa air yang turun melewati pipi. Aku menangis, berseduh-seduh hingga aku mendengar suara ibuku, aku melihat arah dimana suara itu berasal. Aku melihat dna melihat dengan mata yang penuh air mata, melihat ibuku mendekatiku, langsung memelukku. Memberikan kehangatan yang tiada tara dari seorang ibu.
"Ibu...!!! Aku sendiri lagi ibu. Tidak ada teman yang ingin menemaniku di sini. Seperti sekolah lainnya bu....!!!" ucapku sedih sembari terus menangis
"Udh... udh mereka bukan temen kamu. Kamu jangan sedih lagi. Sudah ada ibu disini disisi mu nak. Selalu disisi mu selalu, selamanya, tidak kenal waktu, hingga kamu tidak ditemukan lagi"
"Makasih ibu. Aku sayang ibu selamanya !!"
*3 minggu sebelumnya di berita station Tv
"Di kabarkan seorang anak bernama Hendri telah diperkirakan menghilang pada saat ia masih berada di sekolah. Para guru terakhir melihatnya bermain sendiri di bawah pohon besar dan subur dengan seorang anak perempuan kecil yang memkai bando di kepalanya. Para guru sama sekali tidak mengenali perempuan itu namun mereka terlihat bermain bersama jadi para guru tidak memanggil mereka atau menggangu mereka. Semua guru dan para staff yang bersangkutan yang membantu proses pengajaran maupun tidak akan bertanggung jawab atas peristiwa yang telah terjadi di dalam sekolah SDN 005 Tanjungpinang."

YOU ARE READING
Sendiri
TerrorAku selalu sendiri namun ibuku selalu datang memelukku, mencintai hingga tiada tara, tiada hari, selama-lamanya selalu dipelukannya