One shoot | Two shoot
Kumpulan cerita singkat Jaeyong.
Warning!
BxB/Yaoi/Homo yang ga suka silahkan enyah.
Typo berterbaran~
Bahasa amburadul
Update sesuka hati
Gasuka ga usah baca!
Taeyong; lelaki cantik berusia 14 tahun itu bangun dari tidurnya, ia mengerjapkan matanya berkali-kali; keringat dingin pum mulai membasahi tubuhnya.
Sudah 2 malam ini ia selalu mendapatkan mimpi buruk; lelaki cantik itu bangkit dan beranjak dari tempat tidurnya. Ia berjalan menuju kamar sang ayah untuk minta di temani.
Tok tok tok...
"Daddyyy~" Taeyong mengetuk kamar sang ayah pelan, ia yakin ayahnya itu sedang tidur saat ini karena jam sudah menunjukkan pukul 1 malam.
Ceklek
Jaehyun membuka pintu kamar, dilihatnya Taeyong yang berdiri di depan kamarnya sembari memeluk boneka gajah; rambut dan dahinya sedikit basah karena keringat.
"Ada apa sayang? Mimpi buruk lagi?"
Taeyong mengangguk, lelaki cantik itu langsung memeluk tubuh ayahnya dengan tiba-tiba; ia sangat takut. Bahkan boneka yang tadi ia peluk saja sudah ia jatuhkan ke lantai dengan tidak berperasaan-nya; berganti dengan pelukan sang ayah yang membuatnya lebih nyaman.
"Yasudah ayo tidur dengan Daddy." Jaehyun membalas pelukan sang anak lalu mengelus rambutnya pelan. Taeyong memang sering bersikap manja seperti ini jika sudah mengalami mimpi buruk.
Lelaki berumur 36 tahun itu segera menutup pintu dan membawa Taeyong untuk tidur bersamanya. Ia memang tidur sendirian karena ibu Taeyong yang sudah meninggal saat melahirkan anak semata wayang mereka itu.
Jaehyun tidak membenci Taeyong, walaupun awalnya ia syok dan menyalahkan Taeyong atas meninggalnya sang istri serta pujaan hatinya, namun sekarang ia tidak lagi berpikiran seperti itu. Taeyong adalah anugerah yang harus ia jaga dengan sepenuh hati, itulah mengapa ia sangat menyayangi anaknya itu melebihi apapun.
Taeyong merapatkan tubuhnya pada pelukan sang ayah, mereka berdua sudah berada di atas kasur king size dan saling menyalurkan kehangatan satu sama lain; Taeyong menempelkan pipinya pada dada bidang sang ayah dan menghirup aroma maskulin yang keluar dari tubuhnya; berhasil membuat pikiranya kembali rileks.
Jaehyun mengeratkan pelukannya; mengusap punggung serta rambut sang anak dengan kedua tangan yang melingkar di tubuh lelaki cantik itu.
Kepala Taeyong mendangak, menatap wajah sang ayah yang sialnya sangat tampan; dan entah mendapatkan dorongan dari mana, Taeyong memajukan wajahnya lalu mengecup bibir ayahnya dengan singkat.
Jaehyun mengerjapkan matanya tak percaya, walaupun Taeyong adalah anak kandungnya namun tindakan seperti itu sudah tidak mereka lakukan sejak umur Taeyong menginjak 12 tahun; dan malam ini anak itu melakukannya lagi.
"Kenapa tiba-tiba mencium Daddy hmm?"
Taeyong tidak menjawab, ia kembali menelusupkan kepalanya pada leher sang ayah; merasa malu. Lelaki cantik itu bahkan tidak tahu mengapa ia tiba-tiba saja ingin mencium bibir ayahnya.
Jaehyun menjauhkan tubuhnya dan mengangkat kepala sang anak agar kembali menatapnya. Jantungnya berdegup dengan kencang, lelaki tampan itu sama sekali tidak tahu akan perasaannya. Terakhir dia merasakan seperti ini adalah saat pertama kali ingin mengungkapkan cinta pada Doyoung—ibu Taeyong.
Taeyong juga tidak jauh berbeda, menatap kedua netra coklat milik sang ayah membuat jantungnya berdetak tak beraturan. Namun Taeyong tahu akan perasaannya, ia sudah menaruh perasaan pada sang ayah sejak 2 tahun lalu. Taeyong tahu ini tidak benar, menyukai ayahnya sendiri sebagai seorang lelaki. Bukan sebagai ayah kandungnya.
Maka dari itu, sejak berusia 12 tahun, ia mulai membatasi kontak fisik dengan sang ayah, karena saat setelah melakukan kontak fisik, jantungnya pasti akan berdegup dengan kencang seperti saat ini. Taeyong ingin sekali mengakhiri perasaannya, ia sadar bahwa tidak seharusnya ia menyukai ayahnya sendiri; namun semakin di sangkal perasaan itu malah semakin besar. Ia menginginkan agar sang ayah juga memiliki perasaan yang sama seperti nya.
Jaehyun mendekatkan wajahnya pada Taeyong hingga kedua hidung mereka bersentuhan. Logikanya sungguh sedang tidak sejalan dengan perasaannya, untuk saat ini ia sangat ingin menyentuh Taeyong, katakanlah Jaehyun brengsek, namun sungguh, Taeyong telah meruntuhkan pertahanannya dengan pesona yang lelaki cantik itu miliki . Bibir tipis, hidung mancung, dan mata berbinar yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan.
Arrghh, Jaehyun mengerang dalam hati, nafsunya sangat berontak ingin menyentuh Taeyong lebih jauh, karena memang sudah sangat lama ia tidak merasakan bercinta dengan orang lain. Jaehyun kalap, ia kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Taeyong, sejenak ia ingin melupakan bahwa lelaki cantik yang ia cium saat ini adalah anak kandungnya sendiri.
Jaehyun yang merasa tidak ada penolakan dari Taeyongn pun segera menggerakkan bibirnya untuk melumat bibir bawah sang anak. Lumatan yang awalnya sangat pelan dan terkesan berhati-hati sekarang berubah menjadi sedikit kasar. Taeyong yang mendapat perlakuan seperti itu hanya pasrah dan mengalungkan tangannya pada leher sang ayah.
"Enghhh." Taeyong melenguh saat Jaehyun dengan sengaja menggigit bibir bawahnya pelan, lelaki cantik itu membuka mulutnya dan membiarkan lidah sang ayah masuk lebih dalam pada rongga mulutnya dan melilit lidahnya dengan kasar.
Taeyong kehabisan nafas, ia memukul pelan dada Jaehyun kemudian menjauhkan wajahnya. Bibirnya sudah membengkak akibat ciuman panjang dengan sang ayah. Lelaki cantik itu segera menghirup udara dengan rakus; ia terengah.
Jaehyun menatap lekat wajah sang anak, ia sungguh tidak bisa menahan hasratnya. Mata Taeyong yang terlihat sayu, dahi yang di penuhi peluh dan dada yang dari tadi bergerak naik turun membuatnya terlihat berkali-kali lebih cantik serta menggairahkan. Bahkan selangkangan Jaehyun sudah menggembung hanya karena melihat Taeyong dengan tampilan seperti itu.
"Sayang, daddy boleh meminta sesuatu?"
"Emm. Boleh daddy." Taeyong mengangguk menatap wajah sang ayaj dan mengangkat sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman yang terlihat sangat cantik di mata Jaehyun.
"Puaskan Daddy."
"Lakukan sesuka daddy, yong-ie milik Daddy malam ini."
Jaehyun kembali mencium bibir Taeyong dengan kasar, matanya di penuhi kabut nafsu yang benar-benar tidak bisa ia tahan. Persetan dengan status mereka, yang pasti Jaehyun sangat mencintai Taeyong melebihi apapun di dunia ini; ia tidak akan pernah bisa kehilangan lelaki cantik itu untuk sekarang, besok, dan selamanya.
End
Skip aja ye naena-nya. Gabisa bikinnya hehe. Aku kan masih polosh🌚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.