"Kamu kenapa narik aku sih, Sania?" Tanyaku.
"Kamu gak liat mereka itu ngeliatin kamu terus, dari tadi aku merhatiin kamu loh. Aku cuma gak mau kamu diganggu sama mereka" jawabnya sambil mendengus.
"Siapa tau mereka bukan liatin aku" ucapku sambil berusaha menenangkan amarahnya.
"Iya deh maaf"
"Untung aja makanan dan minumannya ke bawa sama kita. kalau enggak, ya kita gak makan deh"
"Iya Alhamdulillah, maaf ya"
"Ya udah gapapa"
"Ayo kita makan, aku udah laper nih" ucapnya sambil melihat makanan.
"Ayoooo" jawabku dengan semangat.
♡♡♡
Hari minggu merupakan hari yang begitu menyenangkan bagiku dan mungkin bagi sebagian orang lain juga. Karena bisa kumpul sama keluarga, nonton film, rebahan, baca wattpad, ataupun membantu orang tua.
Pagi ini aku memulai hari dengan memberi makan ayam. Aku memelihara 8 ekor ayam. Menurutku mereka sangat menggemaskan, karena bisa membuatku tersenyum dengan tingkahnya yang begitu manis. Seperti saat ini aku akan memberikan mereka makan, lalu mereka berlari menujuku yang sedang memanggil mereka.
Keurr..keurrr..keurr.. panggilku.Mereka makan dengan begitu lahap. Ribut sana ribut sini, lari sana lari sini sambil mematuk makanan yang aku lemparkan. Rusuh banget tapi seru...
Setelah memberi mereka makan, aku menyiram tanaman yang berada di samping kandang ayam. Aku menanam pohon strawberry, jahe, kunyit, bunga matahari, kaktus, dll.
"Firsya, sini tolong ibu" panggil ibuku.
"Iya bu, Firsya datang" jawabku sambil berlari menuju arah suara yang kudengar.
Ketika sampai, ternyata ibuku sedang memasak. Aku membantunya sesuai kemampuanku.
Siang harinya, saat aku pergi ke warung untuk membeli sesuatu yang ibuku suruh. Aku berjalan sambil menikmati tiupan angin yang begitu menenangkan.
Setelah ketiga rumah tetangga sebelah kiri yang ku lewati, ada rumah keempat yang sangat ramai. Aku penasaran tapi aku malu jika harus bertanya, jadi aku memilih hanya lewat saja tanpa bertanya ataupun menyapa.
Ketika sudah sampai di warung yang bersebrangan dengan rumah ketujuh dari rumahku. Aku membeli belanjaan sesuai dengan yang tercatat dikertas yang sudah ibuku siapkan tadi.
Lagi-lagi aku harus melewati rumah yang sangat ramai itu. Namun sekarang aku bersebrangan dengan rumah itu. Rasa penasaranku masih saja ada, aku memutuskan untuk menengok ke arah kananku. Lalu ada laki-laki yang menatapku tajam dengan tatapan tidak suka. Sepertinya aku pernah bertemu dia. Tapi dimana? Ah, Aku melupakannya.
Langsung ku lanjutkan saja berjalan daripada memikirkan dia yang tidak ku kenal.
♡♡♡
Upacara hari senin, 07 Maret 2016 segera dimulai..
Masing-masing pemimpin barisan menyiapkan barisannya..Itulah yang dikatakan oleh petugas upacara yang sedang diwakilkan oleh OSIS di sekolahku untuk hari ini.
Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara..
Dia..
Bukannya dia yang kemarin. Owh, ternyata dia anggota OSIS.
Batinku"Fir.. kok kamu diem aja sih, kenapa gk hormat?" Tanya Sania padaku.
"Eh, iya iya" jawabku ragu-ragu.
Karena tadi aku gk denger, terlalu sibuk melihat dia yang jadi pemimpin upacara.'Tampan'
Satu kata itu yang menggambarkan tentang dia.Pelajaran terakhir sudah berakhir, waktunya pulang. Tapi aku masih memikirkan orang yang tadi deh.
Namanya siapa ya?
Kalau kenalan malu gk ya?
"Kok kepikiran terus ya?" Tanyaku pada diri sendiri dengan pelan sambil memegang kepalaku.
"Kepikiran apa?" Tanya Sania dengan wajah penasaran.
"Eh kamu denger, engga kok bukan apa-apa" jawabku berusaha santai.
"Kok kamu jadi suka bengong sih dari tadi pagi ? Beneran gapapa?" Tanya Sania khawatir.
"Beneran aku gapapa kok"
"Ya, udah ayo pulang" ucapnya sambil menarik tanganku untuk keluar dari kelas. Dia suka banget narik aku, huh.. untung sabar.
Saat kita menunggu di depan gerbang sekolah. Aku ingin sekali menanyakan nama orang itu.
"Sania"
"Kenapa?"
"Kamu kenal gk sama yang tadi jadi pemimpin upacara?"
"Eumm" dia hanya bergumam dan seperti sedang berpikir.
"Ouh yang tadi"
"Yang tadi itu namanya Rian, dia kelas 7'7. Ganteng ya? Ya iyalah kelas 7'7 gitu loh" lanjutnya.Dia yang nanya dia yang jawab
"Apa urusannya sama kelas 7'7? Tanyaku.
"Kan kelas 7'7 banyak yang ganteng dan cantik, sayang" jawabnya lembut dan dimain-mainkan.
"Ih apaan sih, sayang-sayang pala lu peyang" jawabku kesal.
"Eh ngomongnya gk boleh kasar ya" ucapnya.
"Oh" jawabku singkat.
"Ya udahlah aku duluan ya, udah dijemput. Bye... Assalamualaikum" teriaknya sambil menjauh dariku.
"Iya, wa'alaikumussalam warahmatullah"
Huh.. sabar-sabar..
***
Sabar ya Firsya:)
Makasih buat yang udah mau baca ceritaku..
☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepakat Berpisah, Namun Gelisah
LosoweSaat aku sedang berjalan menuju kelasku pagi ini, ada yang memanggilku di belakang "Firsya, tunggu." Aku berhenti lalu menengok ke belakang dan ternyata mereka berdua sahabatku Sania dan Diva. Ya namaku Firsya Awalliyah, mungkin ada awalnya karena...