Tour Tanpa Hanbin

38 4 2
                                    

"Bang....lo gpp kan?"Mbin lagsung menelepon Bobby Setelah melihat foto Bobby termenung di stage (Hanbin ngintip di medsos gengs...)"Bang....kok diem lo?"

Bobby narik napas berat,"Gue kacau mbin, ga taulah.."

"Bang, masih 2 hari di Nagoya. Semangat dong, lo"

"Gimana caranya? Bilang ke gue" Hanbin kicep.

"Gue masi bisa Mbin, gue usahain, tpi Jinan..lo telepon dia gih" lanjut Bobby

"Dia ga ada sama lo, sekarang?"

"Enggak, dia keluar kayaknya. Cari minum paling."

"Ntar gue telepon dia deh."

"Anak-anak butuh lo, Mbin..."

"Gue ada sama kalian kok bang, gue di belakang kalian"


Beberapa waktu kemudian, akhirnya Hanbin bisa menelepon saudara tertuanya itu.

"Hyung..." Hanbin pelan-pelan bicara, Jinani sudah mengangkat panggilan telepon Hanbin setelah lama membiarkan nada deringnya berteriak.

"Lo uda gapapa kan, hyung? Lo minum aja biar enakan, jangan bkin gue kuatir"

"Hmm..."

"Kok hmm doang, lo masih marah ya? Masih 2 hari lagi, hyung. Hold on. Ntar gue bilang ke bang Bobby supaya jaga lo baik-baik"

Jinan merem, ingatannya kemana-mana, ingatan tentang Hanbin terus berputar. Ketika di airport, di stage, sampai tak sadar air matanya menetes.Berat banget beban di pundaknya sekarang,"I really need you, Mbin..." bisik Jinan ke Hanbin, masih di telepon.

"Wait for me, hyung..."

Yoyo melihat cangkir kopi di mejanya, sebentar-sebentar melihat Jinan yang sibuk bicara di telepon sambil mengusap matanya."Hyung..." Yoyo tau Jinan menangis. Perlahan Yoyo menghampirinya, ditepuknya pundak Jinan, "Udahan teleponnya, lo kayaknya mesti istirahat, hyung.."Jinan menatap Yoyo, lantas berpamitan dengan Hanbin.

Di seberang sana, Hanbin menyandarkan badannya ke kursi, matanya menatap ke depan. Laper banget sebenernya tapi lagi males makan, teringat 6 saudaranya terus. Padahal dia sudah nongkrong di warung naspad dari sejam lalu, tpi cuma pesen es teh doang. Sampe diliatin ibuk yang jualan. Hanbin mengambil handphonenya lagi, lalu mengintip fancam anak-anak pas tour day-1 Nagoya kemarin, "Fancam yang bagus.." batin Hanbin sambil tersenyum sendiri. Dia tak menyangka  anak-anak dan Jkonic ngegas semua. Apalagi pas fanchant tuh, Hanbin sampai terharu.

Tiba-tiba, ada yang datang menghampiri Hanbin, Irene. Ia menepuk pundak Hanbin. "Hai, dari mana?" tanya Hanbin kaget.

"Dari hatimu." jawab Irene sambil terkekeh. "Ngapain bengong sendiri?"

"Kamunya ga ada." jawab Hanbin.

"Nah ini uda di ada, balik yuk, aku anter.."

"Di mana-mana tuh yang ada cowok yang nganter pulang." Hanbin berkilah.

"Tapi cowok ga seharusnya juga nangis di tempat umum gini, beb." Hanbin tersadar dan mengusap matanya, eh iya ada airnya. Akhirnya Hanbin nurut sama Irene.

"Bang Bob yang nyuruh kamu ke sini ya, Ren?" Hih, peka juga ya dia, tau aja yang nyuruh nyamperin dia tuh, Bobby.

"Mereka uda gapapa, Mbin, Bang Ibob bilang ke aku. Jinan aman sama dia."

"Hmm.." Hanbin meraih tangan Irene. "Makasih udah di sini." lanjutnya.

"Ga usa sok romantis deh, ntar aku bilangin bang Ibob loh." Hanbin tertawa, "Sana bilang!"

Irene gemes, tapi gapapa deh, kapan lagi dipegang tangannya sama Hanbin.

"Aku takut....Anak-anak....." Hanbin tak menyelesaikan kalimatnya.

"Banyak yg harus disiapkan..." Tambahnya, Hanbin lantas menoleh ke arah Irene."Aku ga bisa liat mereka kayak gini, aku pengen bawa mereka."

"Sabar, sering-sering telepon atau vc mereka." kata Irene.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7OGETHER (Because Rainbow Have 7 Colors)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang