gadis itu sedang sibuk mengemas kamarnya, sibuk memilah barang yang akan di bawa dan yang akan di tinggalkan. Hingga dia menemukan sebuah foto lama di pojok lemari buku tua miliknya, sebuah foto sederhana namun penuh kesan, sebuah foto yang mengingatkan nya pada mimpi mimpinya, sebuah foto yang penuh kenangan manis.Sekilas, kaca mata dan senyum manis itu tampak sangat menawan. Setiap orang pasti akan tersenyum melihatnya, kaca mata dan penjepit rambut kucing itu terlihat sangat cocok dengan wajahnya yang sederhana dan murah senyum.
Namanya Mika, seorang gadis yang baru saja lulus SMA. Kesibukannya meningkat beberapa hari terakhir karena dia harus menyiapkan barang barang untuk keberangkatan nya ke New York university lusa. Mika sangat beruntung bisa mendapatkan beasiswa hingga ke new York, USA. Namun, ia tidak sepenuhnya senang akan hal itu.
Foto itu hanyalah foto sederhana yang berisikan 6 orang remaja, Ada Rehan, Filo, Tasya, Anggun, Ali, dan juga dirinya. Mungkin itu hanyalah foto biasa bagi orang lain, tapi tidak bagi dirinya.
Saat pertama kali mendapatkan beasiswa ke new York, dia sangat senang, tapi dia sadar akan sesuatu, beasiswa ke new York berarti dia akan meninggalkan teman temannya untuk waktu yang sangat lama, dan juga dia akan tinggal sendirian di new York selama 4 tahun. Sudah berulang kali Mika mencoba meyakinkan diri bahwa dia pasti sanggup melalui hal ini, orang tua Mika dan teman temannya sangat mendukungnya. Namun, dia tidak bisa memungkiri rasa gelisah yang menghantuinya.
Perlahan tapi pasti, senyum manis itu berubah menjadi Isak tangis, karena foto itu telah berhasil membuat Mika menjadi semakin gelisah dan sedih. Dia tau kalau teman temannya masih bisa berkumpul di waktu senggang, sementara dirinya?, Tidak mungkin dia terbang dari new York ke Jakarta hanya untuk nongkrong di warung bakmie langganan nya.
Suara Isak tangis itu terdengar dari dalam kamar, tiba tiba saja terdengar suara gadis kecil dari luar kamar.
"Kak Mika?, Aku boleh masuk ga?"
Mendengar suara itu, Mika langsung berpaling dan menghapus air matanya.
"Masuk aja, Nina".
Pintu itu pun di buka dan seorang gadis kecil masuk ke dalam kamar.
"Kak Mika kenapa?, Kok kak Mika nangis?".
"Kak Mika ga nangis Nina, tadi mata kaka kena debu, makanya Kaka keliatan nangis".
"Kamu mau ngapain ke kamar kakak?", Tanya Mika.
"Oh iya, ini...... Aku mau ngasih ini ke kakak!", Mata gadis kecil itu berbinar-binar sembari mengeluarkan sebuah buku.
"Loh, ini kan buku catatan kakak yang udah hilang, kok bisa ada di kamu?"
"Iya kak, tadi pas aku lagi bantuin mama bersihin loteng, aku liat buku ini, ada tulisannya "Mika and Ali", trus ada nama kakak, makanya aku kasih ke kakak".
"Mika dan Ali?", Gumam Mika dalam benaknya.
"Oh iya, ini punya kakak, makasih ya Nina", jawab Mika.
"Oh iya kak, kata mama cepetan, nanti kita mau makan malam dulu".
Setelah memberitahukan informasi itu, Nina keluar dari kamar.
Mika menatap buku itu dengan sangat serius, dia tidak pernah ingat kalau judul dari buku itu adalah Bumi dan langit, seingat dia, itu hanya buku catatan biasa.
Namun Mika segera menaruh buku itu di kotak barang barang yang akan di tinggalkan, dan dia juga segera kembali merapihkan barang barang miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Different Eyes.
Teen FictionNamanya Mika Maharani, Seorang gadis yang baru saja lulus SMA, setelah kelulusannya, dia mendapatkan beasiswa ke new York untuk sekolah di sana. Kegelisahan menyelimuti dirinya karena di hadapkan dengan fakta bahwa dia akan hidup di negara asing sel...