Hissing Fits

2.2K 225 187
                                    


BoBoiBoy milik Animonsta Studios

Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari tulisan ini.

.

.

.

.

Halilintar itu pemarah. Tapi pemalu.

Fakta ini tak banyak diketahui oleh orang seantero SMA Pulau Rintis kecuali Tok Aba, keenam adik kembarnya, Yaya, Ying dan Gopal. Reputasi sangar dan pendiam Halilintar itu mendominasi di pandangan publik dan ia dikenal sebagai remaja cool tsundere macam di anime Jepang. Belum lagi Halilintar adalah ketua klub silat sekolahnya, membuat reputasi Halilintar semakin angker. Jarang ada yang mau berbuat aneh-aneh padanya, semuanya enggan dan sungkan pada remaja itu. Tambahan lagi mukanya selalu masam dan irit bicara, lengkaplah sudah.

Namun sebaik-baiknya imej apik Halilintar, yang tahu seluk-beluk karakternya hanya keluarganya. Mereka akan berkata kalau Halilintar itu biar pemarah tapi hatinya baik dan pemalu!

.

.

.

Taufan

Taufan ingat insiden Jum'at lalu.

Tiap hari Jum'at ada pelajaran kesenian yang berarti acara memainkan alat musik, menari, menggambar atau menyanyi. Seni adalah mata pelajaran yang paling disukai Taufan sebab kesenian adalah satu-satunya mata pelajaran yang ia unggul mengalahkan keenam saudaranya. Tak heran hari Jum'at pagi itu Taufan begitu riang gembira, lebih ceria daripada biasanya.

Tapi berbeda dengan Taufan, Halilintar sangat benci hari itu. Penyebabnya adalah ia mendapat giliran menyanyi di depan kelas, giliran pertama pula. Ia paling benci kalau disuruh maju ke depan kelas karena malu dilihat orang sebanyak itu—lagipula mereka semua sudah SMA, kenapa masih ada pelajaran kesenian dan menyanyi di depan kelas?

Akibatnya sekarang seluruh murid kelas 3-C SMA Pulau Rintis memandangi Halilintar yang berdiri di depan sambil memegang buku lagu dengan jari gemetaran. Sudah bermenit-menit Halilintar hanya berdiri mematung tanpa melakukan apapun. Teman-teman sekelasnya mulai tak sabar.

"Ayo Hal! Nyanyi!" seru seorang murid.

"Cepat oi!"

"Lama!"

"Lambaaat!"

Halilintar kian terdesak. Ia berusaha mengeluarkan suaranya tapi tak bisa. Rasanya malu sekali menjadi pusat perhatian orang banyak. Rasanya ingin lari saja dari sana sejauh mungkin.

Sementara itu dari kursinya, Taufan mengamati dengan harap-harap cemas. Apa kakaknya akan baik-baik saja?

"Halilintar, kamu mau menyanyi atau tidak?" tanya gurunya.

"I... iya mau..." jawab Halilintar lirih. Ia takut tak dapat nilai.

"Ya sudah kalau begitu, cepat menyanyi!" teriak seorang anak.

Hissing FitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang