1. Pertemuan

5 1 1
                                    

Awalnya aku sangat menantikan hari ini, hari dimana akhirnya aku menjadi seorang mahasiswi, walaupun masih dalam masa orientasi. Dihari pertama tak banyak barang yang harus aku persiapkan, karena kegiatan hari ini hanya sebatas pengenalan kampus dan demo beberapa UKM.

Sangat membosankan memang, karna sedari tadi aku hanya duduk mendengarkan penjelasan, mataku mulai lelah melihat kedepan. Aku memutar bola mataku ringan. Mataku terhenti, melihat sosok laki-laki tinggi yang sudah pasti tampan. Dia terlihat manis walau dari jauh. Mataku terus mengikuti setiap langkahnya.

"Kak Varo" suara temenku mengagetkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Varo" suara temenku mengagetkan.

Dia berbalik melihat ke arahmu, bukan hanya melihat, sekarang dia sedang berjalan ke arahku. Apa dia sadar aku perhatiakan? Celakalah kau Zahra. Aku sangat bingung harus berbuat apa, aku pura-pura melihat ke arah berlawanan, tapi ekor mataku masih bisa melihat dia semakin dekat.

"Hei.." katanya berdiri tepat di hadapanku. Aku benar-benar bergetar, dia menyapaku? Sungguh? Suaranya indah. Ah aku rasa aku jatuh cinta padanya.

Aku memebranikan diri mengangkat kepalaku, maksud hati ingin menjawab salam darinya.

"Kamu kuliah disini de?" Lanjutnya yang membuat aku malu, sial dia bukan menghampiriku, tapi temanku. Apa dia mengenal kakak ini? Aku harus mencari tahu.

"Iya, kan waktu itu aku bilang aku mau sekampus sama kakak" balas temanku seraya tersenyum tipis.

Kamu tahu? Dia juga tersenyum. Benar-benar manis, tapi sayang senyum itu bukan untukku.

"Dek kakak kesana dulu ya, nanti kalau ada apa-apa kamu bilang kakak oke?"

Hah? Enak sekali dia.. aku sedang menggerutu cemburu dalam hati eh kakak itu menambahkan pernyataan yang membuat aku sakit.

"Kamu masih punya nomer kakak kan?"

Aku juga mau!! Sungguh aku juga mau di perhatikan seperti itu!!!

Aku sangat yakin sekarang ekspresiku sedang tidak bagus.

"Hei.."
Aku menoleh merasa terpanggil.

"Kamu suka ya sama kak varo?" Tanyanya tiba-tiba. Sialan mau apa dia bertanya seperti itu, mau meledekku?  Aku milih diam tak menanggapinya.

"Dih ga dijawab, padahal aku punya info tau tentang kaka Varo"ucapnya menekan kata kak Varo.  Ah dia sepertinya sedang memancingku.

"Kak Varo itu sebenernya seniorku waktu sma dulu, terus nih ya kak varo itu dulu mantan.."

"Kamu bisa diam tidak!!" Ucapku memotong. Dia benar-benar berisik. Ah atau aku takut mendengar kata-kata selanjutnya? Apa dia mau bilang kak Varo itu mantannya?

"Hahahha"
Dia gila atau bagaimana bukannya diam malah tertawa.

"Apa yang kamu pikirkan? Pasti kamu mengira aku akan bilang dia dulu mantanku ya.. hahhaa" ucapnya penuh dengan tawa.

Aku menyesal duduk si samping dia.
"Hei zahra, kenalin namaku sella aku ini adik sepupunya kak Varo. Dan kamu ga perlu malu, terlihat jelas jika kamu menyukai kakaku itu" ucapnya berbisik yang membuat aku semakin malu.

"Kamu benar-benar cerewet!! Apa kamu tidak lihat sekarang itu sedang ada persentasi UKM" jawabku asal karna sudah terlanjur malu. Apa benar seketara itu? Sungguh? Ah zahra kamu begitu bodoh!!

"Aku ga yakin tu kamu dengerin persenasinya" ledeknya 
Dia sanggat puas sepertinya.

"Zahra kau tau, dia jomblo, dia suka bemain alat musik, suaranya bagus, nih ya dia jago banget moto, ya iyalah kan jurusan DKV, terus nih ya dia itu unik banget orangnya. Tapi sih yang paling bikin aku bangga punya kakak sepupu kayak dia itu, walaupun dia tau dia tampan dia tetep ramah, ga sombong... " Sella terus mengoceh, aku sama sekali tak merespon tapi aku mendengarnya dengan baik. Dan tentu saja aku gembira ketika sella mengatakan jika kak Varoitu jomblo, tandanya masih ada kesempatan buat aku memilikinya.

"Zahra.. hallo.. zahraa..." Sella lembaikan tanganya di depanku.

"Eh ya, kenapa" ucapku kaget

"Haha bahkan kamu sampai melamun" lagi-lagi dia tertawa.
Sungguh rasanya aku ingin menghajarnya.

"Sella kamu bisa tidak berhenti tertawa? suaraka ketawamu itu menakutkan." Kesalku padanya

Dia malah tersenyum tak jelas.
"Kamu kenapa? Aku sedang berbicara denganmu!!" Tambahku kesal, dia masih saja tidak merespon.

"Sella!!!" Ucapku sedikit membentak.

"Kau kenapa?"
Suara itu.. seperti nya aku kenal suara itu, aku menoleh ke belakang, betapa terkejutnya aku di belakangku ada dia, kak Varo ada di belakangku, hancur husah semuanya, mana aku sudah teriak tidak sopan tadi.

"Zahra di tanyain tu.." ucap sella enteng

"Hah?" Aku benar-benar bingung tidak paham

"Hah.. heh.. hah.. heh... Itu ditanyain sama kak Varo kamu kenapa.." balas sella tertawa senang.

"Kok aku?" Aku masih tidak paham.

"Iya kamu, tadi kata sella kamu pusing.." ucap kak Varo lembut.
Apa dia bilang 'kamu' sungguh aku pengen teriak sekarang juga.. dia bilang kamu..

"Ah elah, zahra amnesia kak, itu tadi padahal pusing sekarang dia lupa. Ajakin ke sana aja kak, kasian sini enggap.." sella benar-benar asal, tapi entah kenapa aku suka.

"Yuk ikut aja, nanti kaka temenin kok. Sella ga mau ikut sekalian?"

"Ga usah, sellakan kuat, tahan baper.."

aku berharap sella sehat selalu, dia memang ampas tapi aku masih membutuhkan dia.

"Ya sudah, ayo dek.. kamu bisa jalan sendiri?"

Belum juga aku menjawab dia dengan baik berusaha memapahku, padahal aku sekarang sedang dalam keadaan sehat.

Sebentar ini apa yang sebenarnya sella lakukan? Aku melihat ke arah sella memberikan kode meminta penjelasan, sella mengangkat ponselnya, jelas disitu ada fotoku. Fotoku ketika tadi sempat melamun karna kak Varo.

Aku bingung harus kesal atau senang, yang jelas aku harus berterima kasih pada sella, karna dari sinilah kisahku dimulai. Kisah bersama laki-laki yang sampai sekarang masih aku harapkan.



Jangan lupa vote dan komen ya.
Saran juga jangan lupa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang