Kita dua manusia yang sama-sama keras kepala. Meski sembahyang di tempat berbeda, kita nekat bersama atas nama cinta.
Tapi bukankah perasaan tak pantas dipersalahkan? Bukankah Tuhan tak pernah memberi kita kesempatan – memilih jatuh cinta pada siapa?
Tanpa mengingkari keyakinan, tanpa mengkhianati perasaan, mungkinkah berdua kita bisa mendamaikan keadaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA
FanfictionApakah bersamaku, kamu merasa keliru? Apa kamu mulai setuju, bahwa perbedaan tak akan pernah mengijinkan kita bersatu? Atau kah keyakinanmu justru masih sebesar dulu, saat kita baru bertemu?