Semuanya bermulai dari sini. Hari pertama aku masuk ke sekolah baru, dimana aku baru saja pindah karena alasan pekerjaan orang tua. Perkenalkan namaku, Putri Nabilah, umurku baru menginjak 17 tahun, aku duduk di bangku kelas XII IPA 2, hari pertamaku di sekolah ini terasa baik-baik saja, karena aku mendapatkan beberapa teman baru dan baik, sekolah yang memiliki ramah siswa membuatku semakin nyaman setelah pindah kemari.
Tidak sampai disitu saja, guru-gurunya pun sangat asik saat mengajar, satu-satunya hal yang membuatku tidak bosen saat belajar. Jadwal jam belajar disini tidak beda jauh dari sekolah lain, hanya karena aku baru pertama kali disini beberapa siswa yang berkewajiban menuntun siswa baru harus pulang sedikit terlambat karena harus mengantarkan siswa baru mengelilingi sekolah, termasuk aku karena aku lah siswa barunya.
"Disini adalah perpustakaan," ucap Radhika, sambil menunjuk kearah perpustakaan.
"Wah, besar sekali, apakah ada lokernya juga?" seruku. Aku begitu antusias melihat perpustakaan ini.
"Tidak hanya loker, komputer, AC, dan tempat duduk untuk santai pun ada di perpustakaan ini, makanya ruangan ini sangat sering di kunjungi oleh siswa-siswi disini," aku mengangguk paham.
Setelah dari perpustakaan, aku beralih ke kantin lalu ke taman sekolah. Beberapa ruangan di sekolah ini tidak kalah besar dari ruangan perpustakaan, sepertinya aku akan betah sekolah disini.
"Baiklah, sudah hampir jam 5 sore, sebaiknya kita semua harus pulang, aku perwakilan dari sekolah dan juga anggota organisasi mengucapkan terima kasih dan semoga betah ya disini," ucapnya sambil bersalaman denganku.
"Aku yang berterima kasih, dan tentu saja aku akan betah disini,"
"Sampai jumpa besok di kelas Putri" Radhika melambaikan tangannya kearahku, lalu pergi.
Menurutku dia memang wanita yang baik daripada teman-temannya, dia lebih cepat dekat denganku dan akupun menyukai. Setelah beberapa menit aku berdiam diri di taman sekolah, aku pun memutuskan untuk pulang saat itu juga, sambil berjalan menuju gerbang aku menelpon jemputan ku, baru saja telepon ku diangkat dan hendak ku jawab, tiba-tiba saja ada seseorang entah darimana datangnya menabrak ku hingga aku terjatuh bersama dengan hapeku.
"Haduh duh!" ucap laki-laki yang baru saja menabrak ku.
Dia terlihat buru-buru saat jalan kearahku, namun saat aku terjatuh dia tidak mengatakan satu kata pun kepadaku, dia malah sibuk merapikan pakaian nya sedangkan aku sedang mencoba berdiri saja susah.
"Kalau jalan pakai mata dong mas," celoteh ku.
"Mas?! kamu kira saya penjual apa? Panggil mas-mas!"
"Lah kok malah anda yang marah? Seharusnya saya dong? Sudahlah nabrak gak minta maaf pula, cowok apaan kaya–"
"Shutt–! Udah jangan ngomong terus, pusing kepala gw jadinya" sela nya. Tanpa sebab dia menyalahkan semua perkataan ku.
Tanpa berkata lagi laki-laki itu langsung meninggalkan ku sendirian, aku berdengus kesal, dihari pertama ku di sekolah ini sudah ada saja yang membuat mood ku rusak, aku pun mengambil tas ransel ku dan juga hape yang tergeletak di tanah, rusak sepertinya tidak hanya saja hape nya mati, aku terus mencoba menghidupkan hapeku bahkan sampai didepan gerbang pun hapeku masih belum menyala, aku nyaris menangis karena hapeku sebab hape ini adalah satu-satunya hadiah yang di kasih mama ku sebelum dia pergi kerja di luar negeri.
"Bagaimana caranya aku pulang? Aku belum hafal jalan di sekitar sini"
Lama aku menunggu di depan gerbang sekolah, harap-harap jemputan ku datang, tapi nyatanya sampai saat ini pun aku menunggu jemputan ku belum datang juga, aku bingung harus apa?
"Maaf, apakah kamu butuh tumpangan?"
—————————————
Halo halo~ (≧∇≦)
Gimana ceritanya? Kurang seru ya? Nanti aku perbaiki lagi...
Masih chap pertama nih.. Minta vote and komen nya dong? Bolehlah ya U>U
Sudah-sudah, sampai disini dulu bicaranya, see you guys (♡ơ ₃ơ)
Sarangheo♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Boyfriend
Teen FictionTakdir telah mempertemukan dua orang kekasih yang tidak saling mengenal satu sama lain dalam satu hubungan indah. Pria hangat dipersatukan dengan wanita berdarah dingin, mereka saling melengkapi kekurangan masing-masing, bisakah mereka melanjutkan h...