Perjalanan

59 9 4
                                    

Suasana airport sore ini riuh rendah, member iKON sedang bersiap dalam perjalanan ke LA untuk menghadiri festival 88 Rising. Tiba-tiba di kejauhan, terlihat sekilas sosok Hanbin, leader mereka.

"Mbin.." Bobby sampai harus memajukan mukanya untuk memastikan kalau yang dia lihat tak salah. Di belakangnya, Dongi juga melihat ke arah yg sama. Di sana ada seseorang yg melambaikan tangan ke arah mereka sambil mengacungkan jempol. Bibirnya seperti mengucapkan kalimat, tapi karena jauh jadi tak terdengar, "yall good!!"

Dongi buru-buru mengambil HP dan nit nat nut mulai memencet huruf untuk dirangkai jadi kalimat, "Pesawat lo jam brapa?"

"Becanda lo, dong. Gue ga ikut lah." balas seseorang yang di sana, Hanbin.

"Lo ga liat muka Bobby, heh?? Dia kangen lo. Engap dia ngerap sendiri, Mbin.."

"Lo kan tau situasi gue"

"Seenggaknya lo liat kita, ini impian lo kan, Mbin? Lo mesti liat, kita buktiin kita bisa" Eh ada yang netes di layar HP Dongi. Doi nangis.

Sementara, di sebelah Dongi, Bobby menunduk, ingin berlari menghampiri sahabatnya  itu tapi tak mungkin, mereka sudah on schedulled. Padahal banyak yang akan disampaikan ke Hanbin, termasuk beberapa surat dan pringles oleh-oleh dari Kobe kemarin. Sengaja dibawa terus biar kalau mereka bertemu bisa langsung diberikan

"Gue pengen ikut, tapi ga bisa. Semua diluar ekspektasi gue. Keadaan berbalik begitu cepat dan gue harus ada di posisi ga sama-sama kalian. Sekarang gue ada di posisi ngeliat kalian berdiri di stage. Kalian harus senyum, tampil keren dan do the best buat iKONIC, and damn i proud of yall.." Lanjut text dari Hanbin, masih di HP Dongi. "Lakuin itu buat gue, selagi gue ga ada. Dan lakuin yg terbaik buat iKONIC. Bilangin Jinan hyung, jangan nangis di stage krn iKONIC akan ikut nangis. Kalian dance yg rapi, belajarnya dikencengin lgi. Olahraga yg bener, bilangin ke Yoyo hyung badannya bagus sekarang, enakan diliat."

Dongi masih membaca isi pidato Hanbin (kayak upacara aja pake pidato segala), ya maksudnya pesen-pesen buat member lainnya. Chanu juga dipesenin, jangan ngegame terus.

Besoknya ketika mereka sudah sampai di LA, Hanbin menelepon.

"Hyung, Hanbin hyung nelpon nih." Chanu menyodorkan HPnya ke Jinan terus balik ngegame lagi. Ya ampun ni maknae, diangkat sekalian kenapa, coba? Apa tidak kangen sama Hanbin? Padahal dimimpiin terus sama Hanbin tiap malam. Jinan menerima HPnya, mau bicara tapi air matanya seperti mau tumpah.

"Hm..." Keluar juga suara dari mulut Jinan.

"Pilek, hyung?" tanya Hanbin.

"Enggak"

"Kok suara lo aneh?"

"Bangsat lo, Mbin..."

"Lo nangis, hyung?"

"Ya iyalah, geblek"  Tapi Jinan bicaranya dalam hati. Sudah tak sanggup lagi bicara sama Hanbin, cuma sesenggukan.

"Hyung..." Mbin manggil Jinan pelan. "Sssshhhhht...everything gonna be ok, please don't cry."

Bobby merangkul Jinan, lantas mengambil hpnya. "Lo apa kabar?" Hanbin lagsung ngeh, Bobby yang gantian bicara, fix berarti Jinan lagi nggak oke emosinya. "Gue gapapa, bang. Gue makan teratur, tidur cukup"

"Jangan rebahan mulu, jadi buncit lo nanti, mbin."

"Gue...kangen lo, bang" Bobby kicep.

"Gue kangen lo smua...."Bobby berusaha sekuat tenaga untuk tak menangis. "Gue cari waktu supaya kita semua bisa ketemu. Titip ya bang, jagain Jinan hyung. Dia sok kuat, padahal rapuh. Gue liat kemarin di airport kayak beda."

"I will. Tapi Mbin, gue ga tau sampe kapan bisa kuat" Bobby pelaaan banget ngomongnya. Hanbin narik napas. "Tahan bentar bang."

"Kita ga bisa gini terus, Mbin. Kita nih 7, satu ilang tu rasanya kayak mo mati tau ga!"

Jinan sendiri duduk di sofa sambil nutup mukanya. Bobby masih meneruskan obrolan di telepon. June yang melihat Jinan lalu mendekat, duduk di sebelahnya, pelan-pelan dielusnya rambut jinan,  "Udah, hyung. Jangan nangis mulu, lo. Keramas gih, bau bener rambut lo."

Jinan jadi tertawa campur kesal, "Sialan lo!"

June tertawa ngakak.




7OGETHER (Because Rainbow Have 7 Colors)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang