SS#1

2.7K 150 18
                                    

Gadis berambut cokelat tua si pemilik bola mata biru tersebut dengan balutan baju tebal dan syal dilehernya sedang berjalan menerobos dinginnya angin malam di kota new York. Salju yang turun membuat dirinya sedikit meringis merasa kedinginan. Balutan baju tebal saja tidak bisa membantunya merasa kehangatan. Ia harus cepat-cepat pulang ke rumah sebelum salju semakin besar turun.

Dirasa udara semakin dingin, gadis tersebut memilih untuk menaiki taxi daripada berjalan kedinginan dan lama-kelamaan dirinya akan menjadi es.Dia berdiri di pinggir jalan memasukan kedua telapak tangannya kedalam saku baju tebalnya menunggu taxi yang lewat.

Lama sudah ia menunggu tapi tidak ada taxi yang mau berhenti. Tau seperti ini dia akan berjalan saja. Sekarang dirinya sudah menggigil. Gila. Kota new York malam ini membuat dirinya menjadi mati rasa.

Baiklah, mungkin ia akan kembali berjalan ditemani udara tidak bersahabat ini. "Semangat xowie! Ada zow dan motte yang menunggumu di rumah." Semangatnya pada diri sendiri. Dirinya kembali bersemangat mengingat ada dua peliharaan berbulu di rumahnya. Seekor anjing bernama zow dan kucing bernama motte. Zow adalah anjing berjenis bichon frise yaitu anjing berbulu putih dan untuk motte itu salah satu kucing berjenis scottish fold si telinga pendek. Motte bercorak putih abu. Xowie sayang keduanya.

Setelah lama berjalan, xowie sudah sampai di rumahnya. Rumah minimalis yang dibeli dengan hasil jerih payahnya sendiri. Saat dia membuka pintu sudah ada zow berdiri di depannya dengan mengendus mengendus kaki milik xowie. Xowie berjongkok lalu mengangkat zow sayang. "kau tahu. Aku hampir mati kedinginan tadi."
Ceritanya pada zow. "mana kucing kecilku?" Xowie menyapu ruang tengahnya. Tidak ada motte disana. Mungkin ada di dalam kamarnya.

Saat ia membuka kamarnya, betapa terkejutnya xowie melihat motte sedang di elus oleh seorang pria tidak dikenal.
"K-kau s-siapa?"

Xowie baru ingat. Tadi dia tidak mengunci pintu saat keluar rumah. Ini salahnya. Sekarang alarm bahaya sedang berbunyi, xowie bingung harus bagaimana. Pria itu tidak menampakan wajahnya karena tertutup oleh kupluk jaketnya.

"Kau sudah pulang ternyata?" Kata yang dilontarkan pria tersebut seperti bertanya seolah mengenal siapa sosok xowie.

"T-turunkan kucingku!" Xowie memberanikan diri untuk mengatakan hal itu. Dirinya yang masih di ambang pintu tidak bisa berbuat apa-apa selain meminta pria tersebut berhenti mengelus motte. Ia hanya takut motte kenapa-kenapa.

"Kurasa kucingmu menyukaiku. Bagaimana kalau kubawa kucingmu untuku?"

"Tidak boleh. Motte milikku!"

Pria itu tertawa lantang lalu berdiri dari duduknya dari ranjang xowie. Pria tersebut mendekati xowie. Semakin dekat jaraknya, xowie semakin mundur. Pria tersebut menarik xowie sampai tubuh xowie membentur tembok agak keras. Pria itu mengunci dirinya. "baiklah, kucing ini milikmu. Tapi kau..." Pria tersebut membuka kupluk yang menutupi wajahnya. Manik biru milik xowie bertemu dengan manik hijau terang pria tersebut. Xowie terpaku sebentar menatap mata indah pria tersebut. Seakan terhipnotis dengan manik indahnya.
"....kau milikku!" Lanjut pria tersebut. Membuat xowie terbebas dari lamunannya. "apa?"

Pria tersebut mendekat ke wajah xowie yang sudah memucat. "Kau milikku, xowie."

Bagaimana pria itu bisa tahu namanya. Dan apa-apaan dengan mengklaim xowie menjadi miliknya.

"Siapa dirimu?" Tanya xowie

"Kau tak perlu tau siapa aku." Setelah xowie mendengar perkataan dari mulut pria misterius tersebut, pandangannya memburam dan berakhir menjadi gelap. Xowie jatuh dalam pelukan pria itu.

Lalu pria tersebut membawa xowie pergi ke rumah miliknya sesuai yang sudah direncanakan. "Ucapkan selamat tinggal pada rumahmu, sweety." Bisik pria itu pada xowie yang sedang pingsan di sisi kemudinya.

EYOYOYO
Alhamdulillah satu chapter beres. Lanjut ga nih guys? Pada tertarik sama cerita ini ga?

Ya udah deh aku cuman mau ngasih foto zow sama motte

Ya udah deh aku cuman mau ngasih foto zow sama motte

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

UCOL KAN MEREKA😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

UCOL KAN MEREKA😭

Jan lupa vote!

Stockholm syindromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang