skylos

260 25 10
                                    

"martini Vermouth, Cho?" tanya bartender yang sudah hafal betul apa yang akan dipesan oleh salah satu tamu VVIP-nya ini.

"nope. Kali ini aku mau Bacardi," jawab pemuda bermarga Cho ini. "perasaanku saja atau emang malam ini ramai sekali," lanjutnya.

"dua minggu ini emang selalu ramai. Sejak pria yang duduk arah jam 2 itu datang. Cukup menguntungkan buat kelangsungan clubku ini," jawab bartender yang bernickname Lee Hangyul itu. "satu Bacardi untuk tuan Cho Seungyoun," lanjut Hangyul.

Seungyoun memutar kepalanya untuk melihat apa yang Hangyul bilang tadi. Walaupun cahaya yang remang - remang, dia masih bisa melihat ada seseorang duduk disofa yang dikelilingi wanita - wanita berbusana minim dengan lipstik merah terang.

Merasa ada yang menatapnya, pria itu melihat Seungyoun yang sedang menatapnya. Seungyoun langsung membalikkan badan dan menegak segelas minuman yang ia pesan tadi.

"hi, pretty boy. sendiri?" tanya pria tadi. Ia mendudukan dirinya disamping Seungyoun.

Seungyoun mengangguk. Sebenernya dia gak peduli dengan kehadiran pria itu disampingnya. Bau wanita yang menempel padanya tadi sangat mengganggu indra penciumannya. Toh,Dia kesini cuma ingin minum untuk menghilangkan stress pekerjaannya saja. Tak lebih dari itu. Dia termasuk pria yang gak macem - macem seperti kebanyakan teman kerjanya.

"Bacardi?" tanyanya.

"minuman pembuka," jawab Seungyoun.

"not bad," balas pria itu sambil mengangguk." Hennessy one, gyul."

"Han Seungwoo," kata pria itu sambil menjulurkan tangannya.

Seungyoun hanya melirik dan tak niat untuk membalasnya. Ia menegak satu gelas minumannya lagi. "Seungyoun," jawabnya.

"ah, nama yang bagus," balas Seungwoo sambil menarik kembali uluran tangannya yang tak digubris lawannya itu.

"hennessy-mu, Mr. Han," kata Hangyul memecahkan kesunyian antara kedua pria itu.

"thank you," balas Seungwoo.

"kenapa kau kemari?" tanya Seungyoun.

"entahlah. Disana tidak begitu menarik," jawab Seungwoo sambil meminum pesanannya tadi. Yang tak luput dari pandangan Seungyoun.

"cih, munafik sekali. Bukankah kau menikmatinya juga?" balas Seungyoun.

"ah, kelihatan ya? Matamu tajam juga, Mr. Cho," kata Seungwoo. "tapi, aku tidak bohong kalau disini lebih menarik," lanjutnya.

Seungyoun mengabaikannya.

"cho, mau taruhan?"

" tiba - tiba?"

Seungwoo hanya menaikan alisnya.

"kalo saya menang kamu pergi dari sini," kata Seungyoun.

"fine. Kalo saya yang menang kita bercinta. Gimana?" ucap Seungwoo enteng.

"hei, itu gak seimbang. Aku normal, bodoh"

"aku juga, pretty boy. Tapi kau tampak menarik. Tidak ada salahnya mencobakan?"

Seungyoun yang merasa tertantang akhirnya mengiyakan taruhan bodoh itu. Walaupun hasilnya masih abu - abu, tapi gak ada salahnya buat mencoba. Seungyoun selalu menang dalam semua permainan.

Seungwoo menunjuk wanita yang sedang menari diantara kumpulan manusia di lantai dansa di bawah sana. "kalau dia menoleh ke arah sini maka aku menang. Gimana?"

"mana bisa begitu?" protes Seungyoun. Karena dia yakin gak ada peluang dia menang. Ia ingat saat dia masuk pria itu seperti magnet di club ini.

"oke, terserah padamu"

"kita selesaikan secara jantan, Mr. Han," kata Seungyoun. "Hangyul, aku pesan vodka dan dua gelas," lanjutnya.


tbc

Midnight (H)oursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang