Senyum

59 6 0
                                    

Suara ayam berkokok dan alarm yang menunjukan waktu subuh membangunkanku. Aku segera bangun untuk mandi dan melaksanakan kewajiban sebagai muslim yaitu sholat subuh.

Aku sudah siap dengan seragam sekolah sambil membawa tas dipunggungku.

Lalu aku menuju ke meja makan yang terletak di dekat dapur, ternyata disana sudah ada ibu yang sedang menyiapkan sarapan dan adikku mungkin sedang mandi. Sepertinya ayah masih di masjid.

Aku membantu ibu untuk menyiapkan sarapannya, saat selesai dan ayah juga sudah pulang dari masjid kitapun sarapan bersama-sama.

Tak terasa sudah 3 bulan aku sekolah di SMP Negeri2 dan bulan ini sudah memasuki bulan kelahiranku yaitu bulan Oktober. Aku lahir tanggal 05, masih lumayan lama sih tapi seenggaknya aku sudah memasuki umur 12 tahun.

Rasanya baru kemarin aku sekolah selalu ditungguin karena aku merasa takut, tapi sekarang hanya diantar jemput. Huftt...

♡♡♡

Saat aku sedang berjalan menuju kelasku pagi ini, ada yang memanggilku di belakang "Firsya, tunggu."
Aku berhenti lalu menengok ke belakang dan ternyata mereka berdua sahabatku Sania dan Diva. Ya namaku Firsya Awalliyah, mungkin ada awalnya karena aku anak pertama dari dua bersaudara.

Hari ini pelajaran matematika dan ternyata ulangan harian, aku lupa, hari ini ulangan harian matematika. Aku baru saja mempelajari sedikit, gurunya sudah datang. Sebelum mengerjakan soal aku berdo'a terlebih dahulu, semoga diberi kemudahan oleh Allah swt. Aamiin..

Alhamdulillah selesai, tadi aku sedikit kesulitan dalam mengerjakannya, salah aku juga sih belajarnya sedikit.

Pelajaran matematika dua kali dalam seminggu tapi saat besoknya memang pelajaran itu lagi dan ternyata hasilnya belum dibagikan, karena belum dikoreksi oleh gurunya. Padahal aku sudah merasa penasaran ingin mengetahui hasilnya.

♡♡♡

Seminggu berlalu dan pelajaran matematika dimulai, gurunya sudah tiba, teman-teman kelasku terlihat risau karena hari ini akan dibagikan hasil ulangan kemarin.

Aku juga gelisah saat ibu guru memberikan hasil ulanganku sambil tersenyum kepadaku.

Saat aku membukanya, ouhhh tidak nilaiku 70 dan di nolnya  itu ada emot sedih dan dibawahnya ada tanda tangan seseorang tapi tanda tangan itu persis dengan nama, tertulis disitu 'Rifal'.

Aku kecewa dengan hasil ulanganku sendiri, padahal KKMnya 75 jadi harus remed deh. Hehehe..  Akupun bingung karena aku tak kenal dengan nama itu. Sebab aku jarang keluar kelas.

Teman kelasku ada yang bertanya ke Ibu guru "Bu, kelas berapa yang mengoreksi ulangan kelas kita?" Kata Sari salah satu teman kelasku.

"Kelas 7'7" kata bu guru yang bernama Lisa itu sambil tersenyum.

"Ouh" ucap Sari sambil memikirkan sesuatu.

Reaksi teman-temanku berbeda-beda, ada yang bilang
'wah asik, dikoreksi orang-orang cakep'

'huh gue sih kayanya kurang beruntung deh'

'gak semua orang cakep di kelas itukan:('

'tapikan kelas itu yang terkenal dengan orang cakepnya'

ya itulah keributan yang terjadi jika ulangan harian dikoreksi oleh kelas lain.

Aku masih saja melihat hasil ulanganku, 'ini sungguh aneh' gerutuku.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, aku dan sahabatku menuju ke gerbang depan, ternyata sudah ada ayahku yang jemput.

Aku pamit pulang duluan pada sahabatku. "Aku duluan ya, sudah dijemput, Assalamualaikum.. dah.."

"Wa'alaikumussalam warahmatullah.. dah.. hati-hati ya" kata mereka sambil melambaikan tangannya.

Akupun membalasnya sambil tersenyum mengangguk.

♡♡♡

Setelah libur selama satu minggu yang membuatku sangat merindu. Itu karena kakak kelas study tour ke Bandung. Aku merasa bahagia bisa masuk sekolah kembali. Karena akan bertemu dengan sahabat-sahabatku.

Saat ini aku dan sahabatku sedang di dalam perpustakaan sekolah. Sebab tidak ada guru yang mengajar dikelas kami.

Aku sedang mencari-cari buku untuk belajar karena aku merasa kurang cukup jika hanya mendengarkan guru yang menjelaskan dalam belajar jadi aku perlu buku lagi untuk menambah wawasan.

Setelah selesai aku mengajak sahabatku untuk ke kelas, 
Aku bertemu seorang laki-laki yang ingin masuk ke dalam perpustakaan, ia tersenyum padaku. Yang membuatku bergidik ngeri itu karena aku tak kenal dengan dia, namun anehnya dia tersenyum padaku.

Aku segera mengalihkan mataku ke arah lain, untuk memastikan apakah dia senyum padaku atau orang lain tapi ternyata perpustakaan ini sudah mulai sepi. Jadi, Huh..

Dalam batinku berkata
'Maa Syaa Allah, senyumnya manis banget'

Aku pergi ke kelasku sambil berjalan menunduk dan tersenyum malu disepanjang jalan.


***

Hmm siapa ya dia??

Ini cerita pertamaku, semoga kalian suka:)

Aamiin..

Sepakat Berpisah, Namun GelisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang