01- Butterfly

16 4 4
                                    

KLIK BINTANGNYA YA

*

JANGAN LUPA COMMENT DAN SHARE

*

HAPPY READING:*

***

"Kau lembur malam ini, Nix?" tanya Megan. Rekan kerja sekaligus sahabat Nixie.

"Yeah...aku perlu uang untuk makan." jawab Nixie, kemudian gadis itu melanjutkan tugasnya yang sempat terhenti karena pertanyaan Megan.

"Kau benar-benar akan lembur, Nix?" tanya Megan kembali. Sepertinya wanita itu sangat senang mengganggu Nixie yang sedang sibuk.

Nixie mendengus, "Ya Megan. Kau tak akan pulang?" geram gadis itu. "Kau sangat mengganggu dengan semua pertanyaanmu itu."

"Kau mengusirku, Nix?" sergah Megan, "oh aku benar-benar sakit hati karena perkataanmu," sambungnya kembali.

Megan berkata dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin, sengaja benar mengganggu gadis itu.

"Oh Megan. Berhentilah menggodaku. Kau tahu? Itu sangat mengganggu." Nixie meletakkan piring yang ada di genggamannya, lalu gadis itu mengeringkan tangannya.

Nixie menatap sahabatnya itu, "Kau akan pulang atau menungguku? Mungkin ini akan sedikit lebih lama."

Megan tampak berfikir sejenak. Gadis itu mengerutkan dahinya. Lalu menatap Nixie sambil menyeringai. Nixie yang tak mengerti maksud gadis itu spontan menaikkan alisnya.

"Hei Nix, apakah kau tak ingat? Aku ada janji dengan kekasihku malam ini," ucap Megan. Gadis itu tertawa kencang. "Aku tak akan menunggumu, aku hanya ingin mengganggu."

Megan menyentuh kepala Nixie, lalu menggerakkan tangannya. Membuat rambut yang telah terikat rapi itu berantakan.

"Jangan pulang larut malam ya. Kau tahu? Banyak vampire yang berkeliaran di malam hari," ucap Megan dan langsung berlalu meninggalkan Nixie.

Nixie memandang Megan dengan kesal, "Hey, kau jangan seperti memberi harapan jika pada akhirnya meninggalkan."

Megan yang sempat melangkah untuk pulang seketika berhenti. Gadis itu memutar badannya ke arah Nixie, "Apa kau baik-baik saja, Nix?"

***

"Ah sial, aku terlambat."

Nixie mengumpat, tertinggal bus terakhir.

Gadis itu menendang batu krikil yang ada di pinggiran jalan raya. Ia berjalan lunglai dengan sesekali menoleh ke belakang berharap ada orang yang ia kenali akan menumpanginya. Walaupun ia tahu itu tak akan mungkin, mengingat saat itu sudah larut malam.

Gadis itu merogoh tas kecil berwarna peach yang menggantung di bahunya. Lalu kembali mengumpat.

"Bodohnya kau Nix... Bahkan untuk memesan taksi saja kau tak memiliki cukup uang."

Nixie menatap sebal pada tas lusuh miliknya. Mencoba mencari kembali, barangkali ada uang yang terselip. Namun nihil.

Dengan berat hati gadis itu pulang dengan berjalan kaki karena tidak mungkin ia menunggu bus yang akan tiba di kemudian hari.
Menatap ke sekeliling, Nixie bergidik ngeri. Jalan itu dikelilingi oleh hutan. Sepi dan gelap,tentu saja.

Ini adalah jalan tercepat dari sekian banyak jalan yang mengarah ke rumahnya. Sebenarnya gadis itu bisa saja melewati jalan lain yang lebih ramai. Namun, ia harus memutar. Dan itu membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga.

Nixie mempercepat langkah kakinya. Yang terpenting saat ini adalah tiba di rumahnya dengan cepat.

Angin malam menerbangkan anak rambut gadis itu. Pohon-pohon seakan menari menyaksikan Nixie yang berjalan kaki seorang diri. Sialan, batinnya.

Jalanan ini sangat sepi. Aroma khas dari hutan itu tercium jelas di indra penciuman Nixie. Hanya suara angin, hewan malam, dan langkah kakinya yang mengisi kesunyian malam itu.

Cahaya bulan pun tertutupi oleh lebatnya dedaunan hutan. Sehingga, mau tak mau gadis itu harus menghidupkan flash dari ponselnya untuk membantu penerangan karena hutan itu benar-benar gelap.

'Ah sial, kenapa hutan ini mengerikan sekali.' batinnya takut.

Pikiran gadis itu mulai tidak terkendali. Sosok-sosok mengerikan mulai muncul dalam benaknya. Bagaimana jika tiba-tiba muncul hantu saat dia terpejam untuk mengedipkan mata.

Tak mau memikirkan hal yang membuatnya semakin takut, Nixie meneruskan langkahnya.

Krekk

Nixie terkejut lalu menatap sekelilingnya, ia mendengar bunyi ranting pohon yang dipijak seseorang. Bulu-bulu halus pada tubuh Nixie seketika berdiri, gadis itu ketakutan.

'Ah sial', batinnya menjerit.

Ia sendirian, namun seperti sedang diawasi.

Ia sendirian, tetapi terasa seperti sedang diikuti.

Nixie mempercepat langkah kakinya karena banyak hal aneh yang terjadi. Bahkan langkah kaki itu terkesan seperti berlari. Peluh sudah membanjiri dahi dan leher gadis itu.

Waktu terasa sangat lama berlalu. Dengan perasaan was-was Nixie semakin mempercepat langkahnya. Ia baru dapat membuang nafas lega saat melihat ujung dari hutan itu.

***

"Siapkan berkasnya, aku ada meeting hari ini," ucap pria itu pada sekretaris wanita berkaca mata tebal.

Pria itu mengenakan kembali setelan jas yang sempat tersampir di kursi kerjanya. Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangannya, lalu memperbaiki dasi yang dirasa kurang rapi. Tatapan tajamnya yang menusuk, memperlihatkan betapa berkuasanya lelaki itu.

"Tuan Derico."

Derico menoleh pada Alex, tangan kanannya. Alex berjalan ke arah Derico sambil memegang map berwarna merah di tangan kanannya. Derico menaikkan alis dengan wajah datarnya.

"Gadis itu, kami sudah menemukan data-data terkait dirinya." Alex menyerahkan sebuah map berwarna merah kehadapan tuannya.

"Namanya Nixie Chriselda, seorang yatim piatu. Ia bekerja di sebuah restoran yang cukup terkenal di daerah sini," sambung Alex.

"Berapa umurnya?" Derico kembali membolak-balik kertas yang ada di dalam genggamannya.

"23 tahun, Tuan."

Gerakan membolak-balik kertas Derico terhenti, pria itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. Kedua alisnya bertaut, semakin menambah kadar ketampanannya. Lalu salah satu sudut bibir pria itu terangkat.

"Dia..." Ucapan Derico menggantung di udara. Pria itu mengangkat kepala, kemudian menatap Alex seperti mempertanyakan sesuatu.

Pria yang sedang di tatap pun hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Lalu seringaian muncul pada bibir Derico.

'Tunggulah sebentar lagi,' batinnya.

Tbc


Tavia Okuta
20-02-2020


Hola....
Lama tak jumpa
Btw, tanggal hari ini cantik yahh




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang